Sunday, June 12, 2011

Perajin Kulit Ikan Pari Kesulitan Balian Baku

Perajin kulit ikan pari di Kabupaten Boyolali. Jawa Tengah, kesulitan bahan baku. Harga kulit ikan pari yang biasanya didapat dari Jepara, Tegal, dan Jakarta itu naik lebih dari 100 persen. Itu pun kian sulit diperoleh karena lebih banyak diekspor mentah.

Satu-satunya perajin kulit ikan pari di Desa Sambon, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Wawan Purnomo. Jumat (10/6), mengungkapkan, harga bahan baku yang kini tersedia di pasaran naik 100-200 persen dibandingkan dengan sebelumnya


Pemilik usaha Zalfa Leather itu mencontohkan, jika biasanya harga satu lembar kulit ikan pari berukuran 6 inci Rp 20000, pada awal tahun 2011 harganya naik hingga Rp 45.000 per lembar dengan ukuran sama. Ukuran 6 inci cukup untuk membuat sebuah dompet

Akibatnya, biaya produksi pun meroket Padahal, Wawan sudah terikat kontrak dengan para pembeli di Jakarta, Bali, Kalimantan, Amerika Serikat dan Korea. Pemesan keberatan jika harga dinaikkan.

"Persediaan kulit ikan pari di dalam negeri menipis. Sebagian besar justru diekspor ke luar negeri seperti Thailand. Otomatis, harga mentah di dalam negeri jadi tinggi," kata Wawan.

Perajin yang memulai usahanya pada tahun 2009 itu menyayangkan bea ekspor yang rendah untuk bahan mentah. Menurut dia, ekspor bahan mentah seperti itu seharusnya dibatasi sebab dapat diolah di dalam negeri.

"Selama pemerintah tak berpihak kepada pelaku usaha dalam negeri, kami akan sulit bersaing dengan produk asing yang sekarang sudah membanjiri pasar dalam negeri," ujar Wawan.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Boyolali Dusin W Mengatakan, pihaknya terus mendukung UMKM dengan mengikutkan mereka pada berbagai kegiatan promosi.

0 komentar:

Post a Comment