This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, September 29, 2011

Fulus Empuk dari Pembuatan Busa Helm

Jumlah pengendara motor yang terus meningkat, turut mendongkrak usaha busa helm. Pembuatan busa yang biasanya dipakai sebagai pelapis bagian dalam helm ini bisa mendatangkan uang hingga ratusan juta. Tak hanya memasok pabrik helm di dalam pegeri, busa helm buatan lokal ini telah dipakai oleh pabrik-pabrik helm yang ada di negara-negara TimurTengah.

Sebagai salah satu pengaman, helni wajib dikenakan oleh pengendara motor. Alhasil, penjualan helm terus mengekor jumlah sepeda motor yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tak hanya meramaikan gerai penjualan helm, kenaikan permintaan helm juga menguntungkan produsen busa pelapis helm.

Tengok saja usaha Andi Primadi. Pemilik PT Sukses Gemilang ini bisa menuai 180.000 pesanan busa pelapis helm per bulan. Dengan pesanan sebanyak itu. Andrimengaku bisa mengantongi omzet lebih dari Rp 200 juta sebulan. "Kalau lagi sepi, omzet berkisar Rp 80 juta lungga Rp 120juta," ujarnya.

Dari omzet itu, Andri mendapatkan keuntungan sebanyak 20%. Ia menjual busa pelapis helm dengan harga Rp 2.000 per set untuk helm standar SNI dan Rp 5.200 per set untuk helm premium.

Awalnya, Andri tak menyangka bisa meraih kesuksesan dari bisnis ini. Tak sengaja, pengusaha garmen ini mendapat tawaran untuk menjahit busa dari kliennya Nyatanya, permintaan ini selalu rutin diterima dan mendatangkan banyak fulus. Ia pun mengubah halauan menjadi produsen pelapis helm sejak 2009.

Kini, Andri telah memiliki 150 karyawan. Ia memasok tujuh pabrik helm di Tangerang, Bekasi dan Surabaya. Selain memenuhi pesanan pabrik helm lokal, Andri juga mengirimkan rakitan pelapis helm ini ke luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah. "Untuk ekspor saya dapat order dari pihak kedua," tandasnya.

Tak buruh waktu lama untuk membuat dalaman helm. Dalam sehari, Andri bisa menghasilkan 3.000 set dalaman helm. Jika pesanan membanjir, ia meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat produksi tersebut dapat ditingkatkan menjadi dua kalilipatnya dengan memberlakukan dua kali pergantian jam kerja atau shift.

Selain Andri, pembuatan busa helm juga digeluti oleh Muhammad Ardiansyah. Pria yang membuka usahanya di Mojokerto, Jawa Timur terjun ke usaha ini sejak tahun 2000. Ardi, panggilan akrab Muhammad Ardiansyah ini merupakan generasi kedua perajin busa helm. Orang tuanya telah merintis usaha ini pada 1990-an.

Ardi bilang, usaha pembuatan busa helm ini masih sedikit pemainnya. "Padahal, kebutuhan lapisan dalam pelindung kepala ini terus meningkat," ujarnya

Hanya, berbeda dengan produsen busa helm lainnya, Ardi tak mengirim busa helm ke produsen helm. Ia justru membuat busa tersebut untuk kebutuhan reparasi helm yang rusak. "Karena tingkat kerusakan helm, kebanyakan pada lapisan dalam, yakni busa yang terlepas dari kainnya," tutur pria 27 tahun ini.

Meski hanya memenuhi permintaan reparasi, Ardimemproduksi busa helm untuk semuajenis dan merek helm. Ia pun bisa menjual busa pelapis ini dengan harga tinggi, yakni Rp 25.000 hingga Rp 50.000 per set, tergantung jenis helm serta ketebalan busa yang diinginkan. "Biasanya ketebalan busa antara 5-8 cm," ujar Ardi yang dibantu tiga pekerja.

Permintaan reparasi busa helm ini pun cukup besar. Dalam sebulan, ia menerima 500 perbaikan helm. Bahkan, mendekati momen tertentu, seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru, permintaan bisa berlipat. Terkadang bisa mencapai 1000 permintaan dalam sebulan," tandasnya.

Tak heran, dalam sebulan, Ardi bisa meraup omzet sekitar Rp 20 juta-Rp 25 juta per bulannya Ia pun bisa memperoleh margin keuntungan cukup tinggi, hingga 40%.

Maklum, helm yang dikirimkan untuk perbaikan, biasanya helm-helin mahal, yang kebanyakan datang dari Jakarta dan Jawa Timur. Ardi banyak memperoleh pelanggan yang setia mengganti busa helm padanya, karena ia aktif menawarkan jasanya ini melalui berbagai gerai-gerai online di internet.

Berkah laba diolah di instalasi pengolahan limbah

Produk ramah lingkungan terbukti bisa menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Seperti usaha pembuatan instalasi pengolahan limbah (IPAL) yang menggunakan bakteri pengurai. Dua tahun terakhir omzet produsen IPAL ini naik signifikan karena semakin ketatnya aturan pemerintah soal pengelolaan limbah baik industri atau perumahan.


Pemahaman untuk menjaga lingkungan agar tetap sehat ternyata bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Selain bermanfaat menjaga kelestarian alam, bisnis yang ramah lingkungan itu bisa memberikan fulus yang menggiurkan.


Salah satu produk yang bermanfaat bagi lingkungan itu adalah instalasi pengolahan limbah (IPAL) cair yang bisa digunakan untuk perumahan, perkantoran, rumah sakit atau di pabrik. Instalasi pengolahan limbah cair itu sering dikenal dengan nama wastewater treatment.


Pengusaha yang membuat IPAL itu adalah Joko Nugroho, pemilik CV Taqindo Karya, di Surabaya. Berkat bisnis IPAL, alumni Institut Teknologi Surabaya (ITS) itu mampu mendulang omzet lebih dari Rp 100 juta per bulan.


Sejak memulai usaha pada 2009 silam, Joko sudah bisa melayani pembuatan IPAL untuk berbagai kebutuhan, termasuk IPAL berteknologi daur ulang.


Ide membuat IPAL muncul saat ia menjadi relawan bencana tsunami di Aceh pada 2005 lalu. Saat itu Joko melihat IPAL bikinan relawan Korea Selatan dan Kanada. 


Berkat jadi relawan itu pula Joko mengetahui sistem serta teknologi pengolahan limbah itu. Setelah kenyang menjadi relawan, pada 2006 Joko kembali ke Surabaya dan bekerja di sebuah perusahaan yang juga memproduksi IPAL. 


Joko sengaja bekerja di perusahaan yang memproduksi IPAL, sebab ia memiliki latar belakang pendidikan di bidang lingkungan. Joko merupakan alumnus Fakultas Teknik Lingkungan ITS tahun 2004. "Saya waktu itu ambil spesialisasi kajian pengelolaan limbah," jelas Joko. 


Tiga tahun lamanya Joko bekerja untuk orang lain, hingga akhirnya ia memutuskan buka usaha sendiri tahun 2009. Ia nekat membuka usaha pembuatan IPAL walau dengan modal pas-pasan. 


Saat mendapatkan pesanan membuat IPAL, Joko mengandalkan uang muka dari si pemesan IPAL. Karena kurang, Joko nekat mencari pinjaman dari temannya. "Saya harus utang Rp 15 juta untuk menyelesaikan proyek perdana itu," terang Joko.


Berkat duit pinjaman itu, Joko akhirnya bisa menyelesaikan pesanan senilai Rp 90 juta tersebut. Tentu, begitu dia dibayar lunas, Joko pun langsung menutup utangnya itu. "Hanya butuh dua minggu bagi saya untuk melunasinya," terang Joko.


Setelah dua tahun menjalani usaha pembuatan IPAL, Joko setidaknya telah memiliki 40 mitra yang terdiri dari industri, rumah sakit, dan juga perumahan. Dari setiap proyek itu Joko mengutip laba yang beragam, tergantung dari nilai proyeknya. "Rata-rata labanya sekitar 25% dari nilai proyek," ungkap Joko.


Joko sendiri memiliki beragam produk IPAL untuk berbagai kegunaan. Seperti IPAL untuk limbah domestik manusia di perumahan, rumah sakit, dan perkantoran. Dalam produk ini, Joko menerapkan bio teknologi pengurai bakteri.


Selain itu, Joko juga memproduksi IPAL yang memiliki teknologi pengolahan daur ulang. Artinya, IPAL ini bisa mengolah air limbah menjadi air yang bisa digunakan kembali. "Permintaan pengolahan air limbah untuk daur ulang tergantung dari pesanan," terang Joko.


Namun Joko mengakui tidak banyak yang tertarik memesan IPAL yang bisa mendaur ulang. Bukan karena mereka jijik, namun teknologi IPAL ini harganya masih terbilang mahal. Apalagi banyak klien Joko yang memesan IPAL demi memenuhi ketentuan pemerintah. 


Itulah sebabnya, agar bisnis pembuatan IPAL berjalan lancar, Joko mesti mengikuti perkembangan aturan yang ditetapkan pemerintah pusat dan ada juga pemerintah daerah.


Dengan mengikuti perkembangan situasi, bisnis IPAL Joko pun semakin berkibar. Apalagi, belakangan ini banyak proyek pembangunan mulai menyasar ke ke wilayah Indonesia Timur. "Ada percepatan pembangunan di Indonesia Timur yang membuka peluang bagi usaha saya," ungkap Joko.


Karena berlokasi di Surabaya, setidaknya Joko bisa lebih hemat dalam hal transportasi. Sehingga dia bisa berkompetisi dalam tender pembuatan IPAL. "IPAL bisa kami kerjakan dari Jakarta sampai Papua," klaim Joko yang berencana akan melakukan ekspansi usahanya ke Indonesia Barat.


Selain Joko, produsen IPAL lainnya adalah PT Bioseptic Abadi di Kelapa Gading, Jakarta. Kusuma Himawan, Sales Manager PT Bioseptic Abadi bilang, perusahaan itu berdiri sejak 1996 lalu dan melayani pemasangan IPAL untuk industri, perumahan, rumah sakit, dan juga sekolah.


Selama berbisnis IPAL, Himawan mengaku baru dua tahun belakangan bisnis IPAL laris manis. Hal itu terjadi karena ketatnya aturan yang dibikin pemerintah DKI Jakarta soal pengolahan limbah. "Dua tahun ini omzet saya naik dua kali lipat," kata Himawan. Namun dia enggan menyebut nilai omzet itu.


Sekadar gambaran, Himawan memiliki produk IPAL untuk limbah domestik mulai dari harga Rp 3 juta hingga Rp 3 miliar per unit. "Sebulan kami bisa jual 10 unit," katanya.


Sama dengan Joko, Himawan juga memiliki produk IPAL untuk daur ulang yang biasanya digunakan untuk industri ataupun untuk perkantoran. Namun pesanan untuk IPAL ini sepi peminat. "Kami punya IPAL yang bisa menghasilkan air yang kualitas setara dengan air ledeng," terang Himawan.


Menurutnya, IPAL yang laris adalah IPAL untuk limbah manusia berupa tabung yang memiliki bakteri pengurai yang disebut dengan bioseptictank. "IPAL ini memiliki bakteri khusus yang bisa dengan cepat mengurai limbah dan tidak mencemari tanah," terang Himawan.


Himawan pun menyatakan, bisnis pengolahan limbah adalah bisnis masa depan. Terutama pengolahan limbah untuk daur ulang. "Air di perkotaan makin langka sehingga nanti akan ada upaya mendaur ulang air untuk digunakan sendiri," ujarnya. 

Rahasia Dibalik Orang Sukses

Sukses memiliki sejuta definisi, tak ada satu pun kita yang bisa menjelaskan secara sempurna. Namun sukses memiliki ciri fisik yang semua orang setuju untuk mengakuinya. Apa misalnya ? Orang sukses itu memiliki pribadi yang bahagia,  memiliki banyak prestasi, bisnis yang sukses atau kepemilikan aset dalam jumlah sangat besar.

Apakah itu sukses ? Mungkin ya mungkin juga tidak. Seperti di awal, bahwa definisi sukses bisa jadi berbeda antara satu dengan yang lain. Tapi apapun itu, sukses bagi semua orang adalah terpenuhinya semua keinginan, dan keinginan setiap orang adalah berbeda.

Bicara sukses dari kacamata ActionCOACH adalah bisnis yang bisa berjalan TANPA ANDA yang tetap menghasilkan, berkembang serta bisa diwariskan secara turun temurun. Itu kesuksesan yang ActionCOACH gambarkan untuk semua pemilik bisnis.

Sukses adalah mencapai sesuatu impian. Sebagai pemilik bisnis, tentu impian antara satu pengusaha dengan pengusaha lainnya relatif sama. Jika anda sudah punya bisnis, tentu Anda ingin bisnis Anda itu sukses mencetak profit.

Setelah profit mulai mengalir, timbul keinginan lain, bagaimana jika bisnis bisa berjalan tanpa Anda. Dan setelah itu tercapai lagi, kesuksesan Anda lainnya adalah bagaimana bisa berkembang dari waktu ke waktu. Saya yakin, semua pemilik bisnis punya impian seperti itu.

Jika kesuksesan adalah memiliki bisnis sendiri yang selalu menghasilkan profit berlimpah, bisa berjalan secara otomatis dan terus berkembang melalui replikasi sistem yang bagus, maka tak salah jika ActionCOACH memiliki definisi sukses tentang bisnis yang sama dengan pemilik bisnis mana pun, bahkan di dunia ini.

Jika kita perhatikan, betapa banyak pemilik bisnis yang merasa terjebak bahkan terkunci dalam bisnis. Mereka pada awalnya merasa sukses membangun bisnis, lalu setelah bisnis berdiri, muncul masalah baru, bagaimana membangun bisnis yang memiliki sistem bagus, tim yang solid serta produk atau servis yang selalu dibutuhkan banyak orang. Di titik ini, kesuksesan bagi pemilik bisnis amat sulit diraih.

Mengapa banyak pemilik bisnis yang merasa sangat sulit lepas dari tarikan gravitasi di bisnisnya ? Ibarat pesawat ulang alik yang berusaha ingin lepas dari gravitasi bumi, tahap awal adalah persoalan hidup dan mati. Dan pada titik tertentu, pesawat bisa melewati ambang perbatasan antara medan gravitasi dengan luar angkasa. Dan di atas medan energi itu posisi pesawat sudah melayang.

Bisnis identik dengan ilustrasi kapal ulang alik. Berapa banyak bisnis yang terbakar sebelum mencapai perbatasan antara luar angkasa dengan dalam angkasa. Dan faktor utamanya adalah daya dorong roket yang kurang cukup besar.

Bisnis bukan saja dituntut perlu stamina tangguh, juga tak cukup memiliki jumlah armada besar, tapi yang terpenting dalam bisnis adalah strategi dan action plan yang akurat, tentang bagaimana cara menaklukkan medan gravitasi tersebut dan tetap bertahan hingga di atas garis luar angkasa.

ActionCOACH melihat, bisnis itu sederhana tapi tidak mudah. Sederhana karena Brad Sugars sudah memiliki pola jelas tentang bagaimana membangun bisnis. Ia juga sudah sangat fasih bagaimana men-setting sistem bisnis, men-set up team ( karyawan ) dan segala infrastruktur yang diperlukan untuk menciptakan bisnis yang auto pilot. Tapi Brad Sugars mengatakan, ini tidak mudah.

Diperlukan banyak sekali pemikiran, pengetahuan dan juga praktik yang terus menerus untuk bisa sampai menembus luar angkasa, menaklukkan daya gravitasi.

 Formula Sukses Membangun  Bisnis
Brad Sugars, kembali merangkum konsep bisnis sukses, bahwa bisnis adalah sederhana tapi tak mudah. Konsep kesuksesan ActionCOACH adalah BE X DO = HAVE.

Pada beberapa edisi lalu, kami sudah membahas konsep ini, namun untuk lebih menyempurnakan persepsi dari para pembaca, kembali kami kupas kembali. Sebetulnya seperti apa konsep BE X DO = HAVE ini ?

Bahasa sederhananya konsep ini lebih ke arah pemikiran, perbuatan dan hasil. Jika Anda ingin sukses, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah berpikirlah sebagaimana orang sukses. Dan dengan pola pikir seperti itu, Anda akan lebih mudah berperilaku seperti orang sukses yang pada akhirnya Anda akan mengambil suatu keputusan seperti orang sukses, dan itu akan membawakan hasil sukses.

BE X DO = HAVE, perhatikan pola energi yang terjadi. Jika kita ingin sukses, maka keinginan ada di level HAVE. Sebagian besar orang, mulai melakukan hal-hal yang bersifat DO, artinya, setelah impian itu datang, mereka langsung secara emosional meraih impian itu. Namun pada akhirnya, mereka kembali ke habitat lama, yaitu menjadi orang yang tidak sukses.

Kebiasaan lamanya akan kembali diulang dan akan menguasai seluruh kekuatan diri kita. Tak heran, berapa banyak pemilik bisnis yang setelah memiliki visi dan misi, akhirnya akan cepat melupakan mereka punya cita-cita.

Pola yang dianjurkan ActionCOACH adalah dimulai dari BE atau pola pikir dulu, bukan tindakan dulu, lalu dari pola pikir, kita mulai menjiwai apa yang kita impikan itu, dan dengan mindset yang kuat itu akhirnya akan melahirkan berbagai keputusan-keputusan tepat yang akan membawa Anda ke level keberhasilan yang lebih permanen.

Jika Anda ingin memiliki Buku Instant Cashflow Indonesia, dan sudah memiliki bisnis sendiri, silakan hubungi Portal antaranews.com untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin tahu tentang ActionCOACH, silakan hubungi : 021-290 366 30 untuk informasi lebih lanjut.

Buku ini akan menjelaskan kepada Anda bagaimana seharusnya berpikir entrepreneur dan menerapkan berbagai strategi yang sudah teruji di banyak negara.  Jika pemikiran sukses Anda sudah Anda stel, pasti ada tindkkan yang real untuk berlangganan dan bertindak ke arah yang Anda inginkan. Selamat menerapkan formula sukses Brad Sugars ini. Salam fantastik ! 

Anda Bekerja Keras Karena Bisnis Anda Tidak Bekerja

Bisnis sama seperti mobil. Pertanyaannya bukan siapa yang mengendarai mobil tapi sebaik apa kualitas mobil tersebut. Begitu banyak pertanyaan yang datang ke ActionCOACH tentang bisnis RUNS WITHOUT YOU, dan mereka berkeyakinan kuat bahwa konsep itu salah besar.

Sebagaimana layaknya mobil, bisnis juga memerlukan seperangkat ilmu dan juga ketrampilan yang BENAR. Bisa kita bayangkan jika kita merakit mesin mobil dengan ilmu kita sendiri, tanpa bertanya pada ahlinya, apa yang terjadi dengan mobil itu ?

Mungkinkah mobil yang kita rakit sendiri itu bisa berjalan?

Menempuh jarak 1 meter saja sudah bagus, umumnya mobil yang dikerjakan oleh bukan ahlinya, tak berhasil berjalan. Apalagi bermimpi dengan mobil itu kita bisa sampai tujuan. Bagai pungguk merindukan bulan.

Bisnis sama seperti mobil. Jika ActionCOACH memiliki keahlian merakit bisnis yang bisa berjalan tanpa keterlibatan pemilik bisnis di dalamnya, ini adalah persoalan WHAT bukan WHO. ActionCOACH bisa diibaratkan ahli merakit mesin mobil. Ketika mesin mobil bisnis Anda sudah layak JALAN, kini pertanyaannya bukan APA tapi SIAPA yang mengendarai mobil bisnis Anda ?

Skenario ini bisa kita balik. Anda sebagai pemilik bisnis sangat frustasi dengan kondisi bisnis Anda, dan Anda langsung makin kesal jika melihat ada beberapa pengusaha yang bisnisnya bisa berjalan tanpa keterlibatan mereka. Padahal, inti permasalahannya adalah sistem bisnis seperti apa yang ada dalam bisnis Anda dan bukan siapa yang mengendalikan bisnis itu.

Tujuan semua pengusaha di dunia ini adalah sama, yaitu memiliki bisnis yang bisa berkembang, menguntungkan dan bisa ditinggal dalam waktu lama. Dan konsep itulah yang ActionCOACH proklamirkan kepada semua pengusaha di seluruh dunia.

Kini Anda tahu permasalahan utama dalam bisnis, yaitu bagaimana cara merakit sistem bisnis yang BENAR, dan ketika sistem itu sudah tercipta, maka pilihan ada di tangan Anda, apakah Anda sendiri yang akan membawa bisnis ini atau sewa seorang general manager. Dan bisnis tetap bisa berjalan hingga sampai tujuan.

Anda Bekerja Keras Karena Bisnis Anda Tidak Bekerja

Seorang klien kami bertanya pada seorang coach, “Saya sudah berbisnis selama 10 tahun, tapi mengapa seperti jalan di tempat?”

Apa jawaban seorang coach ? “Anda tidak pernah berbisnis selama 10 tahun, Anda hanya berbisnis 1 tahun yang diulang sebanyak 10 kali“

Pada umumnya, bisnis yang kita jalankan tanpa konsep dan sistem yang benar. Tak heran, selama 10 tahun bisnisnya tak ada kemajuan. Mobilnya mogok atau jalan di tempat selama 10 tahun, dan mereka merasa sudah berpuluh kilometer, padahal masih di tempat yang sama.

Jika kita sebagai pemilik bisnis, sudah bertahun-tahun menekuni bisnis tapi tak ada kemajuan, coba lihat lagi, apakah mesin di bisnis Anda sudah benar Anda rakit ? Jangan-jangan Anda seperti menaiki mobil mogok, mesin tetap hidup tapi tak bisa berjalan.

Anda merasa keras bekerja di bisnis, karena bisnis Anda tidak bekerja. Ini adalah kebenaran yang tak terbantahkan. Berapa banyak pengusaha terjebak dalam bisnis karena tak tahu cara bagaimana membangun bisnis.

ActionCOACH sangat tegas menekankan pentingnya MEMBANGUN BISNIS bukan MENJALANKAN BISNIS.

Jika menjalankan bisnis, Anda seperti orang berjalan-jalan, tak tahu arah dan tujuannya hanya kesenangan. Tak heran setiap hari hanya melakukan AKTIFITAS bukan PRODUKTIVITAS. Beda dengan membangun  bisnis.

Membangun bisnis sama seperti membangun RUMAH. Ada rencana yang sangat jelas tentang bangunan rumah ini akan seperti apa (big picture). Membangun rumah juga memiliki action plan yang jelas setelah ada konsep dan tekad kuat. Dan pada akhirnya, membangun rumah memiliki DEADLINE kapan rumah selesai dibangun .

Bisa kita bayangkan, berapa puluh tahun bisnis dijalankan tapi masih belum bisa ditinggal? Mengapa ini terjadi? Jawabnya, karena pemilik bisnis masih punya mindset MENJALANKAN BISNIS bukan MEMBANGUN BISNIS. Tak heran, jika bisnis tak punya deadline kapan selesai dibangun, tak ada pondasi yang kokoh dan tak ada sistem bisnis yang BENAR.

Jadi, jangan salahkan siapa-siapa jika usia bisnis sudah 10 tahun tapi masih jalan di tempat, coba cek lagi sistem bisnis Anda, apakah sudah layak jalan ? Jika pembaca ingin lebih tahu lagi bagaimana ActionCOACH bisa membantu bisnis Anda, segera kirim email ke jakarta@actioncoach.com atau hubungi kami di (021) 290 366 28

Wednesday, September 28, 2011

Untung tercetak dari usaha sablon logo di gelas

Semakin berkembangnya tawaran waralaba atau kemitraan, jasa penjualan dan pencetakan logo pada gelas plastik ikut terdongkrak. Pebisnis jasa ini bisa melayani pesanan hingga sebanyak 100.000 gelas per bulan dengan omzet sebesar Rp 35 juta per bulan.  Perkembangan bisnis waralaba atau kemitraan yang sangat pesat di Tanah Air, terutama untuk tawaran waralaba atau kemitraan di bidang usaha kuliner melecutkan bisnis lainnya.

Adalah jasa pembuatan cetak logo di gelas atau piring yang ikut merasakan dampak manis dari perkembangan bisnis waralaba ini. Lihat saja bisnis yang digeluti Muliadiharjo, pemilik Multi Sarana Berkat di Surabaya. Dia mengakui, maraknya bisnis model waralaba dan kemitraan, usaha penjualan gelas plastik sekaligus cetak logonya mengalami kenaikan lumayan tinggi.

Sepanjang tahun 2010, dibandingkan tahun sebelumnya, kenaikan pesanan mencapai 50%. "Sejak ramai-ramainya bisnis franchise, penjualan kita mengalami peningkatan," ujar Muliadi, yang memulai membangun usaha percetakan logo gelas plastik sejak 2009 ini.

Selain menerima pesanan dari pelaku usaha waralaba dan kemitraan, konsumen Muliadi juga datang dari kalangan pengusaha cafe dan restoran. "30% dari total order datang dari pengusaha cafe atau restoran," tegas Muliadi.

Untuk pemesanan, Multi Sarana Berkat juga menerapkan jumlah minimal pembuatan yakni sebanyak 2.000 gelas. Sejak memulai usaha hingga kini, Muliadi sudah menerima pesanan lebih dari 100 logo dagang.

Para pemesan logo itu datang dari berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar.  Muliadi menambahkan, perkembangan bisnis logo ini semakin baik di tahun ini. Dia bilang, saban bulan, rata-rata menerima pesanan cetak sekitar 50 logo.

Muliadi sendiri memasang harga tak terlalu mahal untuk setiap gelas berlogo itu. Untuk gelas dari bahan Polypropylene (PP) dia memasok harga Rp 350 per gelas, dan Rp 800 untuk gelas dari bahan Polethylene Terephthalate (PET). Hanya saja, "Soal omzet saya tidak bisa sampaikan," elak Muliadi. Dengan order sebanyak itu, diperkirakan omzet Muliadi minimal Rp 35 juta setiap bulannya.

Di Kediri, Jawa Timur, usaha sablon gelas plastik juga digeluti Rudy sejak tiga tahun lalu. Saat ini Rudy mengaku sudah mempunyai sepuluh pelanggan tetap yang membutuhkan pasokan gelas plastik lengkap dengan logo perusahaannya.

Dari semua konsumen yang datang kepadanya, rata-rata merupakan pengusaha makanan dan minuman dari Jawa Timur. "Tapi saya tidak tahu apakah usaha mereka itu waralaba atau bukan," ungkap Rudy.  Dengan modal Rp 200 untuk setiap gelas plastik, Rudi menjual kembali seharga Rp 400 untuk gelas yang sudah berlogo.

Rudy menghitung, untuk setiap konsumen yang datang, biasanya membutuhkan antara 1.000 gelas sampai 2.000 gelas. "Per bulan rata-rata omzet yang saya peroleh di atas Rp 10 juta," jelas Rudy, senang. Untuk meraih omzet lebih gede lagi, kini Rudy sibuk memasarkan usaha sablon gelasnya ini lewat dunia maya.

Namun, Rudy mengeluh, kalau ada pesanan dari luar kota, mahalnya ongkos kirim justru menjadi kendala. Maklum, tak semua pembeli sepakat dengan ongkos kirim yang diajukan Rudy.

Kalau Ingin Sukses Jangan Takut Memulai

Di usianya yang tergolong muda, Eko Krisyanto sudah memiliki empat Uni bisnis dengan omzet miliaran rupiah. Dengan prinsip tak pernah takut untuk memulai usaha, membuat Eko gemar buka usaha baru. Lihat saja, usai sukses berbisnis sumpit, kini ia memiliki bisnis jasa interior, bisnis payet, dan bisnis garmen.

Untuk meraih sukses dalam bisnis, syarat paling penting tentu jangan takut memulainya Prinsip itu pula yang dipegang Eko Krisyanto pemilik Media .JB Chopsticks, produsen sumpit di Bandung, Jawa Barat.

Karena prinsip itu pula, Eko pun tak takut memulai usaha baru. Setelah sukses di dunia sumpit, pada 2009, Eko tak segan membuka bisnis baru yang jauh berbeda dari bisnis sumpit, yakni membuka bisnis jasa desain interior. Bisnis ini dia beri nama Media Jasa Desain. Bisnis jasa mempercantik ruangan itu terinspirasi dari saudaranya yang berprofesi sebagai desainer.

Cukup hanya dua tahun saja, bisnis jasa desain interiornya itu berkembang pesat. Hingga kini usaha itu mampu mendulang omzet Rp 1 miliar per bulan dengan laba bersih 10%. "Ini berkat adik saya yang memang spesialis sebagai desainer," terang Eko yang mengaku hanya membantu marketing saja

Sukses membuka usaha jasa desain interior, semangat berbisnis Eko semakin inriiil ii iti ali. Kali ini juga bisnis yang berbeda dengan sumpit atau desain interior. Tepatnya pada Januari 2010, Eko membuka jasa pemasangan payet untuk produk garmen.

Saat memulai usaha ini Eko hanya memasang payet . saja Namun belakangan usaha itu berkembang hingga dia bisa memproduksi payetsendiri. Tapi saya masih terima jasa pemasangan payet," terang Eko. Nah, agar bisnis pemasangan payet ini lancar, Eko menggandeng mitra usaha dari kelompok perajin payet di Bandung.

Pelanggan payet milik Eko datang dari dalam dan luar negeri, Dari dalam negeri, pesanan payet datang dari Jakarta dan Makassar. Sementara, dari luar negeri pesanan datang dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Rusia. "Rata-rata pesanan payet 10.000 pieces di setiap kota," terang Eko.

Dalam sebulan, dari bisnis payet itu Eko mendulang omzet Rp 700 juta Sedangkan laba yang berhasil dibawa pulang Eko, rata-rata sebesar 30% dari omzet.

Belum cukup sampai di situ, awal 2011 lalu, Eko kembali bikin gebrakan bam dengan membuka pabrik garmen. Ia memproduksi produk garmen seperti baju kemeja seragam, kaos, dan juga celana denim atau jeans.

Pesanan terbanyak produk garmen miliknya itu adalah celana denim yang dipesan khusus oleh eksportir. "Eksportir itu ekspor ke Italia sebanyak 20.000 pieces," terang Eko yang mengaku dapat omzet Rp 500 juta per bulan dari bisnis garmen tersebut.

Selain melayani eksportir, bisnis garmen itu juga melayani kostum untuk keperluan kampanye politisi. Saat ini Eko sedang mempersiapkan pesanan dari salah satu kandidat calon Gubernur Banten.

Walaupun gemar membukausaha baru, bukan berarti Eko mengabaikan usahanya yang lama. Di sela kesibukan mengurus bisnis itu, Eko tetap melakukan tugas dan tanggungjawabnya sebagai brand manager pada sebuah pabrik garmen milik perusahaan orang lain.

Memang berat untuk mengatur bisnis sembari bekerja Tetapi itulah yang dilakukan oleh Eko. Dia harus pandai-pandai mengatur waktu yang terbatas itu. Apalagi saban hari dia bisa harus mengurus banyak hal, mulai mengurus bisnis sumpit, payet, dan garmen, diajuga bekerja di perusahaan milik orang lain.

Eko juga rutin datang ke Garut untuk melihat produksi sumpit. Selain itu, ia mesti datang ke Bogor guna mencari tambahan pasokan sumpit dari produsen lain.

Di sela kesibukan itu, ia juga menyempatkan diri pulang ke rumah orangtua-nya di Ciganjur. "Di kota-kota itu, saya punya rumah dan ruko sehingga tidak binggung untuk menginap," kata Eko yang temyata gemar berinvestasi di sektor properti itu.

Agar sukses membuka bisnis baru, Eko bilang, membuka usaha dilakukan setelah melakukan analisa pasar. Proses menganalisa bisa dilakukan dengan pengamatan atau wawancara "Saya butuh tiga bulan untuk . menganalisa pasar," terang Eko.

Dalam menganalisa pasar tersebut mesti diketahui siapa pembeli, pesaing, dan mitra usaha Tapi hal terpenting adalah bagaimana kita mencari mitra," kata Eko.

Thursday, September 22, 2011

Ade Supriatna, Angkat Perekonomian Warga Cisompet dengan Bambu

Selalu ada hikmah di balik bencana. Seperti bencana gempa yang menimpa Provinsi Garut pada 2009 lalu. Bencana itu mampu menggugah Ade Supriatna untuk memberdayakan masyarakat melalui bambu. Dengan bambu, Ade mengajak warga Desa Cisompet kembali membangun kehidupan ekonomi paska gempa supaya tak bergantung pada bantuan siapapun.

Keterpurukan ekonomi yang melanda Desa Cisompet, Provinsi Garut paska gempa, menimbulkan keprihatinan mendalam di hati Ade Supriatna. Warga desa yang sebelumnya mengandalkan hasil pertanian, tak.bisa lagi bergantung pada lahannya.

Desa Cisompet merupakan satu dari lima desa yang menderita kerugian terparah akibat gempa pada 2009 silam. Akibat gempa pereko-nomian warga juga tak berdaya Lahan-lahan sawah jadi tak optimal hasilnya

Kondisi inilah yang memprihatinkan Ade. Namun Ade tak sekadar prihatin namun tak berbuat apa-apa Dia ingin mengajak warga desanya bangkit dari penderitaan dan melepaskan ketergantungan dari bantuan pihak lain.

Bagi Ade, desanya masih punya potensi yang belum digarap dengan baik, yakni pohon bambu. Itulah sebabnya, dia bersama dua rekannya, menggagas pendirian Bambu Indah Nusantara (BIN) pada awal 2011. "Saya ingin mengubah pola pikir masyarakat tentang bambu yang memiliki daya jual tinggi," ujar Ade yang telah meriset tanaman rumpun ini sejak 2002.

Mulanya, BIN mengajarkan masyarakat untuk membuat rumah ramah gempa dengan bahan dasar bambu. Ade yang pernah berkunjung ke Jepang, melihat banyak rumah tahan gempa di sana yang terbuat dari bambu.

Selain membuat rumah bambu, warga juga mengolah bambu sebagai pengganti kayu untuk lantai, furnitur, barang kerajinan, dan aneka perkakas.

Tentu keterlibatan warga itu tak serta merta. Ade harus lebih memberikan sosialisasi dan motivasi pada warga tentang banyaknya produk bisa dibuat dari bambu.

Ade juga mengajarkan caramenebang batang bambu serta membelah bambu. Kemudian, BIN membeli bambu-bambu itu dengan harga Rp 5.000 per meter. Menurut Ade, harga ini lebih tinggi dibandingkan harga yang ditawarkan pengepul yang hanya Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per meter. "Ini untuk mendorong masyarakat agar lebih giat  mengolah bambu," kata Ade.

Selain itu, BIN membeli bambu itu bertujuan mengurangi pengangguran. Selanjutnya dari hasil pemasaran bambu ini, BIN akan memberikan bibit pohon bambu sehingga tetap tercipta kesinambungan.

Ade menetapkan konsep tebang satu batang bambu, tanam dua pohon bambu. Dengan program ini, BIN ingin masyarakat mau menanam dan memelihara bambu sebagai aset sekaligus mata pencaharian. "Saya berharap akan tercipta siklus yang bisa mengurangi jumlah pengangguran, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ketrampilan masyarakat serta penghijauan," tutur Ade.

Ade yakin, produk olahan BIN bisa bersaing dengan berbagai peralatan rumah tangga produk impor. "Kualitas produk dan harga kerajinan bambu ini juga cukup bersaing," ujarnya

Ade menjual beragam produk berbahan bambu itu masih di seputar Bandung. Konsumen BIN biasanya datang dari pengembang perumahan atau perkantoran. "Kamijuga sudah ada pembicaraan dengan desainer interior salah satu perumahan di Bandung yang ingin melengkapi perabotanrumah dengan bambu," ungkap Ade.

Meski baru berjalan, BIN sudah mampu mengumpulkan omzet hingga mencapai Rp 20 juta per bulan. Dari penjualan bambu, Warga Desa Cisompet pun bisa mengumpulkan omzet Rp 5 juta dari 1.000 batang bambu yang terjual per bulan.

Pria 50 tahun ini pun berharap, program BIN ini tak hanya berlangsung di satu desa saja "Kami ingin melakukan program ini secara nasional," ujar Ade bersemangat.

Simsalabim, kertas bekas berubah jadi tambang emas

Bisnis baki telur atau egg tray ternyata punya pangsa pasar yang menggiurkan. Terbuat dari limbah kertas dan kardus, produsen egg tray mampu memproduksi hingga 3 juta-5 juta lembar egg tray per bulan. Selain melayani permintaan peternak ayam petelur di dalam negeri, produsen egg tray kini juga sedang melirik peluang ekspor.

Berkembangnya usaha peternakan unggas, khususnya ayam petelur, membawa berkah bagi pengusaha baki telur atau dikenal dengan nama egg tray. Semakin banyak produksi telur semakin laris pula egg tray yang terbuat dari kertas dan kardus bekas ini.

Salah satu perusahaan yang memproduksi egg tray adalah PT Cendana Putri Lestari milik Hidajat Chang di Medan, Sumatra Utara. Perusahaan yang beroperasi sejak 1994 itu memproduksi egg tray dari kardus bekas. "Potensi pasarnya cukup besar," kata Hidajat.

Walaupun sudah memproduksi egg tray sejak 17 tahun silam, Hidajat mengaku usahanya masih mencatat pertumbuhan. "Permintaan egg tray tahun ini naik 6%-7%," kata Hidajat.

Kini Hidajat tidak hanya melayani permintaan egg tray untuk peternak ayam di Medan. Ia juga melayani permintaan egg tray dari peternak ayam di berbagai kota di Sumatra, seperti Payakumbuh, Padang hingga Palembang.

Walaupun sudah memiliki banyak pelanggan di Sumatra, tidak membuat Hidajat berhenti untuk melakukan ekspansi usaha. Baru-baru ini, Hidajat sedang melakukan penjajakan untuk mengekspor produknya ke Malaysia, Australia, dan juga Filipina. "Saat ini kami masih melakukan tahap negosiasi," ungkap Hidajat.

Untuk menjual produk egg tray di dalam negeri, Hidajat tak perlu repot. Sebab, ia memiliki lebih dari 100 pelanggan yang saban bulan rutin membeli produknya. Pelanggan Hidajat tidak hanya pengusaha peternakan skala besar saja, tapi juga ada pengusaha peternakan skala kecil. "Kami juga menerima pembelian partai kecil," jelas Hidajat.

Hidajat sudah memiliki tujuh mesin pres untuk memproduksi egg tray dengan berat 80 gram-90 gram dan bisa menampung 30 butir telur. Dalam sebulan, mesin itu memproduksi 3 juta - 5 juta lembar egg tray. Hanya saja, Hidajat merahasiakan rapat-rapat omzet perusahaannya.

Yang jelas, Hidajat menjual setiap lembar egg tray seharga Rp 350- Rp 400. Jika seluruh produksi Hidajat terjual, bukan tidak mungkin ia bisa mendulang omzet lebih dari Rp 1,5 miliar per bulan.

Bagi Hidajat memproduksi egg tray ini cukup mudah. Hidajat tak pernah khawatir kekurangan bahan baku. Maklum, setiap hari banyak pengumpul barang bekas yang menjual kardus bekas ke pabriknya.

Selain itu PT Cendana Putera Lestari juga mendapatkan pasokan kardus bekas dari supermarket dan toko grosir yang ada di sekitar Medan. Untuk setiap kilogram kardus bekas itu, Hidajat biasanya membeli
Rp 1.500-Rp 2.000.

Untuk mendapatkan keuntungan, Hidajat mengaku mengutip laba 5% laba dari setiap lembar egg tray yang terjual. Walaupun laba itu terbilang kecil, tapi Hidajat bisa menjual egg tray dengan jumlah yang banyak. "Margin memang kecil, tapi produksi kami, kan, banyak," tutur Hidajat.

Manisnya laba dari pembuatan egg tray juga dirasakan Santoso Prasetyo, pemilik PT Sekawan Abadi Perindo, asal Tangerang, Jawa Barat. Sejak tahun 2009 lalu, Santoso juga mengaku ada kenaikan permintaan egg tray hingga 30%. "Tahun ini juga naik," terangnya.

Dengan kapasitas produksi 2.000 lembar per hari, Santoso menjual egg tray itu kepada para peternak ayam di wilayah Jabodetabek dan juga pedagang egg tray di Tangerang.

Berbeda dengan egg tray buatan Hidajat, Santoso memproduksi egg tray untuk menampung 10 butir telur dengan harga jual Rp 1.200 per lembar. Santoso pun kini lagi menjajaki pasar ekspor egg tray ke Australia.

Untuk urusan bahan baku kertas bekas maupun kardus bekas, sama mudahnya dengan mencari di Medan. Santoso juga membeli kertas bekas dan kardus bekas itu seharga Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram.

Wednesday, September 21, 2011

Jualan Pot Raksasa agar Cepat Dapat Laba

Jika Anda penggemar produk seni kriya, ada baiknya Anda menyinggahi Kampung Kosambi, Desa Bumi Jaya, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten. Di sana terdapat sekitar 100-an perajin gerabah yang dulu pernah jaya menjadi tujuan wisata seni kriya wisatawan asing.

Seni  kriya adalah seni yang lama berkembang di Nusantara Bukti ini bisa terlihat dari temuan artefak gerabah oleh arkeolog di wilayah Indonesia. Sejarah membuktikan bahwa kerajinan gerabah sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Uniknya, karya seni kriya masih diproduksi hingga sekarang.

Salah satu sentra yang memproduksi gerabah ini ada di Kampung Kosambi, Desa Bumi Jaya, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Untuk sampai ke desa ini, bila naik motor dari Serang hanya butuh waktu 45 menit.

Suasana desa penghasil gerabah ini juga menyenangkan mata. lihat saja hamparan sawah yang mengitari Desa Bumi Jaya. Warna hujau dari tanaman padi yang menjelang berbuah sungguh menghibur mata. Begitusampai di Kampung Kosambi, di situ akan terpampang jelas di papan nama "Sentra Industri Gerabah Bumi Jaya".

Saat menyusun Kampung Kosambi terlihat aneka bentuk gerabah yang dipajang di depan rumah warga. Desa Bumi Jaya memang sudah terkenal sebagai sentra gerabah sejak J 975 dan menapaki masa keemasan pada 1990-an. "Waktu itu hampir seluruh penduduk menjadi perajin gerabah," tutur suhaimi Alwan, perajin gerabah yang juga Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perajin.

Era Orde Baru, Kampung Kosambi sering dikunjungi wisatawan asing yang tertarik melihat pembuatan gerabah dengan alat sederhana Bahkan ada juga wisatawan asing yang belajar membuat gerabah di situ.

Sebagian dari mereka bahkan menetap sementara di kampung yang berlokasi sebelah timur Serang ini. "Kebanyakan yang belajar itu orang Jepang," kata Maksudi Ashari, yang juga p.erajin gerabah. Namun, kisah wisatawan asing itu tinggal kenangan. Sekarang ini, jangankan wisatawan asing belajar bikin gerabah, sekadar berkunjung-pun wisatawan itu sudah enggan.

Padahal proses pengerjaan gerabah itu tak berubah sama sekali. Perajin masih seperti dulu, membuat gerabah dengan .alat sederhana; sebutlah tungku bakar, alat pemutar tanah liat menggunakan tenaga manusia (perbot). "Semua tak berubah, walaupun zaman sudah canggih," ungkap Maksudi.

Walaupun tak ada lagi wisatawan asing datang, bukan berarti geliat bisnis di Kampung Kosambi ikut sirna. Memang jumlah perajin surut tapi bisnis gerabah masih menggeliat. Pesanan gerabah masih datang dari Jakarta, Tangerang, dan Bogor.

Gerabah yang laris di Ibukota dan sekitarnya itu antara lain gentong, tempa-yan, pot bunga, tungku, koui (wadah bakar emas), pendil (kendil), kendi, celengan, patung untuk taman, dan berbagai bentuk karya seni kriya lainnya "Pengiriman masih rutin kami lakukan setiap pekan," kata Jamaliul-lael, Ketua Koperasi Perajin Gerabah kampung Kosambi.

Salah satu produk unggulan Kampung Kosambi adalah pot bunga berukuran besar. Jamallullael bilang, pot bunga besar sulit diproduksi perajin daerah lain karena kualitas tanah liat tidak mendukung. "Beda dengan kami yang memiliki tanah liat terbaik," klaimnya

Berkat gerabah itu 100-an perajin gerabah mendulang omzet hingga belasan juta per bulan. "Laba bisa 40% karena kami tidak beli bahan baku," tambah Maksudi.

Kemitraan Rental Mainan Anak

Bermain identik dengan dunia anak-anak. Mainan dan si kecil seperti sudah menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Jenis mainan pun kian beragam. Tapi, tentu saja, tak semua jenis mainan harus dimiliki anak. Selain keterbatasan kantong, pertimbangan dalam membeli mainan adalah tak adanya tempat untuk menyimpan banyak mainan, apalagi mainan berukuran besar.

Tapi, tak perlu pusing bila buah hati ingin mencoba mainan baru. Anda juga tak perlu membeli mainan baru, karena Nurul Aliefa, pemilik Tat ita, menawarkan penyewaan mainan anak, seperti perosotan, ayunan, mobil-mobilan dan jungkat-jungkit. "Kami berharap bisa mer\jadi partner orang tua untuk berbagi keceriaan sang buah hati," ujarnya

Pengusaha rental mainan asal Bandung ini mengawali usahanya tiga tahun lalu, setelah melihat potensi pasar yang sangat besar dari bisnis ini. Selain melayani keluarga, Tatita juga sering melayani keperluan pesta "Kami menyasar segala kalangan," ungkap Nurul.

Karena persaingan masih longgar, Nurul pun terdorong menawarkan kemitraan Tatita sejak Juli 2011. Kini, ia sudah mendapat tiga calon mitra dari Timika, Medan, dan Ujung Pandang.

Dibandingkan dengan jenis usaha lain, bisnis rental mainan ini tak memerlukan lokasi khusus. "Bisnis ini bisa dijalankan di rumah," kata Nurul.

Tatita menawarkan tiga paket kemitraan dengan investasi Rp 19,5 juta. Rp £3,9 juta dan Rp 53.3 juta Dari investasi itu, mitra akan mendapatkan suplai mainan dan hak pemakaian nama Tatita selama lima tahun.

Beberapa unit mainan yang diberikan cukup bervariasi, seperti Little Castle/ Kids Playzone, Easy Store Large Slide, Swing Along Castle, Hide And Slide Clim-ber, Crab See Saw, Rocking Horse, Patrol Car/Tune Cou-pe Car, Push Around Buggy, Sunshine Playhouse, Won-derful Ride, Picnic Table, Whirly Bouncer, Van For Two/Fire Engine For Two, Jungle Climber, dan Inflanta-ble Bouncer. Nilai mainan yang diberikan mulai dari Rp 10,5 juta hingga Rp 36,8 juta tergantung investasi yang dipilih oleh mitra.

Meski tak tak mengutip shaiing pivJU serta royalty fee. Nurul bilang, perusahaannya akan membantu mitra promosi. Untuk menyewa mainan di Tatita ini pun sangat mudah. Konsumen cukup mengirim pesan singkat atau Apapun yang berkaitan dengan dunia anak pasti berprospek baik.

SMS untuk pemesanan. Kemudian dilanjutkan dengan pembayaran serta deposit Rp 100.000. Deposit itu sebagai jaminan dan akan dikembalikan setelah masa sewa berakhir dan barang diterima seperti kondisi semula oleh Tatita

Nah, jika mainan yang disewa itu rusak saat diterima, pihak Tatita berhak mengambil deposit sebagai biaya pengganti kerusakan.

Selain menerima penyewaan secara mingguan, Tatita juga menawarkan peminjaman secara harian. Tarifnya pun cukup terjangkau. Yakni, mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah untuk setiap mainannya

Nurul mencontohkan, penyewaan Angel Fish Rocker atau jungkat jungkit biaya sewanya Rp 45.000 per hari. Bila ingin disewa sebulan penuh, banderol sewanya hanya Rp 155.000.

Dengan omzet perkiraan sebanyak Rp 5,03 juta, Nurul menghitung mitra bisa balik modal sekitar 13 bulan. Pasalnya, dengan perolehan omzet sebesar itu, mitra bisa mendapat margin hingga 80%. Perhitungan ini berlaku untuk mitra yang membeli paket senilai Rp 53,3 juta.

Menurut Amir Karamoy, Pengamat Waralaba, rental mainan anak bukan bisnis baru. Namun, tawaran kemitraan Tatita ini inovatif. "Rental mainan ini cukup responsif, karena apapun yang berkaitan dengan dunia anak memiliki prospek yang baik," ujarnya

Namun, ia berpesan, calon mitra sebaiknya benar-benar memahami pasar bisnis ini. Pasalnya, ada kecenderungan bisnis ini bersifat musiman. Artinya, hanya ramai diwakru-waktu tertentu saja, semisal pesta perayaan ulang tahun anak.

Untuk itu, calon mitra juga harus siap jika permintaan sewa menurun. "Apalagi, anak-anak kini semakin dekat dengan mainan berteknologi. Oleh karena itu, perlu promosi yang intensif," pungkasnya Rental Mainan Tatita JI. Banyak Endah 17 Kota Baru Parahyangan Bandung 40553 Telp. (022)86813754 HP. 0818 617 909

Tuesday, September 20, 2011

Menilik tawaran kemitraan Benresik Laundry asal Yogyakarta

Aktivitas masyarakat di kota besar yang makin padat, menuntut segala efektivitas dalam pekerjaan rumah. Salah satunya, dalam mengelola pakaian kotor.

Seringkali, mereka mengabaikan urusan mencuci pakaian kotor serta menyetrika-nya hingga rapi kembali. Inilah yang menjadi peluang bisnis laundry. Tak heran, usaha ini kian menjamur di berbagai penjuru kota.

Agung Prasetya, pemilik Benresik Laundry, menangkap peluang ini. Usaha laundry kiloan asal Yogyakarta ini mulai berdiri sejak 2002.

Pada 2009, Benresik Laundry pun mulai menawarkan kemitraan. Kini, mereka sudah punya 17 mitra yang sebagian besar tersebar di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Menurut Agung, salah satu keunggulan usaha laundry miliknya terletak pada kualitas cucian dan beragam inovasi baru. Salah satunya, ia memberikan voucher diskon biaya cuci pakaian hingga 50% bagi pelanggan. "Ini sangat menarik konsumen," ujarnya

Benresik Laundry mena1-warkan paket kemitraan untuk tiga tahun senilai Rp 15 juta. Mitra akan memperoleh satu unit mesin cuci berkapasitas 7 kilogram (kg), satu unit mesin pengering berkapasitas 6 kg serta sebuah setrika.

Hanya, khusus calon mitra di Jabodetabek, mereka akan dikenakan biaya tambahan untuk pengiriman mesin dan akomodasi senilai Rp 6 juta.

Selain peralatan, Benresik juga memberikan media promosi berupa leaflet. Mereka juga memberikan pendampingan selama masa kemitraan serta menyediakan tenaga kerja cadangan.

Agung sendiri juga turun mengawasi usaha mitranya. Untuk wilayah luar kota, ia mengagendakan kunjungan sebulan sekali, selama tiga bulan dalam setahun.

Setiap hari, Agung bilang, mitra minimal bisa melayani hingga 50 kg cucian tiap hari. Ia membedakan harga laundry di Yogyakarta serta Jabo-detabek. Banderol harga di Yogyakarta Rp 3.000 per kg, sedangkan di Jabodetabek Rp 7.000 tiap kg.

Dengan omzet awal sekitar Rp 10,5 juta per bulan, mitra bisa balik modal dalam waktu lima bulan. Namun, Agung meyakinkan, omzet akan bertambah seiring waktu yang berjalan, la pun mencontohkan, omzet gerainya yang kini telah mencapai Rp 25 juta tiap bulan. Padahal ketika awal-awal buka, jauh dari angka omzet tersebut.


Dukungan pusatharus dilakukansupaya mitrasanggup mencapai target.

Menurut pengamat waralaba Erwin Halim, meski persaingan usaha laundry kiloan sudah sangat ketat, khususnya di Yogyakarta, Benresik masih bisa dapat celah. Dengan harga cuci yang relatif terjangkau, Benresik ingin membidik pasar kalangan menengah ke bawah.

Namun, untuk calon mitra dari luar Yogyakarta sebaiknya melakukan riset harga. Pasalnya, tak semua lokasi di Jabodetabek bisa dikenakan harga yang sama. Perlu ada penyesuaian harga di tiap daerah," katanya.

Selain itu. Erwin juga memandang penting adanya inovasi. Misalnya, tawaran one day laundry setvicr atau jasa cuci kilat yang selesai sehari. Adanya jasa antarjemput juga bisa mengembangkan bisnis ini. Berbagai fasilitas ini juga menjadi strategi untuk menghadapi persaingan.

Pemilihan lokasi yang strategis, seperti perumahan tetap menjadi pertimbangan penting. "Dukungan pusat juga harus dilakukan supaya mitra sanggup mencapai target atau justru lebih tinggi dari target yang ditetapkan," ujarnya. Benresik Laundry Jl Kaliurang KM 7,8

Yogyakarta

Telp. (0274) 485438

0817266621

Mencicipi peluang bisnis makanan ringan China

Sebagai salah satu makanan camilan, dimsum makin digemari oleh masyarakat Indonesia. Makanan yang biasanya tersaji di restoran China ini terdiri dari beberapa varian. Yang paling populer adalah siomay, bakpao, lumpia, dan pangsit. 


Dimsum biasanya disajikan dalam krakat atau kukusan bambu. Camilan sarapan ala China Selatan ini biasa dijual per krakat berisi dua hingga empat dimsum. Lantaran banyak penggemar, peluang menjual dimsum pun lebar. 


Ediyoso pun tahu peluang ini. Itulah sebabnya ia kemudian mendirikan BeeBee Dimsum di Jakarta pada awal 2010 lalu. 


BeeBee Dimsum menyajikan menu spesial, yakni dimsum ayam dengan aneka siomay, minipao, dan ceker ayam. Ediyoso pun menjamin kudapan kecil buatannya ini halal dan tanpa bumbu penyedap atau MSG. Harganya pun terjangkau, yakni hanya Rp 10.000 per porsi.


Karena permintaan untuk menjadi sekondan semakin banyak, pada akhir 2010, Ediyoso mulai menawarkan kemitraan lepas tanpa royalty fee. Dengan investasi sebesar Rp 10 juta, mitra bisa langsung mulai berjualan. 


Investasi tersebut sudah mencakup biaya operasional, bahan baku untuk 40 porsi, gaji karyawan, dan sewa lokasi. Mitra juga sudah memperoleh satu unit booth, stainless dan bamboo steamer, gas, kompor, dan perlengkapan promosi. 


Dengan memasang target penjualan 40 porsi per hari, mitra diperkirakan akan memperoleh omzet per bulan sebesar Rp 12 juta dengan laba bersih sebesar Rp 1,8 juta. Menurut Ediyoso, perkiraan balik modal mitra sekitar lima hingga enam bulan. 


Kini, BeeBee DimSum sudah memiliki enam mitra di Jakarta, Tangerang, dan Bogor. "Saat ini, kami sedang mempersiapkan satu gerai yang akan buka di Bandung," tegas Ediyoso. 


Ediyoso yakin, bisnis ini masih sangat menjanjikan karena pemainnya masih terbatas. Selain itu, variasi makanan sangat banyak sehingga terbuka kesempatan untuk berinovasi.


Pengamat waralaba yang juga Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Amir Karamoy mengatakan, pangsa pasar camilan ringan nan mengenyangkan ini sangat terbuka lebar. Pasalnya, bisnis kuliner tak pernah mengenal kata sepi bila produsen membuat sesuatu yang inovatif dan disukai masyarakat.


Apalagi jenis masakan Chinese food yang sudah banyak penggemarnya di Tanah Air. Meski begitu, sebaiknya penjual mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Kalau sudah ada sertifiksi halal, pasti pangsanya lebih luas lagi," tutur Amir.


Mitra juga harus survei pasar lebih dahulu agar dagangannya tetap laris sehingga perputaran uang lancar. Pemilihan tempat jualan sebaiknya di lokasi yang ramai. 


Selain pengenalan produk, mitra juga harus mempertimbangkan untuk melabeli dengan harga murah. "Makanan ringan ini bisa dijajakan di lokasi yang ramai di sekitar orang yang sedang berolah raga, karena makanan ini cukup menghangatkan dan menyehatkan," imbuh Amir. 


BeeBee DimSum
Jl. Garuda Raya Kav. 98 
Tangerang Selatan 15222
Telp. 02183456966.

Mengisi kas dari hasil keduk kolam renang

Kolam renang tak hanya ada di rumah mewah. Kolam renang kini juga bisa dibuat di rumah berlahan terbatas, seperti rumah-rumah desain minimalis. Berkat kolam renang mungil ini pula, pembuatnya bisa meraup omzet Rp 500 juta per bulan.


Dulu, hanya pemilik rumah mewah berlahan luas yang bisa mempunyai kolam renang. Tapi, memasuki era tahun 2000-an, kolam renang tidak hanya berada di rumah mewah saja. 


Kini banyak rumah minimalis dengan lahan terbatas bisa punya kolam renang sendiri. Tak percaya? Tanyakan saja pada Hari Setiawan, pemilik PT Noah Funtastic Pools di Jakarta. 


Pria yang membuka jasa pembuatan kolam renang sejak 1991 itu mengaku, pesanan pembuatan kolam renang belakangan ini lebih banyak datang dari perumahan berkonsep minimalis. 


Setiap bulan, Hari rutin mendatangi rumah minimalis guna membuat kolam renang di lahan terbatas. "Dengan kolam renang, rumah minimalis itu bisa menjadi rumah mewah," terang Hari.


Selain menimbulkan kesan mewah, adanya kolam renang bisa meningkatkan nilai jual rumah. "Pemilik rumah yang ingin menyewakan rumahnya bisa menaikkan harga sewa jika ada kolam renang," imbuh Hari.


Untuk membangun kolam renang pada rumah minimalis, tak perlu menyediakan lahan seluas 20 x 5 meter, seperti kolam renang di perumahan mewah. 


Lahan seluas 7x3 meter di rumah minimalis bisa disulap oleh Hari menjadi kolam renang. "Lahan seluas itu bisa dibikin kolam renang sedalam 1 sampai 1,5 meter," terang Hari.


Dalam sebulan Hari bisa mengerjakan tiga sampai lima kolam renang dengan berbagai ukuran. Belakangan ini, Hari memang banyak menerima pesanan pembuatan kolam renang dari rumah berlahan terbatas itu. 


Selain membuat kolam renang untuk perumahan, Hari juga membuat kolam renang untuk perhotelan dan juga apartemen. Ia juga pernah membuat kolam renang berukuran sesuai dengan standar internasional, atau dikenal dengan standar olimpiade yang berukuran 50x25 meter. 


Dalam menyediakan jasa pembuatan kolam renang itu, Hari mematok tarif mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta per meter persegi. Tarif itu termasuk material kolam, upah pekerja serta keramik pembungkus kolam. 


Dengan harga segitu, setidaknya dalam sebulan Hari bisa mendulang omzet hingga Rp 500 juta, "Margin keuntungan saya sekitar 10%," jelas Hari.


Selain dari jasa pembuatan kolam, omzet tersebut datang dari hasil penjualan aksesori kolam renang, seperti pompa filter, papan loncat, hingga ban renang berbagai ukuran. "Belakangan banyak warga di pedesaan mulai membuat kolam renang di rumahnya," imbuh Hari.


Selain Hari ada Budi Chang, yang menyediakan jasa pembuatan kolam renang di Surabaya. Sudah lima tahun terakhir Budi menekuni pembuatan kolam renang dan juga perawatan dan perbaikan.


Sama seperti Hari, Budi juga melayani pembuatan kolam renang untuk perumahan, serta perhotelan, club house, water park dan apartemen. "Tapi pesanan pembuatan kolam renang terbanyak datang dari perumahan," kata Budi.


Budi membanderol jasa pembuatan kolam renang senilai Rp 3,5 juta-Rp 6 juta per meter persegi."Harga disesuaikan dengan kondisi lahan," kata Budi yang mengaku beromzet Rp 100 juta per bulan itu. 


Dalam menawarkan jasa itu, Budi bisa mendapatkan laba 10% - 20%, tergantung tarif yang ia kenakan kepada pelanggan. 

Monday, September 19, 2011

Pintu Laba Datang di Kemitraan Bikermart

Jumlah motor di jalanan terus bertambah dengan pesat Setiap tahun penambahannya mencapai jutaan unit. Tahun ini saja, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan penjualan mereka mencapai 8,2 juta unit.

Meriahnya pasar motor tentu juga mendatangkan berkah bagi pemilik bisnis bengkel motor serta penjualan suku-cadang motor. Demikian juga dengan Hendry Edy Wahono, pemilik bengkel sekaligus toko sparepart bernama Bikermart di Purwokerto, Jawa Tengah.

Hendry memulai buka bengkel sejak 2008 silam. Ketika itu, selain membuka bengkel diajuga berjualan sukucadang motor dengan konsep minimarket. Bengkel dan minimarket sukucadang itu melayani semua merek dan jenis sepeda motor. Di bengkel ini, konsumen bisa memperbaiki motor, sekadar perawatan, hingga penggantian sukucadang.

Dengan menggunakan konsep minimarket, pelanggan bisa leluasa memilih sukucadang yang diinginkan. "Pangsa pasar kami kelas menengah," kata Hendry.

Karena pelanggannya kian banyak, Hendry memutuskan untuk menawarkan kemitraan kepada khalayak sejak "2009 lalu. Saat itu, Hendry memang ingin mengembangkan Bikermart di daerah lain.

Untuk menjaring mitra, Hendry menawarkan dua konsep kerjasama, yaitu kemitraan minimarket saja, dan kemitraan minimarket plus bengkel. Untuk kemitraan minimarket, ada tiga paket investasi yang ditawarkan. Pertama, paket gold dengan investasi Rp 200 juta. Kedua, paket silver Rp 150 juta. Dan ketiga, paket bronze senilai Rp 100 juta

Untuk paket minimarket plus bengkel, Hendry juga menyediakan tiga bentuk investasi Paket gold investasi Rp 300 juta, paket silver Rp 200 juta, dan paket bronze Rp 150 juta. "Mitra cukup menyediakan tempat saja, sedang-klan peralatan dan pelatihan dari kami," terang Hendry.

Kini Hendry telah sukses menjaring 24 mitra. Sedangkan paket paling laris adalah paket minimarket plus bengkel silver. Hendry mengklaim, paket ini bisa meraup omzet Rp 60 juta per bulan.

Sedangkan mitra yang mengambil paket gold mendapat omzet Rp 150 juta per bulan. Balik modal bisa 10 bulan -18 bulan, tergantung lokasi," jelas Hendry yang menargetkan punya 50 mitra sampai akhir tahun.

Minimnya pesaing membuat Hendry makin percaya diri. "Bengkel umum cenderung konvensional dan sudah jenuh," ungkap Hendry yang sedang memproses perubahan izin dari kemitraan menjadi waralaba

Salah satu mitra Hendry yang mengklaim bakal meraih sukses adalah Rio Fernando. "Konsep Bikermart belum ada di daerah kami, kata Rio. Rio buka gerai Bikermart Juni 2010 lalu di Cilegon, Banten. Sejak beroperasi, omzet Rio berkisar Rp 1 juta-Rp 1,5 juta per hari, atau rata-rata Rp 40 juta per bulan.

Meski belum mencapai target omzet, tetapi pria berusia 25 tahun mengaku ada tren kenaikan kunjungan ke bengkel dari bulan ke bulan. Menurutnya; salah satu kelemahan dari bengkelnya itu adalah minimnya promosi di wilayah Cilegon

Walaupun sudah membuka gerai Bikermart sejak 15 bulan yang lalu, namuan iniiun ini Rio belum balik modal. "Hitungan saya, balik modal baru beberapa bulan ke depan ," ungkap Rio. Bikermart,

Jl S Parman No 206, Purwokerto 53141 Telp 0281-621505

Sebelum Jadi Juragan Abon, Pernah Jadi Figuran Film

Sejak kecil Henny Widjaja, pemilik usaha abon cabai merek Ninoy sudah terdidik menjadi entrepreneur. Maklum, ia lahir dan tumbuh dewasa dari keluarga yang berlatar belakang pengusaha salon kecantikan di Jakarta.

Itulah sebabnya, sejak usia sembilan tahun, Henny sudah mendapat pelajaran mengenai tata kecantikan dari orang tuanya. Balikan saat duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), Henny sudah mahir memotong rambut. Henny pun sering jadi langganan potong rambut teman-teman sekolahnya Balikan hingga kini mereka menjadi langganan Henny untuk urusan perawatan kecantikan.

Usai menamatkan Sekolah menengah Atas (SMA), masa depan Henny di dunia tata kecantikan semakin jelas. Dia ikut berbagai kursus kecantikan. Itu semua demi meneruskan usaha salon milik keluarga. "Saya juga sempat kurus di salon Rudy Hadisuwarno," terang Henny.

Bisa dibilang sejak 1992-1996, hidup Henny hanya untuk salon milik orang tuanya itu. Karena itu, "Basic saya sudah kuat di dunia salon," kata Henny.

Karena masih muda, orangtuanya menyarankan Henny belajar lagi. Kali ini mereka menyarankan Henny belajar bahasa Inggris ke Sidney, Australia. Namun Henny punya pilihan lain. Meski dia tetap berangkat ke Negeri Kanguru, namun dia tak berlajar bahasa Inggris. Dia lebih memilih belajar di jurusan studi manajemen bisnis. "Saya kuliah juga untuk dapat visa untuk tinggal di Australia karena izin tinggal mahasiswa bisa lebih lama," terang Henny. Di Australia pun, Henny tak menyia-nyiakan keahliannya di bidang tata kecantikan. "Sayang jika tidak dimanfaatkan, apalagi biaya hidup di Australia sangatmahal," terangnya.

Sambil kuliah, Henny pun bekerja pada salah satu salon kecantikan milik warga Italia. Karena masih baru fli Australia, Henny belum fasih berbahasa Inggris. "Saat pertama bekerja, saya berkomunikasi dengan bahasa isyarat," kenang Henny sambil tersenyum.

Tidak lama Henny bekerja di salon itu, Henny kemudian pindah ke salon kencantikan yang dia nilai lebih bergengsi di Sidney. Namun, ia juga tidak lama bekerja di salon itu, karena mulai sibuk kuliah, Henny memutuskan bekerja di salon kecantikan yang lebih dekat dengan kampus.

Saat bekerja di salon itu, Henny sering mendapat pujian dari atasannya. Sebab Henny memiliki kemampuan menggunting rambut di atas rata-rata karyawan yang ada di salon itu.

.Jika karyawan lainnya bisa memotong rambut tiga pelanggan dalam sehari, maka Henny bisa memotong enam rambut pelanggan dalam sehari. "Pekerjaan saya melebihi pekerjaan pegawai paruh waktu," terang Henny.

Empat tahun lamanya Henny menyelesaikan kuliah di Sydney. Selain meraih gelar sarjana, Henny juga mendapatkan tambatan hati dan memutuskan menikah di negeri Kanguru itu.

Tapi sayang, setelahdikaruniai satu orang putera, rumah tangga Henny kandas di tengah jalan. Sehingga pada tahun 2000, ia memutuskan kembali ke Jakarta bersama puteranya

Ketika sampai di Jakarta, Henny tak pernah lupa dengan salon. Dia sempat bekerja di beberapa salon kecantikan. Hingga akhirnya ia menjadi tini artistik untuk film layar lebar. Waktu itu, Henny dipercayakan menjadi make-up artis.

Selain menjadi make-up artis, beberapa kali ia sempat menjadi pemeran figuran dalam beberapa judul film. Bahkan Henny sempat berharap suatu ketika bisa menjadi bintang film beneran. Namun, karena tawaran untuk peranan yang lebih penting tidak datang setiap saat. Henny ahimya memilih meninggalkan dunia entertainment itu.

Tidak mudah bagi Henny menjalani hari-hari tanpa ada aktivitas, apalagi ia sudah terbiasa bekerja Agar tetap memiliki aktivitas, ia memutuskan untuk menekuni bisnis makanan. Ia melirik bisnis makanan karena memasak adalah salah satu dari hobinya.

Henny lantas berinisiatif untuk membuka kantin makanan di rumahnya "Kebetulan rumah saya dekat dengan kos-kosan mahasiswa," terang Henny. Berkat bisnis makanan itulah Henny menemukan racikan abon cabai yang kelak mengharumkan namanya

Iming-iming laba dari investasi pohon jabon dan sengon

Investasi di sektor kehutanan makin marak. Selain sengon, jenis pohon yang sering menjadi pilihan investasi adalah jabon. Pohon jabon mirip dengan pohon jati namun mampu tumbuh lebih cepat. Kayu pohon ini konon cocok sebagai bahan baku industri kayu seperti plywood, pulp, dan juga kertas.


Salah satu perusahaan yang menawarkan investasi pohon jabon dan sengon adalah Timber Estate dari PT ASA Forestry. Timber ingin menjembatani masyarakat yang tidak mempunyai lahan. 


Timber mulai menawarkan paket kerja sama sejak 2010 lalu. Ada tiga model investasi yang ditawarkan, yaitu Timber Estate Asistensi & Supervisi, Timber Estate Green Social, dan Timber Estate investasi murni.


Model pertama dengan nilai investasi Rp 15 juta sampai Rp 30 juta ditujukan untuk investor yang telah memiliki lahan. Karena itu model kerja samanya lebih kepada jasa perawatan.


Investasi model kedua menyesuaikan dengan jumlah pohon dengan harga Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per pohon. Model ini biasanya datang dari warga desa dengan memanfaatkan lahan desa tidak produktif. Untuk perawatan dan pengelolaan dilakukan oleh empat pihak yakni masyarakat, investor, pemilik lahan, dan Timber. 


Sedangkan model ketiga, investor hanya menyetorkan dana sebesar Rp 5 juta untuk luas lahan 500 m2 sampai Rp 70 juta untuk luas 1 hektare dengan 1.000 pohon sengon atau jabon. "Sedangkan seluruh pengelolaan kita yang jalankan," terang Rony Perdana Sidiq, Pemilik Timber Estate. 


Rony berani menjanjikan keuntungan lumayan setelah investasi berjalan enam tahun. Rony mengklaim, tiap pohon yang dipanen akan dibeli oleh ASA Forestry. "Harganya sesuai dengan harga pasar pada saat penjualan," katanya. 


Ia mengaku sudah ada 14 investor yang bergabung menjadi mitra usaha ini. Mitra ini berasal dari Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Semarang, dan Surabaya.


Rony mengklaim, setelah enam tahun, dengan investasi Rp 5 juta, hasil bersih yang bisa diperoleh investor mencapai Rp 9 juta-Rp 15 juta. Investor yang mengambil paket investasi senilai Rp 70 juta, kata Rony, akan menanggung hasil bersih antara Rp 176 juta sampai Rp 318 juta setelah enam tahun. "Ini dengan asumsi harga kayu sekarang Rp 750.000-Rp 950.000 per m3," katanya.


Hasil bersih itu berasal dari hasil penjualan pohon dikurangi dengan biaya dan bagi hasil dengan pihak lain. Bagi investor Timber Estate Asistensi & Supervisi, hasil kebun dibagi untuk pemilik lahan yang merangkap investor dengan Timber Estate. 


Sedangkan untuk model Timber Estate Green Social, hasil penjualan dibagi empat pihak yakni masyarakat, investor, pemilik lahan, dan Timber Estate. Adapun hasil Timber Estate investasi murni hanya dibagi dua antara investor dengan Timber.


Rony menguraikan, dari hasil penjualan kayu, investor paling tidak harus mengeluarkan dana lagi sebesar 10% dari netto penjualan untuk model Timber Estate Asistensi & Supervisi. Untuk model Timber Estate Green Social dan Timber Estate investasi murni setoran ke perusahaan sebesar 20% dari nilai jual neto.


Dalam proses kerja sama, antara investor dengan Timber harus menandatangani lembar kesepakatan. Menurut Rony, beberapa poin itu adalah kesepakatan menitipkan modal menjadi aset berupa pohon. Selain itu juga kesepakatan imbal jasa atau management fee yang harus disetorkan investor, serta rincian bagi hasil perkebunan. 




Jaminan keamanan


Semua kesepakatan akan diteken di depan notaris. Rony menjamin, investor tidak perlu takut jika ada lahan yang di klaim pihak lain. Sebab, nantinya setiap pohon dan lahan memiliki barcode dan koordinat lokasi.


Walaupun begitu, pengamat agribisnis F Rahardi meragukan jaminan keamanan investasi semacam ini. Meski seluruh kesepakatan ditandatangani di hadapan notaris, tidak akan mampu menjamin kepastian bagi investor. "Notaris tugasnya hanya mencatat tetapi tidak bisa dimintai pertanggungjawaban," tutur Rahardi.


Ia mengatakan, nanti jika terdapat hal yang merugikan, maka investor menjadi pihak yang paling lemah. Untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik tanah yang diinvestasikan itu didaftarkan dulu ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Jika hal tersebut tidak dilakukan, investor dalam posisi yang lemah. "Saya bukan menyatakan investasi ini tidak menjanjikan, melainkan tidak ada jaminan hukum yang valid," tandas Rahardi


Menurut Rahardi, jika investasi ditawarkan oleh perseorangan atau bukan perusahaan berbadan hukum maka tidak ada jaminan pasti bagi investor. Namun, jika investasi pohon ini ditawarkan oleh PT atau perusahaan berbadan hukum, maka sama saja dengan membeli saham. Sehingga perlu proses panjang, termasuk pendaftaran ke Direktorat Persero dan Badan Usaha Negara. 

Global Batik Dakwah, Wirausaha dan Peluang

Berbekal pengalaman di dunia pendidikan dan dakwah, ditambah berbagai pengalaman hidup yang penuh warna. mendorong Hanlef Khalid untuk menggunakan bakat dan kekuatannya di bidang batik yang sudah dikenalnya sejak berusia empat tahun. Karena Itu. setelah aktivitas dakwah, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat yang dijalaninya terbentuk dana. Hanif mulai serius membangun usaha pembuatan dan penjualan batik. Maka, sejak tujuh tahun lalu Hanlef merintis usaha balik Madura.

Temyata. usaha batik yang dibangun bersama Isterinya Ini bisa berkembang. Sebagai kewirausahaan sosial dengan semangat dakwah maka pemberdayaannya melibatkan banyak masyarakat. Apalagi, di dukung sebagian masyarakat di sekitar kediamannya, yang Juga memiliki pengalaman membatlk dengan corak batik pesisiran Madura.

"Setelah uji coba lernyata sebagian hasilnya bagus-bagus. Sejak itu kami mulai membangun usaha batik dan memasarkan sendiri." tutur Hanif.

Usaha baru Ini, temyata terus berkembang, tapf Hanlef sadar bahwa usaha batik tak bisa dilakukan asal-asalan. Maka, dia membentuk badan usaha bernama usaha dagang (UD) Berkah Bersama. Batik hasil buatan para pengrajin yang bernaung di bawah kelompoknya ini langsung dipasarkan, di Pamekasan.

Meskipun hanya dipasarkan di Pamekasan, lernyata produk batlknya sangat diminati pasar. Pelanggannya bukan hanya orang-orang lokal, melainkan Juga daii berbagai kota lain, terutama di Jawa. Karena pasarnya semakin luas, maka Hanif mengganti namanya dart usaha bersama menjadi UD Global Batik.

Tahun 2006. batik yang diproduksi oleh Global Batik Juga mulai dikenal kalangan pemerintah. Selain menjadi langganan sejumlah lembaga pemerintah setempat. Global Batik Juga kerap diajak kerjasama dengan berbagai lembagauntuk memberikan pelatihan membatlk. Posisi Ini membuat Global Batik semakin dikenal masyarakat.

"Pada tahun 2006 Itu juga, kami bisa melibatkan puluhan pengrajin batik dan 12 penjahit yang tergabung dengan UD Global Batik." ujar Hanif.

Pada tahun 2010. Hanif mendapat undangan dari Dinas Perdagangan dan Industri Pamekasan Madura untuk mengikuti pameran batik di Thamrin Cit)- Jakarta. Thamrin City merupakan pusat perdagangan baru di Jakarta Pusat yang memiliki zona perdagangan di antaranya yaitu Pusat Batik Nusantara. "Saat Itu, saya mendengar ada undangan untuk Ikut pameran batik yang katanya akan berlangsung selama enam bulan mulai Juni sampai Desember, maka, saya mencoba menangkap peluang Itu untuk ikut pameran dengan biaya sendiri," kau Hanif.

Sempat nangis bersama istri

Setelah masuk Thamrin City, temyata harapan Hanlef tak sesuai kenyataan. Temyata kios-kios yang ditempati para pedagang masih sepi dari pengunjung. Dengan menempati kios di Blok H 50 Lantai Dasar Thamrin City. Hanlef mengaku hampir menangis setiap hari karena batiknya tak laku.

"Waktu Itu saya sampai hafal siapa yang lewat di depan kios kami. Kalau bukan sesama pedagang atau pembeli yang mau ke WC. ya orang mau balik ke kios mereka." katanya menggambarkan suasana Thamrin City dulu saat dia mulai berdagang batik.

Sepinya pembeli yang datang berdampak buruk pada kelompok usaha Global Batik di Pamekasan. Utang mulai menumpuk karena Hanief dan Isterinya harus membiayai semuanya dari kocek sendiri. Kondisi seperti Ini terasa lebih menyakitkan jika dia membandingkan dengan usaha batlknya di Madura yang sudah memiliki pasar dan terbukti berkembang.

"Bagaimana nggak sakit, di Pamekasan sudah lumayan bagus. Banyak pengrajin kami yang mampu mendapat hasil Rp 1.5 juta per bulan. Ini juan di atas UMR lokal yang baru mencapai sekitar Rp 800.000 per bulan. Tiap hari kami berdua nangis. Isteri saya sampai maleng hidungnya." kata Hanlef mengenang masa sulit dalam usahanya.

Kondisi seperti Itu berlangsung kira-kira selama tiga bulan. Namun Hanief yang sudah terbiasa teruji. Pengalamannya sebagai pendakwah. pendidik dan pelaku pemberdayaan sosial, seolah memberikan semangat baru bahwa suasana perdagangan yang sepi di Thamrin City tidak lebih buruk dibandingkan berbagai tantangan yang pernah dihadapi ketika dia melakukan tugas mulia di berbagai wilayah di Indonesia.

Solusi lahir dari kepepet

Temyata keterpepetannva telah melahirkan solusi. Hanlef terpaksa mengontak para pelanggannya yang tinggal di Jakarta. Diajuga mengontak kawan-kawan lamanya yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Hasilnya, tokonya mulai ramai didatangi pelanggan Jakarta serta relasi di bidang lain yang memerlukan batik atau mene-ngoknya untuk memberikan semangat

"Saya masih Ingat pelanggan Jakarta pertama yang datang sampai habis belanja sekitar Rp 4 Juta. Selanjutnya pelanggan lain Juga mulai berbelanja di sini." kata Hanief.

Hasil penjualannya pun mulai membaik. Dia Ingin para pengrajin yang sudah ikut kembang kempis akibat kios Global Batik sepi pembeli bernafas dan bergerak lagi. Keinginan Hanif ada tempat yang bisa digunakan untuk melakukan evaluasi dan perencaan usaha. Sebelum Ini kami nggak bisa melakukan Itu. Kami tinggal di Bogor. Selama Itu kami nggak bisa melakukan evaluasi. Sebab pulang dari sini sudah malam, capek dan langsung tidur." katanya.

Setelah mengontrak rumah di sekitar Thamrin City. Hanief dan Ijah tidak hanya mampu melakukan evaluasi dan cara-cara pemasaran yang strategis. Selain Itu Hanief bisa memanfaatkan waktu untuk mendatangi teman-temannya sekaligus mencari pelanggan.

Temyata. upaya itu membuahkan hasil, jumlah pelanggan meningkat dan kiosnya mulai ramai dikunjungi masyarakat yang mencari batik Madura, termasuk para pejabat dan mahasiswa. Selain itu, sesama pedagang batik atau pakaian di Thamrin City yang tidak memiliki batik Madura juga mulai ikut mempromosikan batik Madura produk Global Batik.

"Setelah Itu omzet kami meningkat drastis. Kalaupun kami mau beli rumah dan mobil baru, kami sudah bisa. Tapi kami memilih untuk mengirimkan uang itu ke Madura agar para pengrajin semakin produktif dan temyata semangat pengrajin pun terdongkrak. Mereka bahkan menyatakan slap mengirimkan batik sebanyak satu kontainer." tambah Hanlef sambil tertawa.

Bapak ratusan pengrajin

Memasuki tahun 2011 Batik Global semakin berkembang dan jumlah pengrajin yang terlibat dalam pembuatan batik sudah mencapai 700-an erang. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yakni pengrajin batik biasa dan pengrajin batik dengan ketrampilan tinggi sekaligus inovatif. Untuk pengrajin biasa. Hanif mengatakan, uang yang diperoleh bisa mencapai Rp 900.000 hingga Rp 1 juta per bulan. Sedang pengrajin dengan keterampilan tinggi bisa mencapai Rp 1.5 Juta atau Iebih. Tergantungkualitas yang dihasilkan, semakin tinggi kualitas batik yang dihasilkan, pendapatan mereka akan semakin tinggi." katanya.

Meskipun usahanya sudah mulai berkembang. Hanlef dan Ijah mengaku belum puas. Dia berharap pemda dan lembaga perwakilan setempat membangun atau menghidupkan lagi pasar tradisional batik agar usaha pembuatan batik dan rantai ekonominya kembali hidup.

"Maksud saya kalau menginginkan Pamekasan menjadi kota batik, pemerintah dan DPRD setempat, harus memberikan fasilitas agar pasar tradisonal dihidupkan lagi. Kalau hidup lagi maka rantai ekonominya akan terbangun lagi. Mulai dari pengrajin di sisi hulu sampai konsumen di sisi hilir bisa berkembang dan diuntungkan karena ada sarana yang memadai." katanya.

Tapi Haniel merasa Ide-ldenya tidak pernah digubris. Seringkali. Pemda berjalan tanpa membuat kajian dan pengamatan yang cukup terhadap pasar. Galeri batik, misalnya, menurut Hanlef saat ini malah terbengkelal. Termasuk usulan agar pemda menjembatani peminjam kredit dengan bunga lunak dari perbankan. "Kami Ini kan menampung ratusan pengrajin. Setelah mereka mampu membuat batik dan menjahit harus segera disalurkan." ujarnya. Maka Hanief. mencoba menata usahanya secara lebih modern.

"Kami sedang menjalin relasi dan membuka akses agar sejumlah BUMN memberikan bantuan permodalan kepada para pengrajin yang memiliki potensi untuk berkembang. Selain Itu kami sedang berencana menyiapkan unit display untuk menampung produk-produk mereka." katanya.

Selanjutnya agar batik Madura Ini terserap ke pasar yang adil. Hanlef tengah menyiapkan satu model kerja sama yang menbuka kesempatan kepada lembaga usaha pemerintah seperti BUMN atau BUMD dan masyarakat swasta untuk terlibat. Maka, dia Ingin mengajak mereka berinvestasi membangun infrastruktur sejak sisi hulu hingga sisi hilir.

"Kalau mereka ikut berinvestasi maka mereka tidak Ikut mengeskloltasl pengrajin. Maksud saya, mereka akan tahu berapa biaya yang dikeluarkan dan berapa keuntungan yang akan diambil sehingga pengrajin tetap hidup dan meningkat kesejahteraannya dan konsumen tak mendapat harga terlalu tinggi." katanya.

Sebab selama ini. batik tulis Madura yang dilepas oleh pengrajin sebesar Rp 100.000 ke bawah per potong, setelah jatuh di tangan pedagang dijual menjadi ratusan ribu hingga Jutaan rupiah. Kondisi perdagangan seperti Ini. tegasnya, akan merugikan pengrajin maupun konsumen. Pasar yang tidak adil seperti Itu. menurutnya tak bisa dibiarkan.

"DI dunia pengrajin temyata bisa dilakukan. Meskipun masih dalam skala kecil temyata usaha yang dirintis Pak Jati Eko Waluyo (pemilik Sentra Kerajinan Indonesla/SKI sebagai pelopor penjualan batik yang adil dan transparan-red) di Thamrin City untuk menciptakan pasar yang adil dan transparan bisa diupayakan. Di batik kehadiran para Investor yang Jujur Juga akan mampu menciptakan dunia usahadan perdagangan yang adil dan transparan." harapnya.

Sunday, September 18, 2011

Pengolah Ikan di jawa Barat Dapat Bantuan Rp 1,6 Miliar

Sebanyak 32 kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan di Jawa Barat menerima bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) senilal Rpl.6 miliar.

"Tahun 2011 program PUPM Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan diperuntukan bagi 408 kelompok di 53 kabupaten/kota, untuk Jabar diberikan untuk 32 kelompok senilal Rpl.6 miliar. kata Dirjen Pengolahan dan Pemasar Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Victor PH NIWJuluw di Bandung, Jumat

Penyerahan bantuan langsung masyarakat PUMPP2HP Itu dilakukan oleh Victor kepada 32 ketua Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) di Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar di Bandung. Hadir pula pada kesempatan Itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar Ahmad Hadadl.

Setiap kelompok tersebut mendapat bantuan hibah masing-masing senilal Rp50juta yang nantinya akan digunakan untuk pemberdayaan masyarakat di sektor pengolahan dan pemasar hasil perikanan.

"Bantuan Itu sifatnya hibah yang akan dibelikan untuk keperluan untuk mendukung produksi pengolah dan pemasaran hasil perikanan. Uang itu utuh diterima kelompok tidak ada biaya apapun dan dikelola oleh kelompok sesuai dengan kebutuhannya.* kata Victor

Bantuan Itu, kata Victor sebagai upaya mendorong percepatan perkembangan usaha kelompok pengolah dan pemasar hasil perikanan dari perwlrausaha pemula menjadi pewlrausaha berkembang. Sehingga pada gilirannya menjadi pewlrausaha yang berkembang.

Selain bantuan PUMP-P2HP. pada kesempatan Itu Juga diserahkan bantuan antara lain tenda biru, pabrik es dan pasar benih Ikan.

"Program bantuan Ini pertama kali digulirkan 2010 dan akan bergulir sceara berkesinambungan. Tahun 2011 ini anggarannya sekitar Rp800 miliar dengan sasaran 408 desa, dan 2012 akan ditingkatkan -nenjadi Rpl triliun untuk menjangkau 1.500 kelompok, kata Victor.  Salah satu sasarannya adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelompok 99

Bantuan itu sifatnya hibah yang akan dibelikan untuk Keperluan untuk mendukung produksi pengolah dan pemasaran hasil perikanan.pengolah dan pemasar hasil perikanan, penyerapan tenaga kerja dan mengembangkan wirausaha di bidang pengolahan dan pemasar perikanan

Penyaluran BLM PUMP-P2HP dilakukan dalam rua tahap yakni dilakukan pencairan pada Mei-Juni dan tahap kedua periode Juli -Agustus, termasuk di Jawa Barat. Selain bantuan untuk sektor pengolahan dan pemasar. Juga program Itu Juga digulirkan untuk sektor penangkapan dan budidaya perikanan.

"Sekitar 50 persen memang disalurkanuntuk sektor budidaya perikanan. Skema bantuan langsung Ini akan terus digulirkan. Sekitar 20 persen anggaran KKP untuk program PUMP-P2HP. katanya.

Sementara itu realisasi penyaluran bantuan PUMPP2HPpada 2011. menurut Victor telah teralokasi sekitar 70 persen, sisanya akan dituntaskan hingga November 2011.

"Dananya sudah tersedia, namun Justru kelompoknya Itu banyak yang belum siap. Namun kami optimis November 2011 bisa tersalurkan 100 persen. katanya.

Sementara Itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar. Ahmad Hadadl menyebutkan bantuan langsung bagi masyarakat Itu sangat mendukung pemberdayaan khususnya sektor pengolahan dan pemasar.

Berbeda dengan sektor penangkap dan budidaya ikan yang ada di kawasan pantai, sektor pengolah dan pemasar Ikan Justru lebih banyak di pedesaan. Stimulan Ini diharapkan bisa mendongkrak pengembangan kewirausahaan pengolah dan pemasar hasil perikanan di Jabar." kala Ahmad Hadadl menambahkan.

Pemerintah Diminta Buat Standar Mutu Jamu

Pemerintah diminta membuat standar mutu jamu agar industri jamu nasional bisa bersaingdengan industri sejenis dari luar negeri.

Kalau standar itu tak segera dibuat, industri jamu nasional yang 90% merupakan usaha kecil dan menengah (UKM akan kolaps lambat laun. Negara-negara pesaing saat ini telah memiliki standar mutu yang diminta negara pengimpor jamu atau bahan baku jamu.

"Terutama negara-negara di Eropa, mereka ketat sekali dalam menerapkan mutu. Pernah ada kasus, jamu dan bahan baku jamu kita ditolak di Inggriskarena kita tak punya standar mutu," kata Ketua Umum Charles Saerang pada acara pengukuhan pengurus Gabungan Pengusaha (GP) Jamu periode 2011-2015 di Jakarta kemarin.

Saat ini aturan yang tersedia baru standar proses pembuatan jamu yang dibuat oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Namun, standar bahan-bahan dari bibit tanaman bahan bakunya sampai jadi produk belum ada.

Hal itu seharusnya menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian (Kementan). Adapun perdagangan ke luar negeri harusnya menjadi tang-gung jawab Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan proses pembuatannya jadi tanggung jawab Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

"Perlu kerja sama semuanya itu. Pasalnya, jumlah spesies tanaman bahan baku jamu makin banyak berkurang tiap tahun," kata Charles.

GP Jamu, imbuh Charles, berharap setidaknya Kementan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan BPOM bertanggung jawab mengangkat citra jamu sebagai produk warisan budaya bangsa yang dapat diandalkan.

Thursday, September 15, 2011

Amy Atmanto Menjemput Bola

Sepanjang Ramadan dan Lebaran lalu menjadi bulan yang sibuk bagi Amy Atmanto. Dia sibuk menerima kunjungan para pelanggan yang datang memesan koleksi dari label Royal Kaftan dan Maroko di butiknya. Kini Amy sibuk bertandang ke berbagai kampus dan daerah bersama kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah serta kantor Menteri Koordinator Perekonomian lndonesia. Amy diundang untuk mengajar serta menjadi pembicara dan narasumber di berbagai seminar dan talk show tentang kewirausahaan dan industri kreatif.

"Sekarang saya menjadi perancang dan pembina industri kreatif. Tugasnya lebih banyak mengoptimalkan pemberdayaan perempuan dan kaum marginal melalui industri kreatif, katanya.

Serangkaian kegiatan peraih Kartini Award 2011 ini tak membuatnya berkeluh kesah. "Ini tu-gas mulia, menjemput bola ke kampus, bicara dengan anak muda, para mahasiswa, atau ke daerah menjumpai para perempuan dan kaum marginal, "ujarnya. Tugas utama Amy masih seputar soal merancang. Hanya, perbedaan yang kini dilakukan adalah meng-ajarkan merancang sebuah peluang dan kesempatan untuk menjadi wirausaha di bidang industri kreatif yang nantinya akan meningkatkan mikro-ekonomi dan mengembangkan Industri dengan semakin banyak pelaku potensial. Pendiri Rumah Kreatif ini juga melatih dan mengajak orang cacat tuli dan bisa ikut workshop gratis. Mereka diajari memayet atau membordir. Amy mengaku terharu menyaksikan keberhasilan anak didiknya. Bahkan beberapa memiliki kemampuan sebagai pemayet dan pembordir yang bisa disalurkan ke beberapa perancang atau rumah mode. "Ini bukti mereka bisa berdaya dan mampu,"katanya.

UKM Suoklat

Sinyal positif keberadaan usaha kecil menengah (UKM) dalam membantu perekonomian rakyat kembali terbukti. Tak sekadar bicara, keberadaan UKM saat ini menjadi sinyalemen positif untuk mengubah perekonomian seseorang. Hal ini mampu dibuktikan oleh seorang wanita asal Surabaya bernama Devi Meisita.

Ditemui df pameran UKM Pasar Indonesia Di Jakarta Convention Centre beberapa waktu lalu, Devi menceritakan awalnya menjadi petualang bisnis memang sudah dirasakannya sejak sekolah dasar (SD). Dia selalu ingin mengolah barang mentah menjadi bahari yang bisa dinikmati banyak orang. Dari situ, kemudian dia tumbuh menjadi seorang gadis yang mempunyai jiwa wirausaha yang sangat tinggi.

Selepas kuliah, mengisi waktu senggang sambil mencari pekerjaan, dia bersama teman-temannya mengisi waktu dengan membuka usaha kecil makanan-makanan ringan.

Dari Eksperimen Tercipta Cokelat Aneka Rasaseperti cokelat dan kue-kue kering. Berkat keahliannya yang sudah terasah dalam meracik bahan makanan se jak kecil, dia berhasil menjual beberapa produknya ke masyarakat luas.

Namun tak berapa lama usaha itu berjalan, teman-temannya satu per satu mulai meninggalkannya. Ada yang sudah mendapat pekerjaan atau ada yang bosan mengembangkan usaha. Berbeda dengan Devi, perpaduan keterampilan dan jiwa wirausahanya itu terus membuatnya maju untuk terus mengembangkan usahanya yang sudah di tengah jalan.

Meski usaha yang dijalaninya ini sempat bubar. Devi sama sekali tak mengurungkan niatnya untuk terus maju dalam dunia usaha. Pada masa awal membangun UKM ini Devi sempat kebingungan mencari modal usaha. Untung ada saudaranya yang mau membantunya memberikan modal usaha. Pada 2010, sehabis Lebaran, tepatnya September, kemudian dia mulai kembali menghidupkan usahanya itu.

Tanpa kenal lelah dia terus mengembangkan usahanya ini. Berkat ke te kun annya, produk makanannya yang mengandalkan bahan utama dari cokelat itu kemudian mulai merambah masuk ke toko-toko kecil di Surabaya. Dari hasil pengembangannya itu kemudian dia bereksperimendengan jenis produk baru untuk lebih mampu bersaing di pasaran.

Kemampuannya dalam mengolah bahan makanan tak perlu diragukan lagi. Eks-perimennya dalam membuat cokelat panas ternyata mendapat sambutan baik dari masyarakat. Selain itu, produk andalan dari usahanya ini adalah cokelat cookies medc, mede yang dilapisi cokelat dengan beragam rasa.

Dari situ kemudian dia terus menggali informasi untuk terus mengembangkan usahanya. Selang tiga bulan saja, tepatnya awal januari 2011. akhirnya dia resmi membentuk UKM untuk mengembangkan usahanya itu. Kemudian UKM-nya. ia beri nama Suoklat, kepanjangan dari Suroboyo Cokelat, yang bertempat di Jalan Jojoran Baru 1/16, Surabaya.

Awalnya membuat UKM, Devi juga mengalami kesulitan, karena harus membayar beberapa akomodasi seperti sewa toko. Kemudian dia mulai memutar otaknya. Akhirnya dia memberanikan diri meminjam modal dari Bank Mandiri sebanyak Rp 10 juta. Tak hanya itu, demi melebarkan usahanya Devi bersedia UKM nya menjadi mitra binaan Bank Mandiri.

Berawal dari itu, mimpinya hampir semua menjadi kenyataan. Pemasarannya semakin meluas, rentang lima bulan saja, usahanya langsung dilirik

para pengusaha ritel. Dalam rentang yang begitu singkat produk dagangannya memasuki toko-toko, restoran, dan kafe-kafe di Surabaya. Bahkan industri ritel meminta produk cokelat buatan Devi untuk hadir di tokonya.

Hebatnya lagi, dari usaha yang diperjuangkannya itu. Devi mampu menyewa out-let di salah satu mal di Surabaya, yang bernama City Of Tommorow. Sekalipun begitu Devi tak lantas berpuas diri, pasarnya produk cokelatnya itu belum menjelajah hingga seluruh kota Surabaya. Harapannya, dia ingin semua warga Surabaya mengenal cokelat buatannya itu.

Kini, dengan meluasnya ja-ringan usaha yang dia pegang belum genap setahun itu. Devi mampu meraup untung bersih Rp 15 sampai Rp 20 juta setiap bulannya. Tak hanya itu, berkat kegigihannya. Devi mampu mempekerjakan enam orang di UKM yang dipimpinnya itu. Setelah itu, Devi ingin terus memajukan usahanya.

Jika sudah terkenal seantero Surabaya, dia ingin cokelat buatannya itu terkenal ke seluruh pelosok negeri. Untuk itu, dia mengharapkan bantuan dari elemen pemerintah untuk memajukan usahanya itu. Dia berharap sekali Kementerian Koperasi dan UKM memberikan kucuran dana bagi UKM-nya.