Monday, January 2, 2012

Pemerintah Akan Sulap Waserba Miliki Koperasi Menjadi UKM Mart

Tak usah heran bila tahun ini banyak warung serba ada milik koperasi yang berubah wajah menjadi modern. Pemerintah berencana mengubah tampilan 600 waserba bak toko ritel modern. Tak lagi jadi waserba, namanya pun berubah menjadi UKM Mart.

Agar bisa bersaing dengan jaringan toko ritel modem, pemerintah akan menyulap warung serba ada (waserba) milik koperasi di berbagai daerah jadi toko ritel modern berbendera UKM Mart. Dalam tahap awal, pemerintah baru menetapkan 24 waserba milik koperasi yangakan berubah wajah menjadi UKM Mart. Khusus untuk menyulap 24 waserba itu, pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp 1,56 miliar. Alhasil, masing-masing koperasi yang memiliki waserba akan mendapatkan dana bantuan sebanyak Rp 65 juta.

Tahun ini, pemerintah sejatinya menargetkan sekitar 600 waserba milik koperasi yang berganti baju menjadi UKM Mart. Hitung-hitungan kasarnya, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 39 miliar.

Namun, sumber pendanaan untuk membuat 600 UKM Mart itu masih harus menunggu APBN Perubahan 2012 nanti. "Kalau bantuan untuk 24 UKM Mart, April sn.lali selesai disalurkan," kata Neddy Rafinaldy Halim, Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM.

Dia bilang, revitalisasi waserba menjadi UKM Mart lantaran pengelolaan waserba oleh koperasi di Indonesia masih mengguna-kan sistem konvensional. "Konsep waserba omzetnya kecil, sebab hanya mengandalkan anggota untuk belanja," katanya

Neddy menjelaskan, koperasi yang memperoleh bantuan hanya unit yang memenuhi beberapa persyaratan. Antara lain memiliki waserba konvensional dan lokasinya strategis untuk berjualan.

Setelah dua syarat itu terpenuhi, ada tini dari Kemkop dan UKM yang akan memberikan arahan untuk melakukan branding dengan dilengkapi dinding kaca, sistem pelayanan komputerisasi, dan penamaan UKM Mart yangbersanding bersama nama unit koperasi masing-masing.

Selain branding, pengelola UKM Mart akan mendapatkan pelatihan berupa manajemen serta tata cara sirkulasi barang, mulai dari pemberian diskon khusus, jaminan stok produk di dalam toko, hingga penataan ruang dan pelayanan kepada konsumen.

Meskipun jumlah koperasi penerima UKM Mart sangat kecil dibandingkan jumlah koperasi di Indonesia yang mencapai 186.907 unit, namun Neddy yakin, perubahan ini akan membuat koperasi menjadi lebih profesional dan beromzet besar. Menurutnya, sejauh ini telah terdapat 1.000 unit koperasi yang mampu mendirikan waserba secara swadaya. Di mana, setiap tahunnya jumlah tersebut selalu meningkat.

Rektor Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) Burhanuddin Abdullah mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah untuk meningkatkan kualitas koperasi melalui program UKM Mart. "Hal itu terlepas dari besaran dana yang diberikan pemerintah kepada pelaku koperasi," kata mantan Gubernur Bank Indonesia ini.

Menurut dia, modal bukan kendala utama koperasi saat ini melainkan pada aspek minimnya keyakinan pelakuusaha bahwa koperasi merupakan solusi kesejahteraan bersama Selain itu, kemampuan manajerial dalam mengelola koperasi juga dinilai masih lemah.

Agar revitalisasi dan pemberdayaan koperasi melalui UKM Mart dapat berjalan maksimal, Burhanuddin berharap, pihak swasta dalam hal ini industri besar harus dilibatkan. Keterlibatan perusahaan tersebut dapat berupa pelatihan manajemen dan pengelolaan usaha. "Dapat juga berupa kerjasama dalam proses produksi," jelasnya

Ketua Umum Forum Kemitraan Pangan UKM Indonesia Deden Arfianto menilai, program UKM Mart belum mampu menjawab persoalan perkoperasian di Indonesia Problem yang dihadapi koperasi, sebel i il nya lebih pada minimnya dana bantuan. Selain itu juga segmen pasar koperasi yang masih terbatas lantaran minat masyarakat terhadap koperasi yang masih rendah.

0 komentar:

Post a Comment