Monday, December 5, 2011

Perajin kaus kesulitan perbesar ekspor

Perajin kaus di Sentra Industri Suci Bandung kesulitan memperbesar kuota ekspor ke sejumlah negara terutama kawasan Afrika dan Eropa karena belum mengantongi standardisasi mutu internasional. Ketua Koperasi Perajin Kaos Suci Bandung Marnawi Munamah mengatakan sejumlah perajin kesulitan mendapatkan sertifikasi ISO sehingga sulit melakukan penetrasi pasar ekspor.

"Kebanyakan para perajin kaus baru mampu mengekspor produk ke Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam karena kualifikasinya yang tidak terlalu ketat," katanya, kemarin. Menurutnya, peluang untuk mengekspor kaus sebenarnya cu-kup terbuka. Baru-baru ini ada permintaan kaus dari pembeli di Afrika Selatan sebanyak 3 juta potong.

"Untuk itu perajin hanya bisa menembus pasar Asia Tenggara saja. Itu pun volumenya masih kecil yakni sekitar 5% dari total ekspor produk tekstil dan produk tekstil. Marnawi mengungkap dari sekitar 400 perajin di Sentra Kaus Suct hingga saal ini belum ada satu pun yang mengantongi sertifikat ISO.

Selain kelengkapan dokumen yang harus dipenuhi oleh perajin cukup rumit, mayoritas perajin masih bingung dengan jenis-jenis dokumen yang harus disertakan. "Masalah utamanya adalah biaya untuk memperoleh sertifikat yang masih sangat mahal untuk ukuran UMKM.Setiap sertifikat yang akan diterbitkan diperkirakan membu-tuhkan biaya Rp40 juta-Rp50 juta," tuturnya.

Dia berharap ada bantuan dari pemerintah berupa subsidi atau insentif untuk mempermudah perajin memperoleh lisensi internasional. "Selama ini pemerintah hanya1 mengajari kami bagaimana cara mengekspor produk." Ketua Kadin Kota Bandung Deden Y. Hidayat mengatakan ada beberapa kriteria sebelum mendapatkan standar mutu internasional tersebut. Di antaranya, penilaian kualitas produk, penilaian mengenai manajemen, pemasaran hingga infrastruktur y.ing dimiliki perajin.

Menurutnya, standardisasi produk memang merupakan salah satu hal utama dalam persaingan. Apa--lagi pembeli di luar negeri menerapkan standar ketat ketika menerima produk impor.

0 komentar:

Post a Comment