Monday, August 1, 2011

Pemerintah dan BI Lamban Mengembangkan Industri Kreatif

Sebagai industri yang datang dari kreativitas manusia, potensi pertumbuhan industri kreatif kedepan sungguh sangat besar. Akan tetapi di satu sisi, sulit bagi perbankan untuk melakukan pembiayaan atas jenis industri tersebut. Seperti apa kendala pembiayaan tersebut jika dibandingkan dengan nilai kontribusinya?

Potensi pertumbuhan industri kreatif di Tanah Air dinilai banyak kalangan belum dilirik oleh pihak perbankan, sehingga pembiayaan perbankan untuk sektor tersebut masih minim. Padahal, industri kreatif adalah sesuatu yang baru, berkembang, dan dinamis.

Berdasarkan data, nilai ekonomi industri kreatif meningkat hampir dua kali lipat dari Rp257 triliun pada 2006 menjadi Rp486 triliun pada 2010. Nilai ekspor industri kreatif juga naik dari 85 miliar dolar AS menjadi 131 miliar dolar AS. Sektor industri kreatif penerbitan dan percetakan tumbuh sebesar 17,5 persen dan nilai ekspor fashion sebesar Rp72 triliun atau sekitar 55 persen dari totel nikai ekspor industri kreatif.

Selain itu, kontribusinya pada PDB (Produk Domestik Bruto) juga meningkat dan 7,4 persen menjadi 7,7 persen. Pada periode yang sama, ekspor tumbuh dari 85 miliar dolar AS menjadi 131 miliar dolar AS.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian periode 2002-2008, industri kreatif telah berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) rata-rata sebesar 7,8 persen.

Nilai ekspornya dari 14 sektor industri kreatif mencapai RplO4,71 triliun atau 7,5 persen dari total ekspor pada 2009, dengan rata-rata pertumbuhan ekspor 2006 hingga 2009 mencapai 2,9 persen per tahun.

Selama semester 1-2010, ekspor industri kreatif tercatat meningkat tajam yaitu 17,33 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2009. Saat itu, subsektor fashion tercatat menyumbang 63,3 persen dari total ekspor industri kreatif dan disusul kerajinan 33,2 persen.

Tahun ini, Kemenperin mempre-diksi pertumbuhan industri kreatif nasional akan mencapai empat persen atau lebih tinggi dari target awal sebesar tiga persen. Sampai dengan semester 1-2011, tingkat pertumbuhan industri kreatif telah mencapai lebih dari dua persen.

Sementara itu, yang dimaksud 14 industri kreatif yaitu periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fesyen, desain, video film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan.

Lalu, sektor mana saja dalam industri kreatif yang pertumbuhannya pesat. Berdasarkan angkanya, penerbitan dan percetakan mengalami pertumbuhan nilai tambah yang paling tinggi dengan 17,5 persen. Sedangkan, fashion untuk penyerapan tenaga kerja pertumbuhannya paling tinggi sebesar 52 persen. Adapun sumbangan fashion terhadap ekspor sebesar 55 persen.

Sementara itu, tingkat partisipasi tenaga kerja di sektor periklanan dan arsitektur sebesar 17 persen. Adapun sektor yang mengalami pertumbuhan ekspor yang tinggi adalah industri film, video, dan fotografi yang mencapai 104 persen.

Proyeksi

Dengan melihat perkembangan semester 1-2011 yang relatif menyakinkan, pemerintah optimistis pertumbuhan industri kreatif bisa mencapai empat persen pada tahun ini. Apalagi dengan melihat pertumbuhan fashion yang tumbuh dengan sangat menggembirakan.

Untuk bisa lebih memacu industri kreatif nasional, setidaknya pemerintah perlu melakukan tiga hal, yai-tu data yang kuat dan akurat, tim intelijen, dan ketiga rim kreatif yang juga mumpuni.

Pemerintah juga akan mengupayakan pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, selain juga pengupayakan kemudahaan memperoleh bahan baku bagi industri kreatif. Saat ini, banyak pelaku industri kreatif, seperti kerajinan, mengalami kesulitan ba-han baku, bahkan untuk mewujudkan terminal bahan baku pun masih sulit.

Untuk mendorong produsen kreatif industri kecil dan menengah (IKM|. sekarang setiap provinsi mempunyai objek wisata yang dapat dijadikan ajang pameran produk IKM.

Pemerintah mengharapkan ada sarana pameran yang memotivasi generasi muda atau wirausahawan muda untuk menghasilkan produk kreatif dan menjadi ikon dari daerah tersebut khususnya produk IKM.

Di sub sektor lain, nilai transaksi industri kreatif startup di Indonesia sejak 2009 baru mencapai puluhan miliar rupiah dengan jumlah perusahaan mencapai 800 perusahaan. Menurut laporan riset, industri game online diperkirakan tumbuh 33 persen per tahun.

Pertumbuhan industri didorong penetrasi internet dan tren media sosial yang bersifat interaktif. Tahun ini nilai pasar industri game online di-estimasikan mencapai Rp280 miliar dengan jumlah pengguna sebanyak empat juta pengguna.

Dan bisa dipastikan, setiap tahun pertumbuhannya akan terus meningkat pesat karena belum tersentuh, terutama untuk yang berbasis mobile. Tapi dengan catatan, inovasi mereka tidak kalah dengan produk luar. Karena saat ini, dari sekitar 20 game beredar dan sebagian besar adalah game asing.

Dukungan

Beberapa waktu lalu, pelaku industri kreatif pemula serta perusahaan penyedia konten berbasis teknologi informasi, meminta pemerintah memberikan insentif pajak. Sehingga industri tersebut bisa semakin berkembang di Indonesia.

Tidak bisa dipungkiri masalah finansial selama ini menjadi penghambat eksekusi ide-ide kreatif para developer di Indonesia. Karena, untuk memulai industri pemula, para pelaku usaha membutuhkan modal sebesar 8.000 dolar AS-200.000 dolar AS untuk bisa beroperasi selama satu hingga dua tahun. Jumlah tersebut sudah mencakup keseluruhan mulai dari pembukaan perusahaan, operasional, dan konten.

Di satu sisi, salah satu sektor industri kreatif yang paling mendapat perhatian pemerintah saat ini adalah industri digital karena permintaan produk digital semakin meningkat. Karena sebanyak 63 persen penduduk kita merupakan anak-anak dan pemuda yang menjadi pangsa pasar produk digital dan juga pelaku.

Di Indonesia terdapat 39,6 juta pengguna internet. Sebanyak 62 persen dari mereka mengakses melalui mobile phone. Padahal, mobile penetration rate kita nomor satu di Asia, yang untuk mencapainya hanya dalam kurun waktu 2-3 tahun.

Permintaan ini pun direspon, pemerintah akan mempermudah pertumbuhan industri kreatif di bidang teknologi informasi melalui fasilitas regulasi dan finansial. Dukungan tersebut ditargetkan untuk membantu mendorong kinerja para pengembang {developer) lokal maupun start-up, perusahaan baru di bidang aplikasi teknologi informasi.

Soal finanasial, menurut Ekonom Indef yang juga Komisaris Independen Bank BRI Aviliani mengatakan, perlu ada skema pembiayaan khusus bagi industri ini. Hal ini disebabkan perbedaan mendasar tentang nilai aset dalam industri kreatif dibanding industri yang lain.

"Di lapangan, bank kadang jadi ragu untuk memberikan pinjaman. Mengingat jaminan di industri ini berbeda dengan jenis pembiayaan untuk sektor industri lainnya," jelasnya kepada Pelita, Senin (1/8). Sedangkan menurut Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Harry Azhar Aziz, pemerintah maupun Bank Indonesia ketinggalan untuk meresponperkembangan.

Pernyataan ini berdasarkan analisanya, yang ternyata fokus pengembangan di industri ini akhir-akhir ini disebabkan adanya sekelompok developer industri kreatif ta-nah air yang hijrah keluar negeri beberapa waktu lalu. "Selama kita melakukan sesuatu dengan gegabah dan incidental, saya pikir industri kreatif akan stagnan 5-10 tahun kedepan," ujarnya.

0 komentar:

Post a Comment