Monday, October 31, 2011

Mantan Karyawan Raih Impian

Mereka hengkang dari posisi sebagai karyawan perusahaan untuk mewujudkan keinginan menjadi orang kaya.

Rangga Umara, 32, memutuskan berhenti bekerja di kantornya di perusahaan properti Jakarta saat kebutuhan hidupnya mulai meninggi. "Gaji di perusahaan properti waktu itu tiga koma. Maksudnya, setelah tanggal tiga, kantong sudah koma," ungkap Rangga seraya tertawa.

Menurut dia, karyawan apa pun tidak menjadikan seseorang kaya. Jadi, memiliki usaha sendiri merupakan satu-satunya jalan untuk menjadi kaya.

Ia lalu pindah haluan. Karena terbawa oleh hobinya yang doyan makan. Rangga mendirikan warung pecel lele. "Pecel lele makanan khas Indonesia, mudah dijumpai, namun belum banyak yang berani tampil beda. Selama ini kebanyakan warung lele tampilannya begitu-begitu saja," kata Rangga yang hadir dalam Kick Andy episode KnryauHin No, Itiragan Yes.

Pad,a 2007, Rangga membuka usaha pecel lele pertamanya di daerah Pondok Kelapa, Jakarta Timur. "Modalnya saya dapat dari hasil menjual jam tangan, handphone, parfum, dan alat penggetar perut yang ada di rumah. Totalnya Rp3 juta," sambungnya. Ia lantas menggandeng temannya yang pintar meracik bumbu.

Gerai pertamanya menempati bangunan berukuran 2x3 meter. Namanya Lele Iela. Kata Lela adalah akronim dari lebih laku atau, lebih laris. Rangga punya konsep untuk mewujudkan nama itu. "Tempat harus nyaman, orang datang tak sekadar makan, tapi juga mau mc-, nikmati suasana," sambungnya.

Usaha warung lele itu tidak serta-merta berkembang. Pada rentang 2007-2008, Rangga mengaku mengalami periode yang berat. Ia terlilit utang kepada rentenir. Keuntungannya habis untuk membayar sewa. Enam cabang pertamanya harus ditutup.

Keuangan keluarganya makin minus sampai-sampai Rangga bersama istrinya. Sih Umairah, serta anak mereka diusir keluar dari kontrakan karena tidak mampu membayar lagi.

Meski begitu. Rangga tetap konsisten. Olahan lele dikembangkannya, disertai standar operasi pelayanan yang dibuat unik. Misalnya, setiap pengunjung Lele Lela disambut dengan ucapan selamat pagi dalam intonasi yang bersemangat. Setiap pengunjung yang meninggalkan gerai pun mendapat ucapan terima kasih, selamat datang kembali!.

Sekarang, pria kelahiran 1979 itu mempunyai 42 cabang Lele Lela se-Indonesia dengan omzet Rp4,8 miliar per bulan. Mereka menyediakan makanan gratis bagi yang sedang berulang tahun dan bagi pengunjung yang bernama Lela.

Kesuksesan Rangga rupanya bermula ketika ia menuliskan obsesi, ambisi, dan impian yang ingin diraihnya dalam sebuah buku yang ia sebut dream book. Tidak hanya menuliskan keinginan, Rangga juga menuliskan usaha untuk mencapainya serta target keuntungan. Lewat dream book itu, Rangga mengumpulkan semangat dan menarik energi positif agar im-piannya tercapai.

Kini, ayah dua anak tersebut sedang berupaya mewujudkan impian lain, yakni membuka cabang Lele Lela di Mekah.

Buka distro

Selain Rangga, ada Mohamad Rosihan, 38, yang banting setir menjadi penjual busana muslim dengan brand Saqina setelah keluar dari pekerjaannya sebagai konsultan internet bergaji Rp7,5 juta sebulan.

Pria lulusan Jurusan Geodesi Institut Teknologi Bandung ini kemudian mendirikan perusahaan teknologi informasi sendiri.

Penghasilan perusahaan hampir mencapai angka Rpl miliar per tahun, dengan sebuah konsekuensi. Usaha tersebut diakuinya sangat melelahkan karena proyek-proyeknya ditangani langsung oleh Rosihan sendiri. Saat berada di puncak karier perusahaannyasendiri. Rosihan jus- tru memutuskan menutup perusahaan itu.

Tahun 2006 saya merintis bisnis ritel, dagang. Alasannya, saya ingin mencari bisnis yang lebih simpel, yang bisa saya delegasikan kepada karyawan, untungnya besar dan cepat, pasarnya jelas," tutur Rosihan.

Ia lalu melirik distro. Dalam setahun, ia membuka lima distro-dinamai Saqina-yang menjual busana muslim wanita, gamis, kerudung, aksesori busana muslim, baju koko, sarung, mukena, dan perlengkapan haji.

"Segmennya menengah tengah, bukan menengah ke bawah atau menengah ke atas. Harganya berkisar Rp75 ribu sampai Rp300 ribu," tambahnya.

Rosihan mempromosikan produk ililw Saqina menggunakan media online. Order pun membanjirnya. Pelanggannya datang dari seluruh Nusantara, juga dari mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Hong Kong, Brunei, Dubai, Prancis, Amerika, dan Australia. Rosihan bahkan memiliki reseller di Malaysia. Alhasil, omzetnya pun melonjak 50 I

Jadi wirausaha, menurut Rosihan, merupakan pilihan, bukan sampingan. Konsisten dan fokus buat dia adalah harga mati. "Hidup dan mati seorang wirausaha ya di situ. Jika sudah begitu, dia akan struggle dari kondisi apa pun, bahkan paling buruk sekalipun. Selain itu, harus membuat target baru sehingga bisa terus berkembang. Jangan pernah merasa puas," tegasnya berbagi kiat.

Setelah 11 tahun

Kisah Dewanto Purnomo, 40, lain lagi. Setelah beberapa kali pindah perusahaan, pada 18 September 2000, Dewanto diterima di sebuah badan usaha milik negara (BUMN) bidang jasa keuangan nonbank.

Saat anak pertamanya lahir, Dewanto terdesak untuk menghasilkan uang lebih banyak. "Lima hari sejak kelahiran, anak saya didiagnosis mengalami bocor jantung. Dia juga didiagnosis (menderita) attention deficit hyperactivity disorder, mirip autisme. Jadi butuh banyak biaya," akunya

Karena itu. Dewanto memutuskan untuk membuka usaha sampingan. Pada 2005 ia bersama beberapa rekannya membuka usaha kuliner bakmi raos. Pendapatan Dewanto dari usaha tersebut mencapai 5-6 kali lipat gajinya sebagai pegawai. Lalu, ia bersama rekan-rekannya membentuk Master Franchise Bakmi Raos Grup.

Ia pun menambah usahanya dengan membuka depo susu segar dan menjalin kemitraan dengan Jimbo

Laundry House untuk membuka usaha laundry kiloan.

Di awal 2011, Dewanto menjual seluruh bisnis depo susu segar -dan laundry kiloannva, sedangkan usaha bakmi diserahkan kepada adikm.i yang memiliki usaha katering rumahan.

Saat itu. Dewanto melihat peluang baru, yaitu penjualan boneka. Tahun 2007 saya menemukan pabrik boneka di Bekasi. Di pabrik itu ada tulisan yang kurang lebih berkata, selama wanita bisa melahirkan, peluang bisnis boneka selalu ada," ucap Dewanto sambil tersenyum.

Ia juga berjualan lewat toko daring. Order membanjirnya. "Omzetnya mencapai puluhan juta," katanya singkat. Permintaan datang dari berbagai daerah seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, Jakarta, Bali, dan Sulawesi.

Boneka yang dia juol lewat beberapa laman seperti umno.boneka-lucu.com, www.bonekobesbr.com, www. bom-kabear.com, umno.bonekaonline. com, dan www.bonelcBangtybird.coni bisa dibeli satuan. Untuk memasok kebutuhan konsumennya. Dewanto bekerja sama dengan 12 pemasok dan 125 industri rumahan yang memproduksi boneka.

Pada 2011, setelah 11 tahun bekerja sebagai karyawan, Dewanto akhirnya memutuskan untuk meninggalkan jabatannya di BUMN. "Penyebabnya adalah karena absensi saya banyak yang bolong. Terutama absensi pagi, siksaan pertama kalau berangkat pagi ke kantor. Begitu telat pasti merasa bersalah," ucapnya.

0 komentar:

Post a Comment