Wednesday, December 7, 2011

Laba bisnis rompi pelindung dada semakin kencang

Pengguna sepeda motor yang makin banyak membuat permintaan aksesori para biker semakin besar pula. Inilah yang menjadikan peluang produksi aksesori biker terus melaju, seperti para produsen rompi pelindung dada untuk menahan terpaan angin langsung.

Makin banyaknya jumlah pengendara sepeda motor menjadi peluang bagi pengusaha aksesori bagi pengguna sepeda motor. Salah satu aksesori yang kerap dicari adalah rompi pelindung dada untuk menangkal terpaan angin saat berkendara.

Salah satu pengusaha yang memproduksi rompi ini adalah Ryan Lim di Jakarta. Mulai berbisnis sejak empat tahun lalu, Ryan tak hanya memenuhi permintaan dari Jakarta saja. "Permintaan terbanyak dari Yogyakarta dan Surabaya," ujar pria usia 28 tahun ini.

Pelanggan Ryan banyak dari daerah karena dia lebih banyak menggunakan strategi pemasaran melalui ikiku.com. Tak hanya menyasar konsumen akhir, rompi buatan Ryan juga banyak diminati pedagang aksesori sepeda motor. Harga yang ditawarkan untuk satu rompi berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 100.000. Harga tersebut ditentukan model, tingkat kesulitan jahit, dan mutu bahan baku.

Selain menjual produk jadi, Ryan juga siap melayani pesanan model, tentu saja dengan harga khusus. Ia mengatakan, untuk pesanan khusus tersebut, konsumen biasanya menunjukkan desain model sendiri. Nah, bila pesanan membeludak, Ryan sudah punya sekondan perajin konfeksi di Bandung.

Pesanan khusus biasanya datang dari anggota klub motor, kepolisian, ataupun komunitas airsoft gun. Ryan mengaku tiap bulan mampu menjual 100 rompi sampai 200 rompi. Dari jumlah itu, ia mampu mengantongi omzet hingga Rp 70 juta per bulan.

Untuk meningkatkan omzet, saat ini Ryan berusaha menjalin mitra pedagang di luar Pulau Jawa, seperti Bali dan Sumatra Utara. Menurutnya, dua wilayah itu cukup potensial karena jumlah pengendara sepeda motor sangat banyak. "Pasar Jakarta sudah ramai," ujarnya.

Walau persaingan di Jakarta sangat ketat, Ryan masih optimistis produknya tetap akan laku terjual. Sebab, pertumbuhan pengendara sepeda motor di Jakarta juga tinggi. Untuk menyiasati persaingan harga, dia memakai taktik memadukan bahan baku yang lebih murah namun dengan model yang tetap up to date. "Tetap terjangkau untuk kelas bawah," katanya.

Wahyu Susilo, pemilik Toko Motor Stationary di Cawang, Jakarta Timur, juga memproduksi dan menjual rompi pelindung dada ini sejak 2005 silam. "Pemakaian rompi untuk terhindar angin yang bisa menyebabkan penyakit paru-paru basah," ujarnya.

Menurut Wahyu, penjualan rompi pelindung dada mengalami lonjakan dalam tiga tahun terakhir. Dengan mematok harga mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 110.000, dalam sebulan, rata-rata Wahyu bisa menjual hingga 400 rompi. Dari penjualan, Wahyu bisa meraih omzet sekitar Rp 40 juta per bulan dengan konsumen berasal dari Jakarta dan Tangerang.

0 komentar:

Post a Comment