This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, December 28, 2011

UKM Belum Bisa Menikmati Bunga Kredit Murah

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) masih sangat konservatif. Akibatnya tidak dapat dinikmati sektor UKM. Dengan keadaan tersebut dunia usaha, terutama usaha kecil dan menengah masih tetap belum dapat menikmati perbaikan kondisi eksternal pasar keuangan yang baik hingga saat ini,* ujar Ketua Umum Kadin Bambang Suryo Sulisto dalam acara Catatan Akhir Tahun Menyongsong 2012 di Jakarta, Rabu (28/12).

Jika mengutip data Bank Indonesia, Kadin melihat BI rate berada di angka 6 persen lebih tinggi jika dibandingkan US Prime Rates sekitar 3 persen per Oktober 2011. BI rate juga lebih tinggi bila dibandingkan Japan Prime Rates di level 1,5 persen pada waktu yang sama.

Suryo melanjutkan, justru ketika dana melimpah, suku bunga tetap di posisi tinggi sehingga dunia usaha tidak dapat memaksimalkan momentum yang baik tersebut. "Oleh sebab itu, saya meminta pemerintah dapat menurunkan tingkat bunga sehingga memberikan insentif bagi swasta untuk investasi," kata Bambang.

Idealnya, kata Suryo, suku bunga kredit perbankan bisa berada di bawah 8 persen. Saya berpikir kalau di angka 8 persen masih pada kenyataan untuk bisa kita capai nantinya. Dan ini harus dilakukan pemerintah dengan kerja keras," ujarnya.

Dia menuturkan, agak aneh jika BI rate sudah turun tetapi suku bunga perbankan masih tinggi. Sejauh ini, Kadin melihat upaya yang dikerjakan oleh BI tidak diikuti dengan penurunan tingkat bunga bank-bank yang komersil. "Kontribusi bank-bank komersil juga pada investasi perusahaan dan kapital kerja masih rendah, sekitar masing-masing 25 persen dan 21 persen sehingga kurang mendorong perkembangan sektor riil," tegasnya.

Suryo menambahkan, usaha yang lebih tinggi diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut. Ini penting demi meningkatkan daya saing usaha-usaha nasional terhadap negara-negara tetangga yang ada.

Wednesday, December 21, 2011

Usaha Pembuatan Tepung Mocaf

Tepung mocaf (modified cassava flour) merupakan bahan alternatif pengganti terigu. Permintaan tepung ini pun besar seiring berkembangnya usaha makanan. Para produsen tepung mocaf pun bisa menangguk omzet besar, dari puluhan hingga ratusan juta setiap bulan.

Menjamurnya berbagai usaha pengolahan makanan, meningkatkan kebutuhan tepung terigu. Sayangnya, kenaikan permintaan ini tak diimbangi oleh ketersediaan tepung terigu. Sekedar informasi, tepung terigu yang kita konsumsi dibuat dari balian baku gandum. Nah, produsen terigu masih mengimpor gandum dari luar negeri karena tanaman padi-padian ini belum bisa dilnididayakan secara besar-besaran di Tanah Air. Maklum, gandum adalah tanaman subtropis.

Karena bahan baku terigu masih impor, harga terigu pun sering fluktuatif mengikuti harga gandum internasional. Salah satu solusi untuk menekan ongkos pembelian terigu, banyak pengusaha makanan atau roti yang kini beralih ke tepung mocaf.

Itulah sebabnya kebutuhan mocaf pun dari tahun ke tahun terus menanjak. Melihat ceruk bisnis ini, pengusaha asal Bogor, Darmanto, menjajal bisnis pembuatan tepung mocaf tersebut. "Saya membeli lisensi teknologi produksi tepung mocaf pada tahun 2009," ujarnya.

Tahun lalu, dengan mengusung merek Good Health, Darmanto pun melakukan uji coba. Namun baru 2011 ini, ia memasarkan mocaf secara komersil. Mcnurut Darmanto, peluang pasar tepung mocafsangat besar. Apalagi, pemerintah berniat untuk mengurangi impor gandum sehingga tepung mocaf. memiliki potensi besar sebagai pengganti tepung terigu. Selain itu, pemain di bisnis tepung mocaf ini tidak terlalu banyak.

Darmanto menjual tepung mocaf butannya dengan harga Rp 7.500 untuk kemasan 1 kg dan Rp 187.500 untuk kemasan 26 kg. Sebagai bahan baku Pasokan singkong yangtergantungmusim menjadikendala padausaha ini.ic pinig mocaf, Darmanto membeli singkong segar dari petani di wilayah Bogor seharga Rp 1.200 per kg.

Saban hari, Darmanto mampu memproduksi tepung mocaf sebanyak 600 kg. Dalam sebulan, jumlah tepung mocaf yang berhasil diproduksi mencapai 14.400 kg. Ini berarti, tiap bulannya Darmanto berhasil mendulang omzet hingga Rp 108 juta. "Kami banyak menjual tepung mocaf untuk industri dan produsen kue," kata Darmanto.

Selain Darmanto, Cahyo Handriadi juga memproduksi tepung mocaf. Berbeda dengan Darmanto, Cahyoadalah petani singkong di Trenggalek, Jawa Timur. Namun, selain menanam singkong, Cahyo juga mengolah singkong menjadi mocaf. "Sebab nilai jualnya lebih tinggi dibandingkan singkong mentah. Selain itu prospek bisnis tepung mocaf juga cerah," katanya

Dalam sebulan. Cahyo mampu memproduksi 10 ton mocaf. Untuk memproduksi tepung sebanyak itu,membutuhkan bahan baku singkong sebanyak 400 ton. Dengan harga jual tepung mocaf sebesar Rp 6.500 per kg. Cohyo mampu meraup omzet hingga Rp 65 juta per bulan. "Kami mensuplai industri makanan ringan dan mie instan di kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, kata Cahyo.

Kendala bisnis ini sederhana, yakni pasokan singkong yang sering terlambat lantaran singkong sangat tergantung musim. Jika musim cukup bagus, yakni di musim kemarau, maka pasokan tepung mocaf tak akan tersendat.

Cahyo menceritakan, hanya singkong kering yang bisa diolah menjadi tepung mocaf berkualitas. Tahun lalu, karena banyak hujan, tak banyak singkong yang bisa dijadikan bahan baku mocaf. "Tahun lalu, kami tidak memproduksi dalam jumlah besar karena susah mendapatkan pasokan singkong yang sudah kering," kata Cahyo.

Para Perempuan yang Bergelut di Bidang Ekonomi Kerakyatan

Puluhan barang kerajinan tangan berbahan eceng gondok menyesalti rumah berukuran sekitar 6 x 7 meter. Di setiap sudut ruangan, barang berbahan baku tanaman sungai itu berderet dengan rapi. Ada rak sepatu, topi, tas, kerangka hiasan lampu, keranjang, partisi ruangan, dan sebagainya.

Wiwit Manfaati baru mengontrak tempat showroom usaha handicraft tersebut sekitar dua bulan lalu. Lokasi itu tak jauh dah rumah kediamannya dj kawasan Kebraon Indah Permai. Dari usahanya yang dia tekuni bersama sang suami dalam lima tahun terakhir tersebut, akhirnya Wivvit Collection meraih predikat terbaik 1 untuk kategori Handicraft. Sedangkan penghargaan untuk kategori Fresh Food diraih UMKM Rosela dari Simokerto dan kategori Grocery Food dipegang UMKM Mandiri Sejahtera dari Genteng.

Wiwit menceritakan, UMKM yang dikembangkannya bukanlah UMKM dadakan. Meskipun berawal dari sebuah keisengan mengisi waktu luang. Ibu tiga anak itu menjelaskan, pada 2007 pemkot mengadakan pelatihan kerajinan tangan di kantor kecamatan dan Wiwit menjadiserta menyulam.

Itu pun dilakukannya hanya karena senang dan hasilnya untuk dipakai sendiri. Meski pada akhirnya dijual juga, namun dalam skala kecil dan dilakukan tidak secara profesional. "Sebenarnya, eceng gondok ini termasuk baru bagi saya. Waktu pertama mencoba, saya kesulitan. Membuat tas, anyamannya banyak yang menceng," ujarnya.

Meski demikian, Wiwit tetap mencobanya terus. Ternyata. angka kesulitan menganyam eceng gondok tidak malah membuatnya menyerah. Bahannya yang tergolong ulet dan keras diakuinya memang berbeda jauh bila dibandingkan dengan merajut anyaman dengan bahan benang atau pita. Sebaliknya, dia malah tertantang. Apalagi, di belakang rumahnya ada waduk dan tempat itu dijadikan area pengepul bahan dasar eceng gondok kering. Jadi, dia tidak kesulitan untuk mencari atau membeli bahan bila inginberkreasi atau bereksperimen.

Lama-kelamaan Wiwit bisa membuat anyaman yang bagus. Awalnya dia tidak berpikir mau menjualnya. Yang ada di pikirannya membuat barang yang berkualitas sebanyak-banyaknya. "Sewaktu ada orang pemkot sedang road show acara green and clean, dia tertarik pada kerajinan yang sedang saya buat. Lalu barang-barang saya dibawa ke bappeko untuk dipamerkan," jelasnya

Sekarang omzet penjualan kerajinan karya ibu tiga anak itu bisa mencapai Rp 15 juta perbulan. "Keuntungan bersihnya bisa setengahnya," ungkap dia. Wiwit juga sudah bisa mempekerjakan ibu rumah tangga dari kampung sebelah.

Sejak pertengahan 2010, suami yang awalnya masih berprofesi sebagai wirausaha berbagai bidang, seperti jual kembang dan sepatu, bahkan sopir rental mobil, memutuskan untuk lebih fokus sepenuhnya di UMKM Wiwit Collection.

Tuesday, December 20, 2011

Usaha Iseng Berbuah Omset Rp 250 juta

Berawal dari menerima pesanan pin, kini penjualan Kretakupa selalu meningkat 200 sampai 400 persen per tahun.emulai bisnis tak selalu rumit atau harus bermodal besar. Simak saja apa yang dilakukan Andi Arham Bunyamin, Pemenang II Wirausaha Muda Mandiri 2010 Kategori Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana Bidang Usaha Industri dan Jasa. Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin Makassar ini memulai usahanya hanya karena iseng semata. Modalnya pun amat minim, tak lebih dari Rp SO ribu. Itu pun, uang milik temannya. .-

Semua berawal pada 2007, saat ia menunjukkan kemampuannya mendesain pin kepada rekan-rekan sekelasnya di SMA. Bak gayung bersambut, seorang teman memberinya "proyek" pencetakan 50-100 buah pin dengan uang muka Rp 30 ribu. Padahal, waktu itu Arham hanya piawai mendesain gambar pin saja. "Saya saat itu belum tahu sama sekali mau mencetak desain pin di mana," kenang Arham.

Beruntung, setelah seminggu mencari-cari, secara tak sengaja ia menemukan gerai kecil yang menampilkan beberapa model pin, dan bisa mencetak pesanan pin. Maka, pin pesanan rekan-rekan sekelas Arhan pun bisa beres. Dengan modal Rp 3.700 per pin, dan Arham menjual ke temannya dengan harga satuan Rp 4.700.

Sejak itu, pria yang hobi main kom-puter ini kerap menerima lebih banyak order dari teman-teman SMA-nya di Makassar. "Dalam sebulan saya bisa dapat order 200-300 buah pin," cerita Arham.

Kini, bisnis pencetakan pin yang begitu sederhana tadi ternyata berkembang sangat pesat. Lihat saja. Pada 2009, usaha Arham yang dinamakan Kretakupa itu sudah menerima pesanan dari Wajo, Sopeng, dan bahkan dari Kalimantan. Penjualannya pun meningkat sekitar 200 persen hinga, mencapai Rp 100 juta sepanjang 2010.

Tentu saja, sukses Kretakupa tadi ada resepnya. Arham selalu memutar otak untuk bisa memperluas pasar dan meraup laba lebih besar. Coba lihat. Ketika margin keuntungannya masih Rp 1.000 per pin, ia pun berkeras untuk bisa memiliki mesin pencetak pin sendiri. Dengan mesin sendiri, ia hanyabutuh modal bahan seharga Rp 1.000 per pin. Artinya, ia bisa memperoleh margin keuntungan Rp 3.000 per pin. Berkat keteguhanriya, tak sampai setahun kemudian Arham sudah punya mesin pin seharga Rp 2,7 juta.

Lalu, pasar ia perluas dengan cara jitu. Saat kuliah, ia mulai menggalang kerja sama dengan percetakan-perc-etakan yang tidak punya mesin pin. Perlahan tapi pasti, Arham pun mulai kebanjiran order baru di luar dari lingkungan teman SMA dan kampusnya. Pemuda usia 22 tahun ini juga menyewa tempat usaha di lokasi yang strategis di Makassar. Dengan begitu ia mampu "mencegat" pemesan baru yang lalu lalang di sana.

Tak hanya itu. Pemuda yang awalnya bercita-cita menjadi ahli komputer ini juga memperluas usahanya dengan mulai menjual bahan baku pin. Ba-han pin ia beli dari Bandung dengan harga hanya Rp 300 per pin. Padahal, di Makassar harganya Rp 1.000 per pin. Margin keuntungan produksi Arham menjadi lebih besar, plus ia bisa menjual bahan pin ke percetakan lain. Sejak menjual bahan, penjualan saya naik 400 persen.tuturnya.

Selanjutnya, bisnis Arham pun tambah melejit usai memenangkan penghargaan Wirausaha Mandiri 2010. Ini lantaran, sebagai salah satu pemenang ia mendapat fasilitas beberapa pelatihan bisnis dan road show pameran yang digelar Bank Mandiri. Dari hasil pameran ia bisa memperluas pasar sampai ke Kendari, Gorontalo, Maluku, bahkan ke Mataram. Produk yang diproduksi pu tak hanya pin, tetapi juga aneka merchandise, penerbitan buku, pembuatan undangan, id card, dan kebutuhan-kebutuhan publikasi.

Omsetnya pun makin melesat. Hingga bulan Oktober lalu, omset Kretakupa sudah lebih Rpl00 juta, melebihi omset 2010. "Hingga akhir tahun 2011, target omset saya sekitar Rp 250 juta," papar Arham.

Carrefour Komit Berdayakan UKM

PT Carrefour Indonesia (Carrefour) menyatakan komitmennya dalam pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Hal itu diwujudkan melalui beberapa kegiatan corporale social responsibility (CSR), di antaranya dengan memberikan pinjaman serta pendampingan usaha kepada para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).

Head of External Communication and CSR PT Carrefour Indonesia Hendrik Adrianto mengatakan, Carrefour akan lebih meningkatkan lagi kegiatan maupun anggaran dana untuk kegiatan pemberdayaan UKM di tahun 2012. Menurutnya, perseroan menargetkan pemberdayaan pelaku UKM pada tahun depan akan melibatkan beberapa universitas di Tanah Air.

"Untuk memperdayakan pelaku UKM, kita melibatkan tujuh universitas di tiap daerah. Program itu berjalan dengan budget sekitar Rp 2 hingga 3 miliar," ujarnya di Jakarta, kemarin. Hendrik menjelaskan, sepanjang 2011, dana CSR Carrefour yang telah terserap sekitar Rp 5 hingga 10 miliar. Dana itu digunakan untuk berbagai event sosial bagi masyarakat. Saat ini program-program CSR Carrefour menjadi lebih terfokus di bidang microfinance yang membidik masyarakat agar produktif berwirausaha.

"Carrefour memiliki banyak program CSR. mulai dari bidang pendidikan, bantuan untuk bencana alam dan anak jalanan, sampai mikro ekonomi," jelasnya. Hendrik menambahkan, Carrefour telah memasarkan 90 persen produk lokal dari total produk yang dijual di seluruh gerai perseroan. Impor hanya dilakukan jika jenis produk itu belum diproduksi di dalam negeri. "Kamijuga bermitra dengan lebih dari 4 ribu pemasok dari seluruh Indonesia, dimana 70 persen dari jumlah tersebut termasuk dalam kategori UKM." ungkapnya.

Sebagai informasi, hingga saat ini Carrefour Indonesia sudah memiliki 84 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Meliputi 12 provinsi serta 28 kabupaten/kota di Indonesia.

Mencetak Laba dari Bisnis Percetakan

Anda berniat memulai usaha percetakan, tawaran kerjasama UD Grafika Cemerlang mungkin bisa menjadi pertimbangan. Mengusung nama BrosurMurah.com, UD Grafika Cemerlang didirikan oleh Dave Nanang Handoyo pada 2001 di Surabaya.

Nanang melayani cetak, baik di media kertas, plastik, ataupun produk suvenir. Berbagai jenis produk seperti paperbag, kalender, agenda, katalog, booklet, company profile, dan produk lain bisa dikerjakan BrosurMurah.

Dengan kualitas cetak nomer satu, Nanang mengatakan, target pasar utamanya adalah kelas menengah atas. Itu juga sebabnya, saat ini Nanang banyak memakai pola pemasaran dan pemesanan melalui internet untuk menggarap pasar yang lebih besar.

Walau menyasar kalangan menengah atas, namun produk cetak buatan Nanang cukup terjangkau. Harga mulai Rp 8.800 untuk satu kotak kartu nama hingga Rp 25.000 untuk satu kalender duduk. "Paling laris brosur berwarna seharga Rp 99 per lembar," ujar pria 33 tahun ini.

Rp 50 juta per bulan

Saat ini, Nanang sudah mempunyai empat gerai BrosurMurah. Masing-masing gerai tersebut mampu meraup omzet antara Rp 30 juta sampai Rp 50 juta per bulan. Omzet itu didapatkan dari pelanggan sebanyak 200 hingga 300 klien per bulan.

Melihat perkembangan itu, Nanang optimistis, bisnis cetaknya masih akan bagus. Apalagi dia memakai konsep cetak satu atap sehingga lebih efisien. Itulah sebabnya, mulai tahun ini dia menawarkan waralaba usahanya kepada masyarakat. "Sudah ada satu yang bergabung, tahun depan ada 3 mitra lagi," katanya.

Jika Anda berminat, Nanang menawarkan pilihan investasi mulai Rp 25 juta, Rp 50 juta, dan Rp 95 juta minus sewa tempat usaha. Nilai investasi yang berbeda bergantung fasilitas yang didapatkan. Untuk investasi senilai Rp 25 juta yang didapat adalah perlengkapan promosi, seperti spanduk, brosur 5.000 lembar, dengan kerjasama 3 tahun.

Untuk investasi Rp 50 juta akan mendapatkan dua set komputer grafis, printer, software asli, meja gambar, dan berbagai sarana promosi. Sedangkan paket Rp 95 juta akan mendapatkan tiga set komputer grafis, printer, dan berbagai sarana pendukung juga sarana promosi. Nanang juga akan melatigh membuat grafis para tenaga kerja untuk mitra tersebut.

Dari setiap mitra, Nanang mentargetkan omzet sebesar Rp 30 juta per bulan. Jika target tercapai maka mitra akanbalik modal dalam kurun enam hingga 8 bulan.

Selain membayar investasi awal yang di dalamnya sudah termasuk franchise fee, mitra juga harus membayar manajemen fee sebesar 5% dari omzet per bulan. Nantinya mitra akan menangani pemesanan dan desain, sedangkan produksi akan dikerjakan pusat. "Kami akan langsung menangani bidang produksinya," ujar Nanang.

Salah satu mitra BrosurMu-rah adalah Winarto Setyadhar-ma di Mulyosari, Surabaya. Dia mengaku menjadi mitrasejak enam bulan lalu. "Menjelang pergantian tahun permintaan meningkat," katanya Pelanggan Winarto mulai dari perusahaan, sekolah maupun individu. Dari pesanan yang datang, sebanyak 75% order pembuatan brosur, baru disusul cetak banner, kartu nama, dan spanduk. Dari usaha ini, Winarto meraih omzet Rp 20 juta per bulan.

Grafika Cemerlang Jl. Wonorejo Permai Timur IV-16 Surabaya
Jawa Timur Telp 0318782448

Batik Aromaterapi Waris Jadi Primadona Pejabat

Kain batik kini disukai hampir semua orang. Tapi kain batik Madura karya Warisatul Hasanah mahasiswa semester delapan Jurusan Manajemen Pemasaran STIE Perbanas Surabaya sedikit berbeda. Batik tulis Madura itu memiliki aromaterapi yang banyak diminati masyarakat, terutama para pejabat. Batik tulis Madura karyanya kini banyak dipakai oleh para pejabat di Kabupaten Bangkalan. Motif batik tulis yang dipakai adalah motif ‘Tanjung Bumi’. ”Sekira 80 persen pejabat di Bangkalan, terutama di DPRD, pakai batik tulis saya ini,” terang Waris.

Bisnis batik tulis aromaterapi yang dijalankan Waris ini sudah dilakukan sejak 2009 lalu. Berawal dari tugas membuat Studi Kelayakan Bisnis (SKB) dari kampus, dia lantas tertarik mengaplikasikannya di dunia batik. Waris sengaja membuat SKB membuat batik tulis beraromaterapi. Ide tersebut muncul setelah dia sempat melihat ada souvenir yang dipajang di dinding di sebuah homestay di Australia.

Saat itu dia mengikuti kegiatan Auditing Students Programe (ASP) di Australia. Nah, di homestay tersebut dia melihat ada souvenir berupa kayu yang berbau aromaterapi. Keberadaan souvenir itu ternyata membuat suasana ruangan menjadi lebih nyaman. ”Dari situ akhirnya saya terpikir untuk membuat batik tulis beraroma terapi,” tutur mahasiswi kelahiran Bangkalan, 10 Maret 1988 ini.

Karena memiliki keistimewaan, maka batik tulis aromaterapi ini memiliki harga lebih mahal dibandingkan dengan batik biasa. Sebagai contoh, untuk batik tulis biasa ada yang harganya Rp250 ribu per potong, maka untuk yang beraromaterapi harga bisa mencapai Rp300 ribu per potong. Harga paling mahal untuk karyanya bisa mencapai Rp4 juta per potong.

Bahkan, saat mendekati lebaran, batik tulis aromaterapi tersebut sangat diminati. Omzetnya pun naik mencapai Rp10 juta lebih. Padahal saat mengawali bisnis tersebut dia tidak punya modal sama sekali.
”Keunggulannya kalau yang beraroma terapi ini akan membuat rileks bagi yang memakai atau pun orang yang di sekitarnya,” terang anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Moh Ismail dan Maryam ini.

Hal tersebut akhirnya membuat para pejabat banyak yang suka. Belum lagi sifat dari aroma terapi ini juga bisa menyerap keringat. Artinya jika ada orang yang punya keringat banyak, aroma terapi bisa meredam bau keringat. Waris menawarkan beberapa pilihan aromaterapi yakni dari melati keraton, cempaka, eksotik, mawar, coklat dan strawberry. Coklat dan strawberry ini sangat cocok dipakai untuk anak-anak. ”Aromaterapi itu kan bisa bikin rileks, percaya diri dan mencerdaskan otak,” tuturnya.

Tak hanya aromaterapi saja yang membuat banyak pejabat terpikat. Namun salah satu keistimewaan karya Waris adalah dia juga mau membuat batik tulis yang eksklusif. Artinya hanya satu jenis saja yang dibuat, sehingga tidak ada yang punya batik tulis tersebut dengan motif sama. Hanya saja saat ini dia masih menggunakan aromaterapi biasa untuk karyanya tersebut.

Ke depan, Waris sedang mempersiapkan untuk aromaterapi yang akan diambil dari sari bunga sebagai bahan baku. Dia pun sedang menjalin kerja sama dengan ahli teknik kimia untuk mencari formula yang tepat. Untuk membuat aromaterapi ini, cukup mudah. Setelah dicuci, batik direbus. Rebusan air sebelumnya diberi aromaterapi, dan batik direbus dengan posisi terbalik. Waktunya sekira lima menit saja.

”Kalau ingin mendapatkan aroma lebih tahan lama, kami juga kasih tips-nya dan juga aroma terapinya,” kata Waris. Dia menggunakan label Al Warits. Sedangkan untuk penjualan dia melakukan proses mulai door to door, facebook, mengajukan proposal, hingga menawarkan dari satu kampus ke kampus lainnya. ”Alhamdulillah ternyata sekarang sudah mulai banyak yang pesan,” kata Waris yang bercita-cita punya gerai butik di berbagai mal di Surabaya ini.

Monday, December 19, 2011

Menciptakan Ide yang “Bening”

Jika Anda memutuskan terjun ke dunia bisnis atau usaha, ajak pemikiran Anda masuk dalam ranah: apa yang mau dikerjakan. Luangkan waktu beberapa saat sampai Anda menangkap dengan jelas aspek “what”-nya ini sampai gambaran itu menjadi jelas. Makin bening makin baik. A cristal clear, sebening kristal.

Pada fase ini umumnya pikiran kita juga akan sangat tergoda untuk bergerak ke “how”, sebuah mekanisme teknis bagaimana mencapainya. Jangan terlalu cepat terkecoh ke arah itu. Masing-masing segmen tersebut punya waktunya sendiri-sendiri. Memikirkan “what” dan “how” akan membuat Anda maju-mundur.

Catatan kehidupan para pebisnis besar global mengajarkan tidak ada satu pun dari mereka yang paham cara-cara mewujudkan ide bisnis mereka ketika ide bisnis itu muncul. Namun, mereka amat jelas dengan ide tersebut, hanya caranya yang belum muncul. Tidak menjadi masalah. Ia akan timbul sesuai dengan waktunya sendiri. Ia akan hadir sesuai dengan perkembangan kemajuan.

Mencoba menyelesaikan faktor “what” dan “how” dalam waktu yang bersamaan sama saja dengan mencoba menangkap dua kelinci sekaligus dalam satu satuan waktu. Kita akan menjadi lelah dan lari ke sana kemari, tanpa bisa menangkap keduanya. Lain hal jika kita menangkapnya satu per satu.

Kalau “what”-nya sudah dapat, kita perlu memastikan agar kejelasan atas “what” itu berhubungan dengan getaran rasa dan semangat dalam diri kita. Dengan kata lain, berkaitan dengan gairah (passionate) dalam diri. Sebuah kejelasan bisnis, yang tidak memercikkan passionate mungkin saja bisa jalan, tetapi tidak akan masuk kategori besar. Ia mungkin hanya akan hidup saja, sebatas kelangsungan hidup, tapi tidak membuat diri Anda mekar penuh.

Untuk menguji getaran passionate terhadap apa yang hendak Anda ciptakan dalam kegiatan usaha tersebut, lontarkan pertanyaan pada diri sendiri: mengapa hal-hal yang mau Anda kerjakan (the what) itu penting. Seberapa penting bagi Anda? Mengapa Anda mau melakukannya? Kalau ada orang yang bernama Kendala hendak mencegahnya, seberapa jauh hasrat Anda untuk membela kelahiran janin ide bisnis tersebut?  

Kalau jawaban Anda atas pertanyaan mengapa begitu penting bagi Anda untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut, membuat Anda tersenyum dan bangga, getaran passionate itu sudah mulai beresonansi. Kalau jawaban tadi membuat darah Anda berdesir, seperti seorang pria tergoda melihat gadis cantik yang aduhai, reaksi kimia dalam tubuh (biokimia dalam otak) akan merangsang Anda dan memberi Anda semangat, bensin dan kegairahan untuk mencapainya.

Pikiran, emosi, dan kehendak kita akan menjadi sahabat dalam mencapai apa yang ingin kita kejar. Namun, jika Anda bertanya pada diri sendiri dan jawaban yang muncul tidak menimbulkan reaksi sama sekali, seperti garis datar, maka di sana amat mungkin tidak ada keterikatan.

Kalau Anda membaca tentang “what” yang ada dalam organisasi, tentang hal-hal yang ingin dicapai organisasi namun tidak mendeteksi sebuah getaran dalam diri atau desiran dalam darah yang membuat Anda “on”, sangat mungkin tidak  akan banyak hal yang bisa Anda hasilkan di organisasi tersebut.

Kalau bergerak ke arah yang sama, ia akan seperti struktur magnet. Anda akan magnetize orang lain. Orang akan dengan sukarela mengikuti kepemimpinan dan visi bisnis Anda karena sinar mata Anda akan memancarkan hal tersebut.

UKM ”Didgeridoo” Meraup Untung dari Alat Musik Tradisional

Berawal dari kecintaannya terhadap kesenian, terutama dunia musik, kini Sholeh Supriatna menjadi seorang pengusaha yang terbilang sukses di kampungnya. Hampir semua jenis alat musik dari berbagai negara mampu dia buat. Namun, di antara beragam alat musik, dia hanya menyukai satu jenis alat musik yang berasal dari Australia yang bernama didgeridoo.

Tak pelak, nama alat musik yang berasal dari suku Aborigin itu dijadikan nama usaha kecil menengah (UKM) yang dia dirikan sejak 1999. Didgeridoo sendiri adalah alat musik tiup berasal dari kayu, berukuran panjang lebih dari 1 meter dengan bentuk melengkung berdiameter 10 sentimeter.

Sholeh mengaku, kecintaannya terhadap suku Aborigin berawal dari keunikan suku ini dalam menciptakan sebuah alat musik. Menurutnya, hanya sebagian kecil manusia di dunia ini yang benar-benar bisa memainkan alat musik tersebut. “Biasanya orang kalau membeli ini hanya sebagai pajangan,” katanya, saat acara pameran Indocraft di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dalam memproduksi alat musik tersebut, Sholeh mengatakan tidak banyak kesulitan dalam hal pembuatannya. Selain sudah sering membuat, alat musik ini tidak memiliki bentuk yang sukar untuk dibuat. Selain dari bahan utama kayu jati, didgeridoo bisa juga dibuat dari kayu pinus, bambu, dan kayu suren.

Dengan pembuatan yang cukup sederhana dan tidak memakan biaya banyak, harga didgeridoo hanya berkisar Rp 150.000. Namun, Sholeh mengaku dalam penjualannya menemui kendala lantaran hanya mengandalkan pesanan dari para pembeli.

Sementara itu, untuk pasar di Australia sendiri, alat musik ini tidak bisa diperdagangkan secara bebas, lantaran Didgeridoo adalah alat musik sakral suku Aborigin. Sementara itu, untuk jenis alat musik lainnya serta berbagai kerajinan tangan buatannya harganya berkisar Rp 20.000 sampai jutaan rupiah.

“Kami tidak bisa menjual sembarangan ke Australia, tapi kami masih bisa masuk ke sana. Masuknya disatukan dengan produk furnitur yang diekspor ke Australia melalui agen-agen khusus yang sudah berlangganan dengan kami,” ujarnya.

Selain didgeridoo, Sholeh juga menjual alat musik Jimbe dari Afrika dan beragam patung-patung kebudayaan asli di Afrika. Meskipun begitu, Sholeh tetap mencintai kebudayaan dalam negerinya sendiri dengan memproduksi alat musik tradisional seperti angklung, gong, gamelan, suling, dan dendang, serta beragam cenderamata asli budaya lokal.

“Alat musik tradisional mancanegara jika dipadukan dengan alat musik lokal menghasilkan suara yang merdu. Jadi saya juga ciptakan alat musik Indonesia,” katanya. Sholeh menjelaskan, biaya produksi per bulannya bisa mencapai Rp 20 juta, bahkan lebih. Namun, dari hasil penjualan Sholeh mampu meraup laba kotor sebesar Rp 50 juta. “Itu juga kalau lagi banyak pesanan,” ujarnya.

Hanya saja, usaha Sholeh di Dusun Sadang RT03/09 Desa Cibeusi Kabupaten Sumedang sampai saat ini masih dihantui persoalan modal. Ketika sedang kebanjiran order, Sholeh malah kesulitan modal untuk biaya produksi.

“Kalau ada order kami jarang dikasih uang muka penuh, paling besar 50 persen, rata-rata 25 persen dari total harga yang disepakati. Sementara, kami sulit mencari pinjaman, sehingga dengan keterbatasan biaya kami tetap jalani produksi. Biasanya saya berkorban menjual barang berharga untuk menutupi kekurangan biaya produksi,” tuturnya.

Tidak mau menyerah dengan keadaan tersebut, Sholeh tetap berjuang melawan keadaan sembari mencari informasi untuk mencari tambahan modal. Beruntung teman-teman seprofesi di kampungnya menganjurkan Sholeh menjadi binaan PT Telkom.

Sholeh mengatakan, semenjak menjadi binaan Telkom usahanya mengalami perkembangan. Dari segi modal Telkom siap memberikan Rp 30 juta tambahan modal. Tak hanya itu, dari segi manajemen Telkom memberingan bimbingan manajemen sebuah usaha yang baik dan terarah, sehingga usahanya mampu terorganisasi dengan baik.

“Telkom juga sering mengajak saya ikut serta dalam pameran-pameran. Berkat itu semua usaha saya jadi lebih maju dan terkenal,” ucapnya. Namun, Sholeh menyesalkan ketidakseriusan pemerintah pusat maupun daerah untuk memberdayakan UKM yang ada di daerahnya. Dia bercerita puluhan UKM di daerahnya rata-rata bekerja sendiri-sendiri tanpa ada upaya pemerintah memberdayakan mereka. “Kami malah diperhatikan pihak swasta,” tuturnya.

Sunday, December 18, 2011

Merintis Bisnis dengan Kecap

Kecap banyak digunakan sebagai bahan dasar masakan Indonesia. Tidak heran jika bisnis ini cukup menggiurkan sejumlah orang, dan tak semua orang sukses berbisnis kecap. Apalagi lidah orang terkadang susah menerima rasa kecap produk UKM.

Hal itu diakui oleh Arih Undriarto ketika memulai usaha kecapnya. Ia butuh contoh untuk meyakinkan calon pembelinya karena kebanyakan orang sudah cocok dengan kecap ter-tentu sehingga sulit untuk beralih. Apalagi, sasaran Arih adalah pelaku usaha di bidang kuliner karena kebanyakan pelaku usaha kuliner ini sudah mema-lonkan rasa yang la inginkan dengan bahan-bahan yang ia tentukan.

Mengganti kecap yang biasa digunakan pelaku usaha kuliner bukan hal yang mudah. Namun, kerja keras Arih temya-ta membawanya mendapatkan banyak pelanggan.

"Bahkan ada orang yang selama ini memang mencari-cari rasa kecap yang saya buat ini. Begitu mereka merasakan kecap saya, mereka langsung memesan dan mengganti semua kecap yang selama Ini mereka pakai. kata Arih Undriarto, pengusaha kecap Mentari Terbit ketika ditemui Warta Kota belum lama Ini.

Langkah Arih untuk memasarkan kecap Mentari Terbit terus berkembang, la pun mendapatkan banyak pelanggan pelaku usaha kuliner, baik skala kecil maupun besar. Karena pelanggannya adalah pelaku usaha, Arih menjual kecapnya dengan menggunakan Jeriken sehingga dari sisi biaya kemasan lebih murah karena bisa lsi ulang.

Selain Jeriken. Arih menggunakan botol Juga yang selama ini fungsi kecap botolan untuk promosi dan tester. Ia Juga menggunakan kecap botolan Jika ada pameran sehingga pembeli yang ingin mencoba bisa membeli dalam ukuran kecil.

Kecap produksi Arih memiliki rasa enak karena menggunakan bahan-bahan terbaik. Ia menggunakan gula merah dari beberapa pemasok di daerah. Setidaknya, ada tiga pemasok gula merah yang dimiliki Arih. Bukan karena pasokan yang kurang tetapi untuk membuat pemasoknya bersaing memberikan gula merah terbaiknya. Kualitas kecap buatan Arih mengandalkan kualitas gulanya. Semakin bagus kualitas gula merah, semakin bagus kualitas kecapnya. Sementara kacang kedelai dibeli dari pasar dan belum langsung dari petani.

"Sejauh ini. kacang kedelai masih kami cari di pasar, tidak langsung dari petani. Karena kualitasnya masih cukup bagus. Tetapi sudah ada yang menawarkan membeli langsung ke petaninya namun masih kami tinjau dahulu," kata Arih.

Sayangnya, harga kedelai dan gula merah memang sering berubah sehingga beban produksi seringkali menjadi berat karena Arih tidak mungkin menaikkan harga kecapnya. Untungnya. Arih membangun hubungan, yang kuat dengan pemasoknya sehingga ketika harga melonjak, mereka masih bisa mendapatkan harga yang tidak terlalu mahal.

Kini, bisnis Arih sudah meraih omzet Rp 135-140 Juta per bulan. Modal Rp 25 Juta yang dimiliki Arih dan H Suglmln untuk membuat kecap mampu dikembalikan Arih selama 6-7 bulan. Omzet sebesar Itu. masih belum besar dinilai Arih karena masih banyak pengeluaran yang seharusnya bisa ditekan. Salah satunya adalah biaya distribusi yang dianggap masih cukup besar. "Saya masih akan terus belajar dan mencoba mencari cara untuk mendapatkan metode yang tepat untuk mengurangi biaya distribusi." tutur Arih.

Salah satu cara yang la coba lakukan adalah belajar dari rekan-rekan pelaku usaha menengah kecil dalam sebuah komunitas. Di dalam komunitas Tangan Di Atas tempat Arih bergabung, banyak memberikannya bantuan untuk memperbaiki kesalahannya dalam berbisnis, memperluas Jaringannya, dan mendapat-kan tip-Up untuk mengurangi biaya yang Udak perlu dikeluarkan.

Dari masjid

Bisnis kecap diawali Arih Llndrtarto dari masjid. Perkenalannya dengan pria bernama H Suglmln yang beberapa kail bertemu dengannya di masjid, membuahkan Ide untuk membangun bisnis kecap. Di bawah bendera Kecap Mentari Terbit, Arih memulai bisnis barunya setelah beberapa bisnis sebelumnya gagal bahkan ia seringkali ditipu rekan kerjanya

"Saya memulai bisnis kecap ini setelah bangkrut dari bisnis kontraktor. Saya dlUpu orang. Setelah bertemu beberapa kali dengan pak haji (H Suglmln). saya akhirnya menawarkan beliau untuk kerja sama membangun bisnis kecap," kata Arih. Arih meminta Suglmln untuk membuat kecap seperti yang biasa ia lakukan ketika masih bekerja di sebuah pabrik kecap terkemuka. Semua bahan dan proses produksinya sama dengan kecap yang selama di pabrik kecap tersebut ia buat

Arih memberikan kepercayaanya kepada Sugimln untuk membuat kecap dan la hanya belajar. Arih sendiri sampai saat ini Udak terlibat langsung dalam pembuatan kecap dan memilih untuk mengurus marketing dan distribusinya.

Tip Sukses Menjadi Pelaku UKM

Memiliki  usaha menjadi Impian banyak orang. Sayangnya tidak banyak orang yang sukses membangun usaha. Apalagi di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat saat Ini. Belum lagi risiko yang harus dihadapi pelaku usaha dan mental untuk menghadapi berbagai kegagalan.

Tetapi, banyak cara dan tip yang bisa dipelajari untuk membantu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) menjalankan usahanya. DI bawah Ini beberapa langkah yang perlu diperhatikan agar usaha bisa berjalan.

1.Fokus Mengembangkan Skill

Modal utama dalam menjalankan usaha adalah skill Pelajari apa yang menjadi kelebihan Anda dan tingkatkan kemampuan tersebut sebagai kekuatan utama untuk menjalankan usaha sebaik-baiknya. Fokuslah pada bidang yang disukai dan delegaslkan bidang Iain yang sekiranya kurang dipahami pada rekan kerja yang lebih ahli. Ini akan lebih efektif.

2.Prioritaskan Bisnis Anda

Bisnis yang sedang berkembang membutuhkan banyak waktu, tenaga dan perhatian. Prioritaskan urusan bisnis diurutan pertama, agar tertangani dengan optimal dan bisa berjalan dengan lancar. Jangan Jalankan bisnis setengah hati.

3. Rencanakan Kesuksesan

Sebagai pelaku UKM. tetap dituntut untuk memiliki visi yang besar dan sudah pasti didukung oleh perencanaan yang matang. Tulis tujuan dan rencanakan langkah-langkah pasti untuk mencapainya.

4. Selalu Optimis

Pelaku UKM harus memiliki pandangan Jauh ke depan dan selalu optimistis dengan target-target yang telah mereka tentukan. Hal Ini penting agar selalu yakin dengan keberhasilan dan termotivasi untuk bisa mencapai keber-hasilan-keberhastlan tersebut. Optimistis membantu mengalahkan hambatan yang muncul di tengah Jalan.

5.Buatlah Pembukuan Sederhana

Pelaku UKM Juga wajib membuat pembukuan sederhana untuk mencatat semua transaksi yang telah terjadi. Langkah Ini penting agar setiap pemasukan serta pengeluaran usaha bisa tercatat dengan balk serta bisa melihat untung rugi perusahaan. Tidak perlu membuat laporan keuangan yang rumit, yang sederhana cukup membantu asal benar dan rapi.

Memulai Usaha Cuci dan Salon Kendaraan

Melihat mobil maupun motor terawat, memang memiliki kenikmatan tersendiri bagi sebagian orang. Baik body luar maupun dalam mobil maupun motor, pasti memberikan kenyamanan tersendiri bagi penggunanya dan orang yang melihatnya. Interior mobil maupun motor sangat mendukung kenyamanan dalam berkendaran. Kemewahan bodi luar dinikmati oleh orang-orang yang melihat, sedangkan interior dinikmati oleh pemilik dalam berkendara.

Bagi Anda yang gemar dengan automotif dengan kantong modal yang cukup memadai dan memiliki jiwa wirausaha yang kuat, jangan ragu untk memulai usaha sendiri. Jangan khawatir tentang konsumen Anda nantinya, karena jumlah konsumen di Indonesia akan terus mengalami peningkatan yang besar dalam urusan mobil maupun motor seiring perkembangan jaman serta teknologi.

Karena itu perlu terobosan usaha yang lebih dari sekadar salon mobil, reparasi atau aksesoris mobil maupun motor saja. Sebuah usaha yang benar-benar didedikasikan untk memperhatikan gaya dan dandanan mobil maupun motor Anda secara menyeluruh (car detailer). Usaha seperti ini sering disebut salon mobil.

Dari perkembangan kepemilikan mobil maupun motor, memang bersalon mobil masih berpeluang bagi Anda yang sangat menjanjikan selain menawarkan jasa mencuci kendaraan. Tentu salon mobil ini butuh keseriusan dan tak bisa asal dikelola saja. Kendalikan usaha salon mobil ini dengan professional. Maka, langkah utama untk memulai salon mobil adalah mencari lahan usaha yang lokasinya ramai dan banyak dilalui kendaraan bermobil maupun motor, membentuk badan usaha, dan mencari pemasok produk polesan.

Selanjutnya buatlah salon mobil ini, berbeda dengan salon-salon mobil yang sudah ada. Baik dari segi kualitas dan pelayanan terhadap customer. Miliki tenaga ahli yang berpengalaman dan dapat mengayomi konsumen. Dukung dengan peralatan serta teknologi mutakhir yang dapat memudahkan segalanya baik dari segi teknis dan non teknis

Jasa yang ditawarkan oleh salon mobil adalah perawatan ekterior dan interior mobil maupun motor yang mencakup snow car wash, salon mobil specialist, paint protection; anti karat. Dari kesemua perawatan tersebut hasilnya dapat membuat mobil maupun motor mengkilap, sehat terawat dan awet.

Andapun dapat menawarkanjasa salon mobil panggilan, untk lebih memanjakan customer anda yang karena kesibukannya, sehingga tidak sempat untk pergi menyalonkan mobil maupun motornya. Yang patut Anda perhatikan adalah mulai dari sabun yang dipakai dalam perawatan, bahan yang dipakai sebaiknya 100 persen wax mumi, dengan PH 7 dan beraroma sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan, tidak asam dan basa yang bisa menyebabkan karat dan korosi, pilihlah lap khusus, teknis pengerjaan yang teruji, terlatih dan bersertifikat akan sangat mendukung usaha Anda semakin sukses. Para pengelola salon mobil juga telah banyak mengembangkan jenis pelayanannya dengan melihat berdasarkan kebutuhan cuslomernya. Jenis pelayanannya ada yang bisa didapatkan dengan pilihan secara per paket ataupun pelayanan berdasarkan satu per satu jenis pengerjaa.-

Contoh paket yang dibuat salon mobil itu mencakup paket pencucian plus pemolesan body secara menyeluruh, paket perawatan full untuk eksterior, interior ataupun paket kebersihan mesin. Untuk jenis pelayanan per bagian salon mobil mengklasifikasi mulai dari perawatan interior, eksterior dan kebersihan mesin.

Pelayanan dengan paketdimaksudkan agar customer bisa mendapatkan lebih dari satu atau semua jasa perawatan mobil dari salon mobil tersebut mulai dari eksterior, interior hingga kebersihan mesin mobil. Tentunya pelayanan paket memiliki biaya yang lebih ekonomis jjka dihitung satu per satu berdasarkan harga dari setiap jenis pelayanan yang ada di salon mobil tersebut.

Di Auto Bridal, paket pelayanan yang diberikan juga sangat banyak, diantaranya adalah adanya paket yang bernama full paket medical treatment. Dengan paket ini customer mendapatkan pelayanan perawatan interior, eksterior, seluruh kaca dan kebersihan mesin yang mencakup pengerjaan menghilangkan jamur pada kaca, bercak air hujan pada body, vacum cleaner untuk menghilangkan bau interior, dan pembersihan kotoran yang sulit dihilangkan yang terdapat pada mesin pun menjadi tantangan tersendiri.

Hampir setiap salon mobil juga telah menerapkan sistem membership untuk customernya. Dengan bergabung sebagai membership di salah satu salon mobil, biasanya customer akan mendapatkan potongan harga dari setiap pelayanan yang diberikan bahkan hingga bonus atau hadiah. Di Auto Bridal, customer yang menjadi membership akan mendapatkan potongan harga sebesar 20% untuk setiap jenis pelayanan perawatan mobil yang diinginkannya dan untuk bergabung sebagai member seorang customer dikenakan biaya 250 ribu rupiah untuk satu tahun menjadi member.

Dari perawatan eksterior, interior hingga kebersihan mesin, masing-masing salon mobil memiliki proses pengerjaan dengan cara, peralatan, treatment dan obat yang berbeda yang secara langsung mempengaruhi kualitas hasil dalam perawatan mobil. Pengerjaan oleh salon mobil ditangani oleh tenaga terlatih, sangat disarankan buat anda yang sibukuntuk memanfaatkan layanan ini.

Bisnis salon mobil membutuhkan kecermatan dan sedikit nuansa seni. Hitungannya bukan bersih atau tidak, rapih atau tidak, nanmun apakah hasil olahan dari tenaga terampil yang Anda miliki mampu memberi kepuasan bagi pemilik kendaraan. Karena bukan mustahil, untuk urusan mempercantik kendaraan, si pemilik dapat merogoh kocek dalam-dalam untuk terpuaskannya atas kendaraan yang disayangi.

Tuesday, December 13, 2011

Kinerja UKM Busana dan Kerajinan Berpotensi Serap Tenaga Kerja

Pemerintah terus meningkatkan berbagai stimulus regulasi bagi UKM agar bisa tumbuh lebih cepat, bahkan melampaui target. Pendekatan interlink juga diterapkan untuk mendekatkan skala mikro dengan skala kecil dan menengah.

Peningkatan order yang diterima oleh industri skala rumah tangga dan mikro akan mendongkrak produksi sentra industri kecil dan menengah (IKM). Diperkirakan, hingga akhir tahun ini, omzet di sektor tersebut meningkat 10 persen dibandingkan tahun lalu.

"Industri skala mikro dan rumahan memang sedang menikmati peningkatan order. Akhir tahun ini mereka bisa menikmati pertumbuhan omzet 10 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan, untuk industri skala kecil dan menengah rata-rata tumbuh 2-3 persen, namun hingga akhir tahun bisa tumbuh 7 persen," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Sae-dah pada acara pembukaan Himpunan Perajin Indonesia (Himpi) Expo di Jakarta, Selasa (13/12).

Industri skala mikro dan kecil yang bergerak di sektor busana dan makanan, menurut Euis, menjadi dua bidang yang akan diperkuat lebih dulu. Produk busana akan difokuskan pada produk perhiasan.

"Kedua sektor itu memang sedang tren dan terus bertumbuh. Dua puluh lima persendari IKM nasional bergerak di sektor makanan, tapi belum terstruktur secara mendasar. Pemerintah akan mengupayakan penguatan mulai dari aspek pajak wta menyoroti isu tentang keamanan pangan, dari penerapan standar internasional terkait hazard analytical critical control point (HACCP) dan good manufacturing practice (GMP/ cara produksi yang baik), termasuk soal pengemasan," papar dia.

Untuk itu, lanjut Euis, pihaknya akan menerapkan pendekatan interlink ages, yakni menjalin rantai keterkaitan antara pelaku industri skala mikro dengan skala kecil dan menengah. "Pendekatan itu mencakup rantai pasokan bahan baku dan produk jadi dan mulai berlaku pada tahun 2012. Intinya, IKM yang mapan menolong IKM kecil dan mikro lainnya agar ikut mapan dan naik kelas," turur dia.

Euis menambahkan pendekatan tersebut membutuhkan kepercayaan di antara sesama pelaku. Untuk skala kecil dan mikro, syarat tersebut bisa dipenuhi. "Tujuan pemerintah adalah memenuhi kebutuhan pasar domestik. Setidaknya,menekan impor produk kerajinan yang saat ini menguasai sekitar 43 persen pasar dalam negeri," tandas dia.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Himpunan Perajin Indonesia (Himpi) Siti Suprapti mengatakan industri busana dan kerajinan khusus IKM memiliki daya serap tenaga kerja dengan tingkat keterampilan yang mampu dikuasai oleh lapisan masyarakat. Apabila pemerintah ingin membenahi sektor tersebut, akan mengurangi angka kemisikinan.

Menurut Siti, pasar ekspor produk busan dan kerajinan sangat besar. Tahun lalu, ekspor produk kerajinan meningkat 7,15 persen dari 2009. "Ekspor produk kerajinan pada 2010 mencapai 624,30 juta dollar AS atau naik 7,15 persen dari 2009. Sampai dengan semester I tahun ini, ekspor mencapai 273,54 juta dollar AS dengan tujuanutama Amerika Serikat 43,4 persen, lepang 12,3 persen, Inggris 4,4 persen, Australia, (erman, Belanda, Prancis 3,5 persen," papar dia.

Pertu Perhatian

Pengamat ekonomi dari Universitas Sumatra Utara, Ihon Tafbu Ritonga, mengatakan UKM harus mendapat perhatian serius dari pemerintah agar usahanya bisa bertahan dan berkembang lebih besar. UKM sudah terbukti menjadi penyelamat perekonomian secara nasional di saat krisis ekonomi dan global melanda Indonesia.

"Komitmen pemerintah diperlukan dalam pengembangan industri pengolahan hilir, terutama dengan memberi insentif kepada para pengusaha yang berminat menanamkan modalnya di sektor ini. langan sampai sebagian besar ekspor kita adalah bahan baku," papar Jhon.

Kadin Minta Haircut Utang UKM

 Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta kebijakan pemotongan (haircut) dan restrukturisasi utang untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Kadin berharap kebijakan keringanan utang tersebut dapat dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang tentang Pengurangan Piutang Negara dan Piutang Daerah,.

Wakil Ketua Umum Kadin Natsir mengatakan, pihaknya tidak bisa tidak menutup mata terhadap permasalahan kredit macet UKM yang belum terselesaikan kepada bank-bank BUMN pascakrisis ekonomi 1998.

"Kami sedang berupaya mencari penyelesaian atas permasalahan kredit macet UKM melalui restrukturisasi dan haircut utang. Kami berharap RUU ini memasukkan piutang bank-bank BUMN dan BUMD, sehingga masalah hapus tagih dan restrukturisasi utang dapat diatur sesuai UU Perseroan Terbatas dan prinsip goodcorporategovernance? kata Natsir dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR. di Jakarta, Selasa (13/12).

Menurut Natsir, pemberian haircut utang dapat membebaskan UKM dari jerat utang,sehingga UKM bersangkutan bisa melakukan ekpansi usaha. Data Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) tahun 2010-2011 menunjukkan, total nilai kredit bermasalah telah mencapai sekitar Rp 80-85 triliun.

"Langkah ini juga sebagai antisipasi UKM menghadapi era Asean Community. Tanpa ada usaha positif seperti itu, UKM kita akan kalah bersaing, dan Indonesia hanya menjadi target pasar negara lain," ungkap dia. Di sisi lain, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hengki Supit menilai insentif penghapusan utang bisa diberikan, namun khusus untuk UKM yang terkena dampak krisis moneter 1998.

"Meski saat ini Bank BUMN belum memberi pintu negosiasi karena belum ada payung hukumnya, saya kira perlu dicari jalan keluar agar UKM bisa mengatasi masalah utang. Tapi, ke depan jangan sampai pengaturan hal umum seperti itu harus terjadi lagi," ungkap dia.

Simpang Siur Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Azis mengatakan, piutang negara perlu didefinisikan sebelum UU Piu tang Negara ditetapkan. Sebab, sampai saat ini, pengertian pitang negara masih simpang siur "Mereka (Kadin, Apindo, dan Hipmi) termasuk Himbara menghendaki supaya piutang ke bank BUMN itu tidak termasuk piutang negara," kata dia.

Padahal, kata Harry, UU 49/ 1960 mengenai Panitia Urusan Piutang Negara, memasukkan hal tersebut sebagai piutang negara/uang negara, sehingga semua direksi harus mematuhi. Sedangkan, desakan dari berbagai kalangan supaya pengelolaan utang negara disesuaikan dengan UU BUMN masih diperdebatkan.

"Itulah masalahnya, ketika UU Keuangan Negara menyebutkan bahwa 1% saja ada dana negara di suatu perusahaan, maka .perusahaan itu disebut sebagai perusahaan negara. Sementara itu, UU BUMN menyebutkan saham negara di suatu perusahaan harus sampai 51% untuk bisa disebut perusahaan negara," ujar dia.

Monday, December 12, 2011

Laba Dikail dari Gerai Alat Pancing

 Penggemar kegiatan memancing yang semakin banyak, menjadi peluang menarik membuka toko peralatan memancing. PT Dunia Pancing Indonesia pun melihat peluang ini. Mereka meluncurkan kemitraan gerai peralatan memancing bernama DP Fishing Mart. Dunia Pancing sudah sejak 2003 menggeluti bisnis peralatan memancing. Menurut Zohirin, Marketing DP Fishing Mart, Dua Pancing menyediakan tiga paket kemitraan, yakni paket kemitraan senilai Rp 30 juta, Rp 60 juta, dan Rp 100 juta.

Nilai investasi pada paket tersebut sesuai dengan nilai barang yang akan diperoleh oleh sang mitra Misalnya, mitra yang membeli paket kemitraan senilai Rp 60 juta, maka ia akan mendapatkan barang untuk dijual senilai Rp 60 juta. Selain menyediakan dana untuk pembelian barang ini, menurut Zohirin, mitra juga harus membayar biaya tambahan. Besarnya Rp 12 juta untuk paket Rp 30 juta, biaya tambahan Rp 18,5 juta untukmitra yang menginvestasikan Rp 60 juta, dan biaya tambahan Rp 20,5 juga untuk paket senilai Rp 100 juta.

DP Fishing Mart mengutip biaya tambahan ini sebagai ongkos pembuatan etalase dan uang jaminan. Misal, biaya tambahan Rp 18,5 juta, terdiri dari biaya pembuatanetalase sebesar Rp 3,5 juta dan biaya jaminan usaha sebesar Rp 15 juta. Asyiknya, saat ini, DP Fishing Mart menawarkan diskon minimal 50% untuk biaya tambahan. Besarnya diskon tergantung dengan jenis paket yang diambil. Alhasil, mitra cukup membayar antara Rp 5,5 juta hingga Rp 6,5 juta.

Selain itu, mitra bisa membayar biaya tambahan ini secara bertahap dalam waktu dua bulan. "Pembayaran seperti ini untuk meringankan mitra," imbuh Zohirin. Kemitraan ini berlaku untuk kerjasama selama satu tahun. Setelah membayar, DP Fis-hing Mart akan memberi pelatihan karyawan dan pemilik, seragam, standar operasional serta modul tentang peratalan memancing. "Selain itu, kami juga akan memberi dukungan promosi adanya gerai baru di seluruh outlet kami," terang Zohirin.

Pasar spesifik

DP Fishing Mart menyedia-kakan beragam peralatan memancing, baik untuk kolam, sungai hingga laut. Berbagai peralatan dan perlengkapan pancing ini diimpor dari Korea, China, dan Jepang. Harga jualnya mulai Rp 30.000 hingga Rp 3 juta.

Konsultan Wirausaha dan Praktisi Bisnis Khoerussalim Ikhlas menuturkan, bisnis ini akan berkembang baik bila ditangani pehobi mancing. Dengan pasar yang spesifik, akan sulit bagi mitra yang bukan pemancing untuk dapatkan kembali investasinya. Ia pun berpesan agar mitra lebih berhati-hari menjalankan usahanya. Mitra pun harus cerdik dalam membidik dan merangkul pasar berupa komunitas pehobi mancing.

Salah satu cara untuk mena-rik minat pasar adalah menghimpun komunitas untuk membangun pasar dan memperkenalkan brand. "Mitra juga bisa mengadakan lomba yang berhubungan erat dengan kegiatan memancing dan menjalin kerjasama dengan produk lainnya," tutur Khoerussalim. DP Fishing Mart Komplek Sentra Latumenten Blok C 23-24 Jl. Prof. Dr Latumeten 50 Jakarta Barat HP. (021)93883851 Telp. (021)56975501 Faks. (021)56975502

Mending Dorong Market Mbok Berek Ayam Goreng Suharti

Belasan waralaba asal Amerika Serikat (AS) siap melebarkan sayap ke Indonesia. Para pengusaha lokal pun ketar-ketir. Pemerintah diminta fokus mengembangkan waralaba lokal. Pemilik waralaba asal Negeri Paman Sam sudah mulai melobi pcrerintah agar mendapat izin masuk ke Tanah Air. Dan 16 waralaba yang akan masuk, satu di antaranya telah mengantongi izin untuk membuka outlet pertamanya di Bali pada April 2012. Waralaba itu adalah Johnny Rockets. Menanggapi ini. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengaku belum me-ngetahui kabar tersebut. Namun dia menegaskan, sebelum beroperasi di Tanah Air. waralaba asing terlebih dahulu harus memiliki izin usaha di Indonesia.

"Saya tidak hapal bagaimana ketentuan dan tahapan perizinannya. Saya belum pelajari lebih detail mengenai hal itu," dalih Bayu di Jakarta, kemarin. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minu-man (Gapmmi) Franky Sibarani menilai, menjamurnya jumlah waralaba di Indonesia merupakan hal yang wajar.

Namun, dia mengusulkan agar pemerintah sebaiknya lebih fokus pada pertumbuhan waralaba dalam negeri demi menjaga keseimbangan antara waralaba lokal dengan asing. "Sebaiknya pemerintah hold (tunda) dulu (izin) waralaba asing. Fokus saja dulu mendorong waralaba lokal yang sudah turun marketnya, seperti Mbok Berek dan Ayam Goreng Suharti." ujar Franky di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, jika pemerintah tetap mengeluarkan izin tersebut,maka dipastikan waralaba lokal akan semakin sulit menghadapi persaingan dengan waralaba asing, yang notabene kuat dari segi permodalan. Selain itu, sekarang ini waralaba lokal juga tengah menghadapi persoalan bunga yang tinggi. Karena itu, Gapmmi meminta pemerintah mempertimbangkan hal tersebut.

"Mindset-nya jangan selalu berorientasi pada peluang lapangan pekerjaan. Tapi juga harus mendorong industri dalam negeri bisa maju," tegas Franky. Di Bali, imbuhnya, konsumen memungkinkan untuk mengakomodir waralaba asing. Franky menyarankan, daerah waralaba bisa dibatasi oleh pemerintah untuk mencegah persaingan dengan waralaba lokal yang sudah eksis di daerah.

"Kalaupun diberi izin, harusnya ada batasannya. Misalnya, boleh dibuka tapi terbatas lokasinya. Kalau jenis roti, mungkin itu bisa. Karena marketnya beda," imbuhnya. Anggota Komisi VI DPR Sukur Nababan menilai, waralaba yang ada di Indonesia merupakan kelompok usaha mikro kecil menengah (UMKM). Sebagai penopang perekonomian Indonesia, pengusaha UMKM belum mendapat dukungan dari pemerintah.

"Mereka (waralaba lokal) berjuang sendiri. Menurut saya, tidak perlu ada lagi waralaba asing masuk ke republik ini. Johnny Rockets bisa masuk karena sudah dapat izin dari Menteri Perdagangan yang lama," tandas politisi PDIP itu. Seperti diketahui, sebanyak 12perusahaan AS akan membawa 16 merek waralaba untuk menggaet investor Indonesia. Ke-12 perusahaan ini tergabung dalam Misi Perdagangan Franchise Times International Franchise Association/ U.S. Commercial Service Trade Mission yang peYtama kalinya datang ke Indonesia.

Untuk mengawali misi perdagangan di Indonesia, restoran hamburger cepat saji Johnny Rockets telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of understanding/MOU) dengan Sahid Group untuk membawa merek restoran AS terkenal tersebut ke Indonesia.

PT Rianti Investama Internasional selaku master waralaba Johnny Rockets di Indonesia, bertekad membuka sedikitnya lima cabang restoran di Bali dan Jakarta. Presdir PT Rianti Investama Internasional Yanti Sukamdani optimistis kurang dan lima tahun investasi dari setiap outlet restoran sudah bisa balik modal.

Selain Johnny Rockets, merek-merek yang terlibat dalam misi dagang ini didominasi oleh waralaba berbasis makanan dan minuman. Merek-merek itu adalah Applebees, Dennys, Carvel Ice Cream, Cinnabon, Schlotzskys, Moes Southwest Grill, Great American Cookies. Ada pula merek Marble Slab Creamery, Pretzelmaker, Polio Tropical, Ritas Italian Ice, Which Wich dan Wing Zone. Sementara merek-merek lain di luar industri makanan terdiri dari Crestcom (waralaba pelatihan kepemimpinan) dan The Vitamin Shoppe.

Fauzan Hangriawan, Wirausaha Muda Mandiri 2010

Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Begitulah ungkapan yang berlaku bagi sosok muda, Fauzan Hangriawan. Peruntungannya tiba setelah 12 kali gagal dalam merintis usaha. Ada baiknya melihat bagaimana Fauzan merintis usahanya hingga sukses sebagai peternak lele seperti sekarang ini.

Niat Fauzan untuk membuka usaha sendiri telah dimulai sejak di bangku sekolah pertama (SMP). Saat itu, sceara mengejutkan dia memilih membantu orang menjual baru bata. "Waktu itu saya masih tinggal di Lampung," ujar Fauzan memulai kisahnya kepada Jumal Nasional, akhir pekan lalu di Jakarta. "Orang tua saya banyak mengenal beberapa pengusaha bahon bangunan, maka saya mencoba menjual baru bata pada mereka."

Ketika duduk di bangku sekolah menengah atas, passion Fauzan berwirausaha makin memuncak. Dengaivberbekal tabungan yang ia sisihkan dari uang jcgan setiap harinya, Fauzan memulai usaha berjualan keripik. Bermodalkan Rp200 ribu, Fauzan remaja mengajak beberapa ibu-ibu yang gemar memasak untuk membuat keripik. Dia kemudian yang menjualnya.

Waktu terus berjalan. Jiwa wirausaha dalam diri Fauzan makin membara. Ketika kuliah, langkah berwirausahanya dalam lingkup yang lebih besar. Tidak jauh dari tempat tinggalnya di kawasan Depok, Fauzan menyewa sebuah tempat usaha. Menggandeng dua orang teman, ia membuka warung siomay. Sayangnya, lantaran ditinggal rekan kerjanya, usahanya ini kandas hanya dalam hitungan dua pekan saja.

Masa penyewaan tempat yang masih cukup lama, membuat pria penyuka olahraga ini memutar otak untuk tetap bisa menghasilkan sesuatu. Ia pun menggandeng seseorang yang memang pandai memasak masakan China. Usaha ini bertahan cukup lama.

Setidaknya kurang lebih satu setengah tahun lamanya. Lagi, lantaran masih dalam proses belajar, Fauzan masih kurang baik dalam hal manajemen, hingga akhirnya ia kehilangan rekan kerjanya tersebut. "Ia buka usaha sendiri akhirnya," ujarnya berkisah.

Pada 2008, dia mencoba usaha percetakan kecil-kecilan,penyewaan proyektor. Usahanya masih bertahan hingga kini. Berbagai usaha yang dijalaninya itu, membuat Fauzan sudah tidak pernah meminta uang pada orang tuanya sejak duduk di semester ketiga bangku kuliah.

Cita-citanya untuk menjadi seorang entrepreneur meyakinkannya untuk bisa mencari jenis usaha yang memang benar-benar cocok. "Saya belajar dan membaca dari media bahwa lele itu punya prospek. Saya pun mencoba," ujar Fauzan.

Fauzan lantas memulai membudidayakan lele dumbo pada September 2009. Proses pembelajarannya dilakukan secara autodidak melalui buku dan internet. Dia menemukan banyak kendala di lapangan. "Usaha lele tidak semudah yang kita bayangkan," ujar pria kelahiran Pontianak, 24 Juh

1986 ini. Dia pernah gagal panen, penjualan yang tidak sepadan dengan biaya produksi, serta tingginya tingkat kematian lele. Hingga pada akhirnya Fauzan membaca sebuah artikel di koran nasional yang membahas sosok Nasrudin, pembudi daya lele sangkuriang.

Dari situlah dia kemudian meneguhkan niat untuk berguru kepada Nasrudin. Setelah mengikuti pelatihan, Fauzan langsung mempraktikkan ilmunya. "Pada November 2009 itu saya diperkenalkan oleh teman saya itu melalui surat kabar waktu itu, sosok Pak Nasrudin. Seminggu kemudian saya niatkan untuk bersilaturahmi dan belajar dengan beliau serta ikut pelatihan," ujar pemilik usaha bernama Sylvafarm itu.

Dia lantas membuka satu kolam. Fauzan tetap belajardan berbagi dengan Nasrudin. Akhirnya dia memberanikan diri membuka delapan kolam. Lalu, naik lagi menjadi 25 kolam hingga akhirnya menjadi 75 kolam. Dari kolam tersebut Fauzan dapat menghasilkan 15 ribu ekor bibit lele sangkuriang setiap bulannya.

Setelah memahami teknologi serta pemahaman yang mendalam, dia mencoba mengajak warga dan petani lele yang ada untuk bekerja sama membudidayakan lele sangkuriang. Kini, Fauzan tidak saja menjual benih, tetapi juga hasil pembesaran lele. Dalam sebulan, Fauzan bisa menjual sekitar 120 ribu benih dan 100 kilogram lele. Lele sangkuriang ini dijual ke pasar tradisional, rumah makan Padang dan w.irung pecel lele kaki lima di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dengan harga sekitar Rp 15 ribu per kilogram.

Memberi Manfaat

Namanya kian dikenal dengan sebutan wirausahawan muda, setelah meraih juara pertama Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2010 untuk kategori Mahasiswa Bidang Industri dan Jasa. "Penghargaan itu merupakan amanah," kata pria yang sempat bercita-cita sebagai polisi hutan ini.

Bagian terpenting dari kemenangan ini adalah Fauzan berhasil membuktikan bahwa generasi muda juga mampu menciptakan lapangan kerja, bukan hanya sebagai pencari kerja. Selain itu, ia juga berusaha agar apa yang dilakukannya ini dapat bemanfaat bagi masyarakat sekitarnya. "Pak Nasrudin memang menekankan pentingnya mengembangkan usaha ang bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.

Fauzan pun mengembangkan pola kemitraan dengan warga sekitar tempat usahanya. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya , ini terus berupaya membuat jaringan khusus petani pembenih, dengan cara mendidik petani-petani yang memiliki kemampuan lebih telaten dan detail. Ia juga mempekerjakan lima karyawan yang bertugas menjaga dan memberi pakan bibit lele tersebut.

Jaringan usaha itu efektif karena bisa mengatasi kendali produksi yang dihadapi. Pasalnya, panen lele sangkuriang baru dapat dilakukan dalam waktu 50 hari sampai 60 hari. "Saya juga mengatur kerja kelompok agar 20 petani yang bermitra dengan saya bisa memasok lele setiap hari. Pedagang pecel lele kala lima maunya kami memasok setiap hari," ujar Fauzan.

Limbah Jok Jadi Sepatu Beromzet Puluhan Juta

Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia banyak direpotkan dengan mengurusi berbagai limbah dari pabrik atau rumah tangga. Kebanyakan orang memandang limbah dan sampah sebagai musuh. Tapi bagi orangkreatif mampu menyulap limbah menjadi rupiah dan peluang usaha yangmenguntungkan banyak orang. Mau bukti?

Datang saja ke Sentra Kerajinan Indonesia (SKI) di Thamrin City, sebagai pusat perbelanjaan dan salah satu grosir baju batik dan pakaian muslim di Jalan Kebon Kacang Raya. Jakarta Pusat. Dibawah kepemimpinan Jati Eka Waluya (JEW). SKJ yang berada Lantai I Blok G 12 No 2 Gedung Thamrin City Ini banyak menampilkan contoh produk kerajinan berbahan limbah yang bernilai Jual tinggi.

Bahkan. SKI yang sejak berdiri bertujuan menjadi komunitas yang fokus pada pemberdayaan pengrajin dan bisnis kerajinan yang fair trade serta ramah lingkungan ini, telah mampu membuktikannya. Kios-kios SKI yang kini telah berkembang menjadi 10 kios telah menjual berbagai kerajinan dari produk-produk kerajinan berbahan limbah.

DI kios-kios SKI ini, bisa dilihat bahwa ranting pepohonan telah disulap oleh para pengrajin menjadi hiasan bingkai cermin. Kemudian tempurung kelapa diolah menjadi gesper tall pinggang serta berbagai limbah kayu yang disulap oleh para pengrajin menjadi berbagai Jenis mainan seperti mobil-mobllan hingga helikopter mainan.

Sosok yang sukses dalam bisnis limbah ini adalah Suci Pristlwati (46) warga Jalan Nangka. Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Dia mampu menginspirasi masyarakat di sekelilingnya untuk mengolah limbah menjadi berkah. Perempuan yang akrab dengan panggilan Sud ini mampu menyulap limbah Jok mobil mewah menjadi berbagai Jenis sepatu modls dan elegan.

Ketekunan dan tangan dingin perempuan asal Malang Jawa Timur Ini. telah membawa sepatu yang berbahan limbah kulit oscar Ini menjadi sepatu berkualitas tinggi. Meski produknya berkualitas tinggi Suci membanderol harga sepatu produknya yang diberi merek "Pleasent" Ini dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat kebanyakan.

Konsumen sepatu "Pleasent" pun tak hanya berasal dari dalam negeri. Beberapa kali. Warta Kota menyaksikan dalam pameran, stand sepatu "Pleasent" ramai didatangi para pembeli dari luar negeri. Produknya, banyak diborong pembeli saat mengikuti pameran besar di berbagai kota, khususnya di Jakarta.

Menurut Sud dan sejumlah orang yang mengenal Suci, penghargaan masyarakat tak hanya diberikan karena kualitas sepatu buatannya. Menurut mereka apresiasi diberikan kepada Suci karena produk "Pleasent didasarkan pada semangat ramah lingkungan atau bersplrit go green.

Hal ini cukup beralasan, karena Suci mampu memberdayakan limbah menjadi produk fesyen yang dari segi kualitas tak kalah dengan sepatu produk luar negeri. Namun perlu dicatat baghwa limbah Jok mobil yang digunakan Sud memang bahan Impor. Maksudnya limbah kulit Oscar yang dipakainya adalah limbah yang bahan aslinya diimpor dari Korea Selatan. Selama Ini, Korea Selatan memang terkenal dengan produk Jok mobil berkualitas untuk berbagai merek terkenal.

Saat Warta Kota menjumpai Suci pada acara Pameran Fashion Craft beberapa waktu lalu di Hall A Jakarta Convention Center dan mencatat harga-harga yang dipamerkan Suci cukup murah. Bahkan beberapa Jenis sepatu dijual dengan potongan harga layaknya pemilik toko sepatu di berbagai pusat perbelanjaan melakukan aksi cuci gudang produk. "Untuk hari terakhir pameran biasanya kami lepas dengan setengah harga untuk grosir dan diskon 30 persen untuk pembelian retail,1 kata Suci.

Beromzet puluhan juta

Perjalanan usaha Sud menciptakan sepatu dari limbah Jok mobil tak lepas dari peran PT Aneka Tambang (Antam) yang membina sentra UKM yang dikelolanya. "Saya bangga bisa menjadi bagian dari bina lingkungan PT Antam. Sebab dengan menjadi mitra PT Antam saya punya kesempatan memasarkan produk sepatu dari home Industri bahkan mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak," tutur Suci yang kini telah melibatkan belasan orang dalam pembuatan sepatu di rumahnya.

Sud berharap dirinya mendapatkan kesempatan dan fasilitas untuk meng-ikuti pelatihan usaha yang mampu membimbingnya menjadi pelaku UKM yang memiliki kemampuan mengelola usaha ini dari sisi hulu hingga hilir. Dia ingin melakukan perbaikan kualitas produksi, mode dan pengembangannya.

"Apalagi sekarang mulai ada permintaan untuk membuat sepatu olahraga, khususnya sepatu bola," kata Sud sambil melayani seorang Ibu muda yang tengah membeli sepatu bola untuk anaknya. Kini dengan usaha pembuatan sepatu berbahan limbah Jok mobil. Suci mampu meraih omzet puluhan Juta rupiah per bulan. Saat Imi Suci Juga membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin bermitra usaha dengannya, yakni sebagai reseller atau dengan sistem keagenan.

Sunday, December 11, 2011

Knalpot Purbalingga Sampai ke Mancanegara

Usaha Kecil Menengah perajin knalpot kendaraan di Kabupaten Purbalingga terpaksa tak bisa melayani banyak permintaan ekspor dan permintaan agen tunggal pemegang merk (ATPM) yang meningkat karena peralatannya tidak memadai. "Kami ada permintaan ekspor 500 unit knalpot per bulan dari Mercedez ke Jerman serta knalpot ke Dubai. Tapi karena kami hanya mampu mengerjakannya 100 unit per bulan, sehingga mereka menghentikan kerja sama," kata pemilik Jet Hot, UKM pengrajin knalpot, Mujahirin di Kabupaten Purbalingga, Jumat (9/12).

Mujahirin mengatakan, mengerjakan 500 unit per bulan tidak memungkinkan karena ia hanya mengerjakan pembuatan knalpot tersebut secara manual (handmade) yang dilakukan oleh para pekerjanya. Demikian pula permintaan 10.000 knalpot per bulan dari PT Toyota Astra terpaksa tak bisa terpenuhi.

Namun saat ini pihaknya masih mampu memenuhi permintaan knalpot sebanyak 1.500 unit per bulan ke ATPM Daihatsu untuk Terios, dan 500 unit per bulan ke Indomobil untuk Suzuki APV Luxury dan Swift, termasuk untuk memenuhi pesanan PT Pindad untuk produk pansernya serta memenuhi pesanan eceran dari berbagai bengkel.

Ia bahkan sudah menciptakan knalpot yang bisa menghemat BBM sampai 10 persen dan menambah tenaga 15-20 persen untuk Toyota Terano yang diberi nama Mugen dan dijual Rp900 ribu per unit, namun semuanya dibuat dengan cara manual.

Mujahirin mengatakan, para pengrajin knalpot Purbalingga membutuhkan alat cetak (molding) dan mesin power press untuk menambah kemampuan produksinya. Kementerian Riset dan Teknologi sudah membantu perajin alat potong stainless steel dan alat penekuk (bending) manual.

Perajin berkurang Sementara itu Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindagkop Kabupaten Purbalingga, Agus Purhadi mengatakan, saat ini ada 159 UKM perajin knalpot di Purbalingga, dengan total produksi per bulan sebesar 85 ribu unit knalpot dengan nilai produksi sekitar Rp11,11 miliar per tahun.

Jumlah UKM perajin knalpot ini sudah menurun dibanding lima tahun lalu yang jumlahnya 275 UKM, penurunan ini menurut dia, karena teknologi yang tak memadai (manual) dan semakin ketatnya persaingan.

Pihak provinsi, urainya, baru saja menghibahkan mesin CNC Bending, alat penekuk yang lebih modern bagi ratusan UKM knalpot tersebut dan saat ini masih dipajang di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Logam Purbalingga karena ketika dipasang di pusat kelompok perajin kapasitas listrik tidak menncukupi. "Potensi produsen logam dan komponen otomotif yang telah terbukti baik ada di empat kabupaten, Tegal, Klaten, Pati dan Purbalingga," katanya.

Sementara itu, pemilik Van Volken, usaha knalpot lainnya, Agus Adi Atmojo mengatakan memproduksi 600 knalpot kendaraan per bulan yang dipasok ke Toyota, Daihatsu, dan Suzuki serta dipasarkannya melalui internet.

Wednesday, December 7, 2011

Laba bisnis rompi pelindung dada semakin kencang

Pengguna sepeda motor yang makin banyak membuat permintaan aksesori para biker semakin besar pula. Inilah yang menjadikan peluang produksi aksesori biker terus melaju, seperti para produsen rompi pelindung dada untuk menahan terpaan angin langsung.

Makin banyaknya jumlah pengendara sepeda motor menjadi peluang bagi pengusaha aksesori bagi pengguna sepeda motor. Salah satu aksesori yang kerap dicari adalah rompi pelindung dada untuk menangkal terpaan angin saat berkendara.

Salah satu pengusaha yang memproduksi rompi ini adalah Ryan Lim di Jakarta. Mulai berbisnis sejak empat tahun lalu, Ryan tak hanya memenuhi permintaan dari Jakarta saja. "Permintaan terbanyak dari Yogyakarta dan Surabaya," ujar pria usia 28 tahun ini.

Pelanggan Ryan banyak dari daerah karena dia lebih banyak menggunakan strategi pemasaran melalui ikiku.com. Tak hanya menyasar konsumen akhir, rompi buatan Ryan juga banyak diminati pedagang aksesori sepeda motor. Harga yang ditawarkan untuk satu rompi berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 100.000. Harga tersebut ditentukan model, tingkat kesulitan jahit, dan mutu bahan baku.

Selain menjual produk jadi, Ryan juga siap melayani pesanan model, tentu saja dengan harga khusus. Ia mengatakan, untuk pesanan khusus tersebut, konsumen biasanya menunjukkan desain model sendiri. Nah, bila pesanan membeludak, Ryan sudah punya sekondan perajin konfeksi di Bandung.

Pesanan khusus biasanya datang dari anggota klub motor, kepolisian, ataupun komunitas airsoft gun. Ryan mengaku tiap bulan mampu menjual 100 rompi sampai 200 rompi. Dari jumlah itu, ia mampu mengantongi omzet hingga Rp 70 juta per bulan.

Untuk meningkatkan omzet, saat ini Ryan berusaha menjalin mitra pedagang di luar Pulau Jawa, seperti Bali dan Sumatra Utara. Menurutnya, dua wilayah itu cukup potensial karena jumlah pengendara sepeda motor sangat banyak. "Pasar Jakarta sudah ramai," ujarnya.

Walau persaingan di Jakarta sangat ketat, Ryan masih optimistis produknya tetap akan laku terjual. Sebab, pertumbuhan pengendara sepeda motor di Jakarta juga tinggi. Untuk menyiasati persaingan harga, dia memakai taktik memadukan bahan baku yang lebih murah namun dengan model yang tetap up to date. "Tetap terjangkau untuk kelas bawah," katanya.

Wahyu Susilo, pemilik Toko Motor Stationary di Cawang, Jakarta Timur, juga memproduksi dan menjual rompi pelindung dada ini sejak 2005 silam. "Pemakaian rompi untuk terhindar angin yang bisa menyebabkan penyakit paru-paru basah," ujarnya.

Menurut Wahyu, penjualan rompi pelindung dada mengalami lonjakan dalam tiga tahun terakhir. Dengan mematok harga mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 110.000, dalam sebulan, rata-rata Wahyu bisa menjual hingga 400 rompi. Dari penjualan, Wahyu bisa meraih omzet sekitar Rp 40 juta per bulan dengan konsumen berasal dari Jakarta dan Tangerang.

UKM Gula Jawa Dapat Bantuan Rumah Produksi

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pembuatan gula jawa di Dusun Ngincep, Desa Tri-widadi, Kecamatan Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memperoleh bantuan rumah produksi dan modal usaha. Bantuan rumah produksi dan modal usaha ini untuk mewadahi sekaligus meningkatkan usaha kelompok dalam memproduksi gula jawa." kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sari Kelapa, Wagiman di Bantul, DIY, Selasa (6/12).

Wagiman mengatakan, bantuan rumah produksi dan modal usaha untuk warga tersebut berasal dari pemerintah pusat melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispe-rtahut) Bantul, yang telah direalisasikan sejak tiga bulan lalu. Total bantuan sebesar Rp 110 juta dan akan digunakan untuk membangun rumah produksi Rp 60 juta, serta modal usaha berupa peralatan dapur senilai Rp 50 juta. Sejak berdiri pada 2006, KUB Sari Kelapa mempunyai sekitar 30 anggota dari warga setempat. Proses pembuatan gula jawa masih dilakukan di rumah masing-masing dengan fasilitas seadanya.

Dengan adanya rumah produksi itu, ia berharap, para anggota dapat bekerja menjadi satu karena selama ini kegiatan usaha terpisah dalam tiga rumah, yakni masing-masing tempat bahan baku, pembuatan, dan hasil gula jawa. Rumah produksi tidak jauh dari permukiman warga yang terletak bersebelahan antara Dusun Ngincep dan Dusun Jogonandan atau masih wilayah Desa Triwidadi. Lokasinya strategis karena memiliki akses yang mudah dijangkau warga sehingga diharapkan produksi kelompok semakin dikenal.

Menurut dia, hargajual gula jawa di pasaran sebesar Rp 12 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram (kg), namun hargajual gula kristal Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per kg. Selain mewadahi kegiatan usaha kelompok, rumah produksi itu juga memudahkan pendampingan dari dinas terkait. Apalagi, KUB ini berencana mengembangkan pembuatan gula kristal untuk menaikkan harga jual di pasaran. Sebab, untuk pembuatan gula kristal, warga masih membutuhkan pendampingan. Ia menjelaskan, sejak KUB terbentuk, usaha ini semakin meningkat.

Sebelumnya, rata-rata tiap rumah tangga memproduksi 1-2 kg gula jawa per hari, tapi kini berkembang menjadi tiga hingga empat kgper hari.

Bank Hapus Kredit Macet UMKM Korban Gempa

Sejumlah bank menerapkan hapus tagih kredit macet bagi debitur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menjadi korban gempa pada 2006.
Peneliti Madya Bank Indonesia (BI) DIY Djoko Raharto mengatakan, sejak 6 Januari hingga 31 Oktober 2010, perbankan telah menyelesaikan hapus tagih dari kisaran Rp 80 miliar menjadi Rp 71 miliar. Pada September 2011 menjadi Rp 30 miliar seperti yang dilakukan Bank Syarih Mandiri dan Bank Danamon," katanya di Yogyakarta, Senin (5/12).

Untuk audiensi dengan debitur UMKM di DPRD DIY, beberapa jaminan juga sudah dikembalikan. Bank Mutiara sudah hapus buku, tetapi belum hapus tagih sehingga jaminan masih disita bank, sedangkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah melakukan hapus tagih lebih dari Rp 15,5 miliar. Pelunasan oleh nasabah sendiri mencapai Rp 11,6 miliar dan proses hapus tagih senilai Rp 1,3 miliar sehingga kredit macet yang tersisa mencapai Rp 12,4 miliar yangakan segera diselesaikan manajemen beberapa bank.

Namun, kata dia, setelah dilakukan verifikasi, ternyata sebagian kredit macet UMKM terjadi sebelum gempa. Sehingga, bagi UMKM yang sudah diajukan perlu dicover dengan dana APBN tanpa melihat sebelum atau sesudah gempa.

Ia mengatakan, hal itu perlu dilakukan karena jika berdasarkan verifikasi, bank itu tidak masuk. Terkait persoalan tersebut, bank sentral telah mengirim surat ke gubernur DIY. Surat tersebut dimaksudkan untuk mengimbau pihak bank agar segera menghapus tagihan terhadap UMKM korban gempa.

Ketua Komunitas UMKM DIY Prasetyo Atmosutejo mengatakan, para pelaku UMKM korban gempa tersebut selama lima tahun terakhir telah d\-blacklist pihak perbankan ketika akan mengajukan kredit.

Mal itu terjadi karena dalam daftar di BI. para pelaku UMKM itu masuk dalam daftar nasabah yang tidak bisa membayar utang. Akibat- -nya, kata dia, sejumlah UMKM tidak bisa berkembang karena terbentur permodalan. "Kami menunggu kementerian atau lembaga yang akan melaksanakan penghapusan utang para pelaku UMKM tersebut yang mencapai Rp 75,9 miliar dan ditanggung 3.234 pelaku usaha, papar Prasetyo. antara

Warung Batik ASEAN Ada di Batam

Batik sebagai kerajinan dengan nilai seni tinggi telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama. Karena itu, bank perlu terus dilestarikan dan dipromosikan supaya menjadi bagian dari budaya dunia. Kota Batam ditetapkan sebagai pusat promosi batik ASEAN dengan harapan bisa menyebarluaskan kerajinan asli asal Indonesia itu ke negeri tetangga.

Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Batam Nada Faza Soraya mengatakan dalam rangka World Batik Summit, telah digelar sejumlah acara untuk mempromosikan kerajinan batik nasional di Jakarta dan Batam. Dipilihnya Batam karena kota itu telah ditetapkan sebagai pusat promosi batik wilayah ASEAN. Letaknya yang sangat strategis diharapkan bisa mempermudah akses masyarakat ASEAN untuk membeli dan mempelajari batik Nusantara.

Pameran Batik ASEAN yang diikuti empat negara pada 2-4 Desember kemarin di Batam diakui sukses karena berhasil mencapai nilai transaksi hingga 17 miliar rupiah.

Ditetapkannya Batam sebagai pusat promosi batik ASEAN cukup membanggakan kota ini karena akan menjadi tempat atau etalase kerajinan batik Nusantara. Batik juga diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri pariwisata selain akan meningkatkan perekonomian masyarakat kecil karena sebagian besar kerajinan batik diproduksi oleh UKM (usaha kecil menengah).

Untuk mendukung program tersebut, akan dibentuk trading house atau rumah niaga di Batam yang berfungsi sebagai pusat pameran dan perdagangan batik Nusantara. Di tempat itu nantinya dipamerkan seluruh produk batik dari berbagai daerah di Indonesia dan batik dari negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand. Tempat itu juga nantinya menjadi salah satu tujuan wisata yang akan dikunjungi turis asing.

"Permintaan pasar Asia Tenggara terhadap batik cukup tinggi dalam dua tahun terakhir sehingga dengan adanya pameran batik di Batam diharapkan akan terjadi peningkatan komunikasi perdagangan batik di kawasan ASEAN," ungkap Nada pada Koran Jakarta.

Batik Batam

Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan perkembangan kerajinan bank di Kota Batam terus berkembang. Saat ini, sudah banyak motif asli daerah yang dipasarkan sehingga perlu dipatenkan agar ndak ditiru oleh daerah atau negara lain. Beberapa motif andalan Batam antara lain gonggong, yakni sejenis hewan laut yang banyak dikonsumsi warga Batam serta motif lembatan Barelang yang menjadi ikon landmark Kota Batam.

"Kami sudah siapkan 10 motif batik asli Batam untuk mendapatkan paten dari Kementerian Hukum dan HAM," ujar dia. Pematenan nn ml batik itu perlu dilakukan supaya tidak diakui oleh pengusaha batik dari negara lain sebagai motif mereka. Pasalnya, negara lain seperti Malaysia sering mengklaim berbagai produk kerajinan Indonesia sebagai produk asli mereka.

Selain mematenkan motif batik, Pemerintah Kota Batam senantiasa memberdayakan para perajin batik dengan mempromosikan produk mereka serta mengenalkan pasar potensial. Unuk itu, para perajin batik senantiasa diikutsertakan dalam setiap pameran batik di dalam dan luar negeri. "Diharapkan Batam tidak hanya menjadi pusat perdagangan batik, tetapi juga pusat promosi yang berkaitan dengan pengembangan industri serta pariwisata dan kebudayaan" kata dia.

Jaring 205 Mitra dengan Jamur Kriuk

Hanya dengan modal Rp 3 juta, Fatoni berhasil membangun jaringan usaha waralaba penganan Jamur Kriuk dengan investor dari berbagai kota di Indonesia. Lihat saja, hanya butuh waktu 2,5 tahun, ia berhasil menjaring 205 mitra. Selain mendapatkan royalty fee dari mitra Toni juga mendapatkan laba dari penjualan bahan bakunya.

Menjadi wirausaha sukses tentu menjadi idaman banyak orang. Apalagi sukses itu diraih dalam tempo terbilang singkat Itulah nasib baik yang dialami Fatoni, pemilik CV Manggala Karya Abadi. Pria yang akrab dipanggil Toni itu hanya butuh waktu 2,5 tahun untuk membangun bisnis kemitraan Jamur Kriuk (Jakri) yang berpusat di Purwokerto, Jawa Tengah. Toni kini memiliki 205 mitra yang berjualan Jamur Kriuk dengan gerobak di banyak kota di Indonesia.

Toni mulanya tidak menyangka, usaha pembuatan olahan jamur itu bisa berkembang seperti sekarang ini. Padahal, ia menemukan racikan olahan jamur itu secara tidak sengaja. Ketika itu, Toni ingin membuat olahan penganan yang unik. Hingga akhirnya dia memutuskan membuat kudapan berbahan baku jamur. Temyata masakan coba-coba lezat rasanya. "Mulanya saya hanya ingin membuat usaha yang memiliki racikan berbeda," ujar suami dari Lita Desita Permatasari itu.

Akhirnya, dengan modal cuma Rp 3 juta, Toni memutuskan berjualan olahan jamur dengan gerobak. Ia rela menaruh ijazah Magister Manajemennya di lemari demi berjualan jamur. "Semua saya jalani dengan yakin, bahwa usaha ini akan berkembang," kata alumi Universitas Islam Indonesia (UH) Yogyakarta itu.

Walaupun sempat laris, bukan jaminan usaha itu tetap laku. Penjualan jamur kriuk milik Toni sempat turun, bahkan pernah ia hanya menjual empat bungkus dengan omzet Rp 20.000 per hari. "Saat itu saya hanya panas dan kehujanan," kenangnya. Dengan penuh kesabaran, ia berusaha mempertahankan usaha itu hingga omzetnya pelan namun pasti terus menanjak. Begitu omzetnya berkibar, saat itulah banyak investor yang datang dan mereka tertarik menjadi terwaralaba jika Toni mengembangkan usahanya menjadi waralaba.

Toni pun tertarik mengembangkan usahanya ini dalam bentuk waralaba. Dan ketika waralaba ini ditawarkan, gayung bersambung, para investor pun berdatangan. Hanya butuh waktu 2,5 tahun, Toni sudah mampu menjaring 205 terwaralaba, 28 di antara adalah pemegang master franchise. "Mitra terjauh kami saat ini ada di Pekanbaru," kata Toni.

Untuk menjadi pemegang master franchise, Toni mensyaratkan terwaralaba harus setor modal sebesar Rp 30 juta sampai Rp 40 juta Sementara untuk terwaralaba hanya membenamkan investasi sebesar Rp 6,8 juta Sebagai usaha waralaba, tentu juga mengutip royalti/ fee sebesar 2,5% dari omzet per bulan. Selain itu, ia juga mendulang untung dari penjualan bahan baku. "Setiap bulan ada tujuh sampai delapan terwaralaba baru yang bergabung dengan kami," terangnya

Tentu, usaha ini juga tak selalu berjalan mulus. Toni mengaku, kini sekitar 15% terwaralaba sudah tidak aktif lagi berbisnis Jamur Kriuk. Buktinya, inereka tak setor royalty fee. Namun begitu, Toni  "Usaha jamur sukses karena tidak adapesaing," kata Fatoni.mengaku setiap gerai Jamur Kriuk yang aktif memperoleh omzet rata-rata Rp 300.000 -Rp 500.000 per hari atau omzet per bulan rata-rata sebesar Rp 4,5 juta

Agar bisnisnya bisa berkembang, Toni melakukan ekspansi bisnis pada pertengahan Juni 2011 lalu. Ia membuat usaha waralaba baru bernama Pasta Jamur Kriuk (Pasta Jakri). "Gerai ini menjual jamur kriuk memakai bumbu pasta," kata Toni. Namun sampai Desember ini, gerai Pasta Jamur Kriuk itu belum mendapatkan terwaralaba Tapi dari gerai miliknya sendiri, Toni mengaku bisa mendulang omzet hingga Rp 1,5 jnta per hari atau sekitar Rp 45 juta per bulan.

Dari seluruh usahanya, Toni mengklaim hanya mendapatkan omzet Rp 125 juta per bulan. "Saya bikin konsep waralaba bukan mencari laba tapi lebih kepada memberikan manfaat bagi orang lain," ujarnya. Dalam menjalankan usahanya itu, Toni berhasil menyelipkan pesan, jamur bisa diolah menjadi penganan lezat sekaligus menghasilkan laba yang menggiurkan.

Lewat tangan dinginnya, Toni berhasil mengemas jamur dengan aneka rasa seperti rasa keju, barberque, balado, piza, super pedas hingga rasa orisinal. "Usaha jamur ini sukses karena tidak ada pesaing," katanya

Monday, December 5, 2011

Pengusaha Pribumi Palembang Giat Bina UKM

Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Kota Palembang di Sumatera Selatan, giat melakukan pembinaan kepada warga kota tersebut yang menekuni usaha kecil dan menengah (UKM). Pembinaan terhadap UKM itu, dilakukan dengan membantu penyediaan modal usaha, penyediaan tempat usaha, pengembangan usaha, pengembangan produk barang dan jasa, serta mencarikan pasar potensial, kata Ketua HIPPI Palembang, Yudi Farola Bram, di Palembang, Jumat (2/12).

Menurut dia, saat ini pihaknya sedang membina masyarakat yang menekuni usaha kerajinan rakyat tenun songket, makanan khas seperti pempek dan pindang, serta jasa menjahit pakaian. Pada saat berlangsung SEA Games ke-26 di Palembang pada 11-22 November 2011 lalu, sejumlah pengrajin songket binaan HIPPI difasilitas untuk menggelar barang dagangannya kepada pejabat dan pengusaha yang berkunjung ke daerah ini.

Begitu juga jamuan makan dan oleh-oleh pempek buat mitra kerja dan relasi HIPPI yang dibeli dari UKM binaan dimaksud, kata dia. Sedangkan pembinaan terhadap usaha jasa menjahit, permintaan (order) pakaian seragam diperoleh anggota HIPPI dari pemerintah daerah atau dari sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang ada di daerah itu, yang selama ini biasanya pengerjaannya diserahkan kepada pengusaha konveksi di Bandung dan kini telah diserahkan kepada penjahit binaan di daerah ini, kata dia lagi.

Yudi Farola menjelaskan, anggota HIPPI giat melakukan pembinaan terhadap UKM karena prihatin terhadap persoalan permodalan, pemasaran, dan pengembangan usaha yang selalu menjadi penghambat pengembangan usaha mereka. Padahal pengusaha pribumi yang tergabung dalam naungan HIPPI Palembang itu, memiliki kemampuan yang besar untuk mengatasi persoalan yang dihadapi tersebut.

"Anggota kami ada yang memiliki dana segar yang cukup besar, tempat usaha yang tidak terpakai, mitra kerja dan jaringan bisnis yang luas, potensi tersebut jika disinergikan dengan UKM akan menjadi kekuatan usaha yang besar di daerah ini," ujar dia. Melalui upaya tersebut, diharapakn pengurus dan anggota HIPPI Palembang dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi kerakyatan dan bisa memperkuat perekonomian secara nasional, kata salah satu pengusaha pribumi Palembang itu lagi.

Katumbiri Expo 2011 berdayakan UKM perempuan

Indonesia selama ini dikenal dengan produk-produk berbasis warisan budaya, seni dan kearifan lokal. Kini, pameran ekonomi kreatif berbasis kesetaraan gender digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 7 hingga 11 Desember 2011 bertitel Katumbiri Expo 2011. Pameran ini akan mempromosikan aneka ragam produk kreatif budaya Indonesia," kata Ketua Panitia Katumbiri Expo 2011 Sri Redjeki Sumaryoto didampingi Menteri Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar di Jakarta, Senin (5/12).

Pameran ini, menurut Sri Redjeki diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ibu, juga bertujuan mewujudkan peranan perempuan dalam kesetaraan di bidang industri kecil dan menengah. "Kesetaraan mengilhami perempuan pada indstri kreatif," terangnya

Pameran yang akan dibuka Ani Bambang Yudhoyono ini menghadirkan 150 peserta yang sebagian besar adalah kaum perempuan. Berbagai produk budaya yang dihadirkan antara lain produk kerajinan, fesyen, kuliner, arsitektur, seni sas-tra, seni musik, seni pertunjukan, dan berbagai karya cipta lainnya yang berasal dan dikembangkan oleh berbagai suku-suku bangsa di tanah air.

JUNJUNG KESETARAAN

Meneg Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar menambahkan Katumbiri akan menampilkan beragam karya para perajin laki-laki dan perempuan yang menjunjung tinggi kesetaraan. "Ada juga zona produk kerajinan tekstil, fashion, aksesoris dan interior products. Zona lainnya adalah untuk produk herbal, spa dan kosmetika berbasis tradisi dan kearifan lokal," jelasnya.

Mengingat kontribusi perempuan dalam konteks ekonomi keluarga sangat signifikan terutama usaha mikro dan kecil maka mereka patut mendapatkan keadilan untuk mengakses pasar bagi hasil produksinya. "Katumbiri yang artinya pelangi akan membuka pasar mereka karena penyelenggara mengundang potential buyer untuk datang pada pameran," kata Linda.

Perajin kaus kesulitan perbesar ekspor

Perajin kaus di Sentra Industri Suci Bandung kesulitan memperbesar kuota ekspor ke sejumlah negara terutama kawasan Afrika dan Eropa karena belum mengantongi standardisasi mutu internasional. Ketua Koperasi Perajin Kaos Suci Bandung Marnawi Munamah mengatakan sejumlah perajin kesulitan mendapatkan sertifikasi ISO sehingga sulit melakukan penetrasi pasar ekspor.

"Kebanyakan para perajin kaus baru mampu mengekspor produk ke Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam karena kualifikasinya yang tidak terlalu ketat," katanya, kemarin. Menurutnya, peluang untuk mengekspor kaus sebenarnya cu-kup terbuka. Baru-baru ini ada permintaan kaus dari pembeli di Afrika Selatan sebanyak 3 juta potong.

"Untuk itu perajin hanya bisa menembus pasar Asia Tenggara saja. Itu pun volumenya masih kecil yakni sekitar 5% dari total ekspor produk tekstil dan produk tekstil. Marnawi mengungkap dari sekitar 400 perajin di Sentra Kaus Suct hingga saal ini belum ada satu pun yang mengantongi sertifikat ISO.

Selain kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi oleh perajin cukup rumit, mayoritas perajin masih bingung dengan jenis-jenis dokumen yang harus disertakan. "Masalah utamanya adalah biaya untuk memperoleh sertifikat yang masih sangat mahal untuk ukuran UMKM.Setiap sertifikat yang akan diterbitkan diperkirakan membu-tuhkan biaya Rp40 juta-Rp50 juta," tuturnya.

Dia berharap ada bantuan dari pemerintah berupa subsidi atau insentif untuk mempermudah perajin memperoleh lisensi internasional. "Selama ini pemerintah hanya1 mengajari kami bagaimana cara mengekspor produk." Ketua Kadin Kota Bandung Deden Y. Hidayat mengatakan ada beberapa kriteria sebelum mendapatkan standar mutu internasional tersebut. Di antaranya, penilaian kualitas produk, penilaian mengenai manajemen, pemasaran hingga infrastruktur y.ing dimiliki perajin.

Menurutnya, standardisasi produk memang merupakan salah satu hal utama dalam persaingan. Apa--lagi pembeli di luar negeri menerapkan standar ketat ketika menerima produk impor.

Sunday, December 4, 2011

Bisnis Burger yang Tetap Bugar

Kudapan burger kerap dianggap sebagai makanan junkfood alias makanan tidak sehat, karena mengandung banyak lemak. Tapi, oleh PT Wedha Artha Abadi di Bintaro, Tangerang Selatan, pengelola Aussy Burger, mengolah burger menjadi makanan sehat.

Melby Sakina Baradja, Manajer Operasional Aussy Burger, bilang, sejak tahun 2005 mereka membuat burger dari daging yang dibakar pada suhu tertentu. Ia mengklaim, hasil pembakaran daging itu lebih sehat karena daging yang terbakar mengandung kadar lemak rendah.

Pilihan menu di Aussy Burger yang disediakan, antara lain crispy cheese burger, cheese burger, double beef burger, hingga double beef and cheese burger. "Harga jual berkisar Rp 12.000 sampai Rp 18.000 per porsi," ujar Melby. Hingga saat ini, Aussy Burger memiliki lima unit cabang yang tersebar di Bintaro, Gandaria, Tebet, Cilandak, dan di Jalan Sudirman.

Melihat animo pembeli yang besar, Oktober lalu, Aussy menawarkan kemitraan. Kini, usahanya itu telah memiliki satu mitra yang beroperasi di kawasan Jakarta Selatan. Ada dua paket yang ditawarkan Aussy. Pertama, paket mini booth dengan investasi Rp 50 juta. Paket kedua, paket kafe atau resto dengan investasi Rp 150 juta. Kedua paket ini memiliki jangka waktu kerja sama selama lirna tahun.

Biaya paket itu termasuk perlengkapan operasional berupa meja, kursi, peralatan masak hingga seragam karyawan kepada mitra. Aussy juga membantu promosi, training karyawan, penyediaan tim quality control serta sistem operasional. Menurut Melby, Aussy tidak memungut franchise jcc maupun royalty jcc kepada mitra. Untuk paket resto, mitra bisa mendapat pmzet Rp 57 juta per bulan atau Rp 1,9 juta per hari. Mitra akan balik modal dalam jangka waktu 16 bulan. Agar usahanya laku, Aussy membantu mencari lokasi penjualan. "Yang jelas lokasi tentu harus dekat dengan pusat keramaian," kata Melby.

Khoerussalim Ikhsan, Konsultan Wirausaha dan Praktisi Bisnis bilang, makanan dungan berbahan roti termasuk burger memiliki banyak peminat di Indonesia. "Selama roti masih digemari, maka burger masih punya pasar," kata Khoerussalim. Tapi, ia menilai kerja sama kemitraan Aussy terlalu mahal, khususnya paket investasi booth Rp 50 juta. Ia memerkirakan Aussy akan sulit mencari mitra. Menurutnya, investasi ideal untuk paket booth hanya Rp 20 juta. Pasalnya, dasar investasi ini tergantung dari harga booth yang tidak terlalu mahal.

Sukses dengan Berbisnis Spa Bayi

Anda mengenal Spa bayi? inilah kisah dimulainya bisnis yang kini banyak mendulang keuntungan dipelbagai negara. Alkisah dari pengalaman seorang ibu rumah tangga, yang bangkit menjadi seorang entrepreneur.

Menjadi entrepreneur, bukanlah bagian dari cita-cita bagi Dini, wanita kelahiran Jakarta, 23 Juni 1978 ini.yang pernah bekerja sebagai GE Consumer Finance di sebuah perusahaan ternama, pengalamannya sebagai marketing manager credit card di bank swasta, membuat ibu dua putri ini tertantang untuk mencari kesibukan di sela-sela rutinitasnya mengurusi sang buah hati.

Motivasi Dini untuk menjadi seorang pengusaha, mulai muncul setelah Ia mengambil cuti melahirkan. Naluri seorang ibu yang tidak tega meninggalkan buah hatinya selama berjam-jam, membuat Dini akhirnya mengambil keputusan untuk resign (mengundurkan diri) dari pekerjaannya saat itu.

Hari-hari Dini yang diisi dengan segala urusan rumah tangga membuat rindu dengan rutinitas kantor dan segala deadline yang harus dipenuhinya. Dari sinilah dini mulai berpikir untuk mencari peluang bisnis yang memiliki waktu kerja cukup fleksibel dan bisa membawa putri-putrinya ke tempat kerja tanpa harus mengabaikan segala kebutuhan mereka.

Ketika sedang bingung memilih peluang bisnis yang akan dijalankannya, Dini teringat dengan layanan baby swim dan baby Spa yang dikunjunginya bersama keluarga ketika berada di Singapura. Kebiasaan Dini membawa putri kecilnya yang belum genap berusia 12 bulan ke baby swim ternyata memberikan perkembangan motorik yang sangat bagus bagi sang anak. Sehingga putri kecil Dini sudah dapat berenang sebelum genap berusia satu tahun, ide bisnis ini lalu diceritakan Dini kepada sahabatnya semasa kuliah yaitu Mitzy Christina, yang akhirnya sepakat untuk membangun bisnis Spa bayi bersama.

Berpartner dengan sahabat dekatnya Mitzy, membuat Dini semakin optimis dan termotivasi untuk segera mewujudkan bisnis Spa bayi impiannya. Setelah enam bulan mempersiapkan konsep dan merinci segala perlengkapan serta peralatan yang dibutuhkan untuk membuka bisnis Spa bayi, Dini dan Mitzy pun siap membuka gerai pertama dengan nama, The Spa Baby pada tahun 2009.

Perjuangan mereka untuk mengenalkan konsep baru dalam merawat kebersihan dan perkembangan bayi ternyata tidaklah mudah. Awalnya dua ibu muda ini setiap hari rela menghabiskan waktu mereka dari mulai gerai dibuka sampai tutup pada malam hari untuk melayani konsumen secara langsung. Hal ini sengaja mereka lakukan untuk mengenalkan pentingnya Spa bayi kepada para orang tua, sehingga mereka mempercayakan kebersihan dan perkembangan motorik putra-putrinya ke gerai The . Spa Baby.

Setelah bisnisnya mulai dikenal konsumen, Dini dan Mitzy tidak lantas berpuas diri setelah jadi pengusaha sukses dengan berbisnis Spa bayi. Melihat target pasar Spa bayi yang masih terbatas, dua wanita cantik ini melebarkan sayapnya dengan membidik pasar anak dibawah 12 tahun sebagai target baru mereka. Pelayanan yang diberikan pun semakin beragam, mulai dari baby Spa, baby swim, massage, potong rambut, krimbat, facial, dan manicure-pedicure untuk mempercantik dan membersihkan kuku serta tangan anak.

Kreatifitas dan inovasi baru yang juga diikuti kerja keras dua sahabat ini ternyata membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Dari waktu ke waktu perkembangan The Spa Baby semakin menunjukan hasil yang positif, bahkan kini Dini bersama rekannya telah memiliki belasan karyawan untuk melayani para konsumen yang jumlahnya setiap hari kian meningkat.

Sukses Tak Ada Kuncinya, Kegagalan Ada Rumusnya

Sukses ternyata tidak ada kuncinya. Tapi kegagalan justru ada rumusnya. Setidaknya, itu kiat Setyo Maharso selama malang-melintang dalam dunia properti. Benarkah kita pasti gagal jika berusaha menyenangkan semua orang? Mengapa kepemimpinan harus seperti kawanan bangau terbang?alam bidang properti, Setyo Ma-harso bukanlah "anak bawang". Ia sudah banyak mengenyam asam-garam. Bahkan, saat masihkuliah semester II, Setyo sudah menjadi konsultan properti dan menekuni bidang kontraktor.

Toh, tak banyak yang tahu meski kuliah di jurusan arsitektur. Setyo Ma-harso sebetulnya bercita-cita menjadi dosen. Namun, bukan berarti dia tak merasa enjoy sebagai pengembang. "Ini adalah profesi yang memberikan beragam peluang dan kesempatan kerja kepada banyak orang," tutur direktur utama PT Cakra Sarana Persada yang juga ketua umum DPP Real Estat Indonesia (DPP REI) periode 2010-2013 itu kepada wartawati Investor Daily Ely Rahmawati dan pewarta foto Tino Okta-viano di Jakarta, baru-baru ini.

Dengan menjadi orang nomor satu di REI dan perusahaannya, PT Cakra Sarana Persada, Setyo Maharso jelas menanggung amanah yang sangat berat Untunglah, pria kelahiran Semarang, 4 November 1958 ini punya bekal pengalaman yang cukup di bidang organisasi.

"Dalam sebuah organisasi, kita harus berjalan beriringan seperti bangau. Kolektivitas sangat penting, karena sebuah keberhasilan dalam organisasi bukan milik saya sendiri. Ada banyak dukungan dari teman-teman lainnya di belakang," papar suami Poppy ini.

Prinsip kebersamaan memang selalu dipegang teguh dan melekat kuat dalam diri Setyo Maharso. "Sejak dulu saya suka sifat kolektif. Kebersamaan membuat saya belajar ba-nyak hal tentang kehidupan orang lain," ujarnya.

Mungkin, karena itulah, di REI pun, Setyo menjadikan masalah kebersamaan dan kekompakan sebagai prioritasnya. "Menjaga kekompakan dan kolektivitas merupakan salah satu tujuan saya di REI. Kami harus bisa merapatkan barisan untuk bersinergi," tegas dia. Berikut petikan lengkap wawancara tersebut

Bisa cerita perjalanan karier Anda?

Boleh dibilang, perjalanan karier saya cukup panjang dan lama, terutama di bidang wirausaha. Saya kuliah Sl di Universitas Diponegoro (Undip) selama tujuh tahun. Ini terjadi karena pada semester II saya memutuskan untuk bekerja. Pekerjaan pertama saya sebagai seorang mahasiswa jurusan arsitektur adalah konsultan, kemudian memasuki dunia kontraktor. Pada akhir kuliah, saya bercita-cita menjadi dosen, tapi malah terdampar menjadi pengembang. Saya aktif di organisasi, di DPD REI DKI Jakarta, sampai akhirnya diberi amanah menjadi Ketua Umum DPP REL

Apakah itu artinya menjadi pengembang bukan cita-cita Anda?

Ha, ha, ha... Saya sangat senang menjadi pengembang. Itu adalah profesi yang memberikan beragam peluang dan kesempatan kerja kepada banyak orang. Sangat bermanfaat, lebih kreatif tanpa batasan. Dengan melihat latar belakang akademi saja, profesi pengembang sudah menarik buat saya.

Saya menyukai profesi ini antara lain karena pernah bekerja sebagai konsultan dan kontraktor. Kedua pekerjaan tersebut telah memberikan saya khasanah dan pengalaman yang penting dalam menapaki karier sebagai pengembang.

Saya bahkan memperpanjang masa kuliah dari seharusnya lima tahun menjadi tujuh tahun di Undip. Saya lulusan 1985, dan wisuda pada 1986. Semasa sekolah, sejak SMP hingga kuliah pun, saya aktif di organisasi. Itu menjadi bekal saya dalam memimpin REI.

Organisasi apa saja yang pernah Anda tekuni?

Banyak sekali, sejak masa sekolah hingga sekarang. Saya sering menjadi ketua kelas, anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), dan sekarang menjadi ketua Ikatan Alumni Undip. Saya lahir dan besar di Semarang, Jawa / Tengah. Sepan- J jang perjalanan j£ berorganisasi.£ banyak tanta- rn ngan, namun bisa diatasi dengan baik. Lepas dari semua itu, banyak manfaat yang saya dapat untuk menambah khasanah dan mematangkan karier di bidang properti.

Bagaimana Anda pertama kali masuk dunia pengembang?

Ini terkait dengan perkenalan saya dengan kakak kelas semasa di SMA Semarang bernama Nugroho Suksmanto. Saat itu, dia menjadi developer di bawah bendera Cakra Group. Saya memulainya dari nol ketika sama-sama di lapangan, hingga menjadi pemegang saham sekaligus sebagai direktur operasional.

Cakra Group telah meluncurkan sederet proyek, antara lain perumahan Jatinegara Baru, Jatinegara Indah, dan rusunami East Park. Setelah itu, kami pun mulai merambah sektor pertambangan dan jasa.

Apa kiat sukses Anda untuk mencapai posisi seperti sekarang?

Untuk menjadi sukses tidak ada kuncinya. Namun, untuk kegagalan ada rumusannya, yaitu kita pasti akan gagal jika berusaha menyenangkan semua orang. Jadilah diri kita apa adanya, Saya tidak bisa melarang orang lain untuk suka atau tidak suka kepada saya. Yang jelas, saya selalu berusaha yang terbaik untuk organisasi yang saya pimpin.

Anda sudah merasa sukses Tidak ada ukuran yang pasti tentang kesuksesan. Bagi saya, yang penting kita melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat, termasuk menjadi kebanggaan keluarga. Bagi pemimpin, dia harus bisa memberikan teladan dan terobosan bagi yang lain.

Hingga kini, saya selalu menjalin relasi baik dengan teman-teman di REI dan organisasi pengembang lain. Itu adalah cara saya untuk menjaga silaturahim dan kolektivitas dalam REI. Saya berusaha memadukan antara bisnis dan organisasi.

Siapa tokoh inspirator Anda?

Ibu saya. Beliau adalah sosok yang begitu tegar dalam membimbing anak-anaknya, sehingga bisa menjadi "orang". Bila sudah berbicara mengenai ibu maka kita sebagai anak tidak akan bisa melupakan jasa-jasanya.

Anda menerapkan model kepemimpinan seperti apa di perusahaan maupun di REI?

Dalam hal kepemimpinan, saya punya filosofi. Saya sering mengandalkan kepemimpinan layaknya se-kumpulan bangau terbang. Para bangau itu terbang dengan tertib secara bersama-sama dengan satu bangau memimpin di depan. Jika sudah lelah, barulah dia akan ke belakang.

Kawanan bangau terbang dalam formasi "V". Saat terbang berkelompok, sayap bangau paling depan mem-berikan daya dukung bagi bangau di belakangnya, sehingga bangau yang terbang di belakang tidak perlu ber-susah-payah menembus dinding udara di depannya. Begitu seterusnya.

Intinya, saya melihat sebuah organisasi harus berjalan beriringan seperti bangau. Saya melihat kolektivitas itu menjadi hal yang penting karena sebuah keberhasilan itu bukan milik saya sendiri, melainkan ada banyak dukungan dari teman-teman lainnya di belakang.

Sejak dulu saya suka sifat kolektif. Kebersamaan membuat saya belajar banyak hal tentang kehidupan orang lain. Ini juga memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan saya di REL Setiap orang butuh rumah, itu pasti. Namun, setiap tingkatan kelas sosial membutuhkan rumah dengan jenis dan harga yang berbeda Di REI, sebanyak 70% merupakan pengembang perumahan kelas menengah bawah dan sisanya 30% pengembang kelas atas.

Dengan filosofi itu, bagaimana Anda bertindak?

Menjadi pemimpin itu butuh ketegasan, dan harus punya prinsip dalam hal apa pun. Di luar itu, tetap memperlakukan orang lain sesuai dengan otoritasnya. Ini akan mendorong orang lain bersikap respek terhadap pimpinannya.

Filosofi bangau terbang selalu saya pegang sampai sekarang. Kita berjalan berombongan, tapi selalu ada pimpinannya dalam mencapai tujuan. Saya bisa tegas, bisa kompromi, dan berusaha memberikan penghargaan yang sewajarnya.

Apakah menjadi Ketum REI merupakan salah satu obsesi Anda?

Saya tidak pernah punya obsesi. Dulu, saya sering menjadi ketua kelas karena mendapat amanah dari teman-teman, bahkan aktif di organisasi karena mendapatkan kepercayaan dari pihak lain. Begitu juga di REI, sejak saya berada di DPD REI DKI Jakarta, saya diamanahi rekan-rekan. Saya tidak punya obsesi karena saya merasa mampu, kemudianteman-teman menghendaki saya untuk maju, maka akan saya jalani.

Apa gebrakan Anda di REI?

Saya punya satu tujuan di dalam organisasi REI, yakni adanya kekompakan dan kolektivitas. Alhamdulillah, dalam 15 tahun terakhir, anggota REI saat ini merupakan jumlah terbanyak, mencapai 2.678 anggota. Kami harus bisa merapatkan barisan untuk bersinergi. Misalnya dalam setiap event atau acara apapun selalu dipenuhi oleh para anggota REI. bii artinya, kami bisa menggerakkan para anggota untuk mencintai organisasi dan perasaaan memiliki. Anggota REI juga harus merasa bahwa organisasi ini bermanfaat bagi mereka, dan itu poin kunci dari keorganisasian.

Di luar itu, kami harus bersama-sama menghadapi kendala Salah satu amanah saya dari pimpinan REI sebelumnya adalah mengegolkan aturan properti asing. Saya mencoba dan semua anggota juga berusaha mengerti. Namun, semua itu harus dilakukan tanpa melewati pendapat otoritas yang berwenang, seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN). Kita semua tahu, BPN menolak keras asing memiliki hak tanah di Indonesia.

Upaya yang telah Anda tempuh?

Anda bisa lihat sendiri, kamimerfg-gelar event rapat kerja nasional (Rakernas) REI 2011 dan pesertanya penuh. Semuanya merasa memiliki organisasi ini. Itu suatu kebanggaan. Namun, tentu saja kami masih punya banyak PR dalam membangun perumahan di Indonesia. Kami adalah mitra pemerintah dalam mengurangi kekurangan perumahan (backlog) yang sudah mencapai ,13,6 juta unit. Dengan demikian, kami harap regulasi yang ada bisa mendorong percepatan perumahan nasional.

Kami berusaha menggandeng pihak lain dalam industri properti, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, BPN, serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Semuanya harus bersinergi.