Monday, December 12, 2011

Mending Dorong Market Mbok Berek Ayam Goreng Suharti

Belasan waralaba asal Amerika Serikat (AS) siap melebarkan sayap ke Indonesia. Para pengusaha lokal pun ketar-ketir. Pemerintah diminta fokus mengembangkan waralaba lokal. Pemilik waralaba asal Negeri Paman Sam sudah mulai melobi pcrerintah agar mendapat izin masuk ke Tanah Air. Dan 16 waralaba yang akan masuk, satu di antaranya telah mengantongi izin untuk membuka outlet pertamanya di Bali pada April 2012. Waralaba itu adalah Johnny Rockets. Menanggapi ini. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengaku belum me-ngetahui kabar tersebut. Namun dia menegaskan, sebelum beroperasi di Tanah Air. waralaba asing terlebih dahulu harus memiliki izin usaha di Indonesia.

"Saya tidak hapal bagaimana ketentuan dan tahapan perizinannya. Saya belum pelajari lebih detail mengenai hal itu," dalih Bayu di Jakarta, kemarin. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minu-man (Gapmmi) Franky Sibarani menilai, menjamurnya jumlah waralaba di Indonesia merupakan hal yang wajar.

Namun, dia mengusulkan agar pemerintah sebaiknya lebih fokus pada pertumbuhan waralaba dalam negeri demi menjaga keseimbangan antara waralaba lokal dengan asing. "Sebaiknya pemerintah hold (tunda) dulu (izin) waralaba asing. Fokus saja dulu mendorong waralaba lokal yang sudah turun marketnya, seperti Mbok Berek dan Ayam Goreng Suharti." ujar Franky di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, jika pemerintah tetap mengeluarkan izin tersebut,maka dipastikan waralaba lokal akan semakin sulit menghadapi persaingan dengan waralaba asing, yang notabene kuat dari segi permodalan. Selain itu, sekarang ini waralaba lokal juga tengah menghadapi persoalan bunga yang tinggi. Karena itu, Gapmmi meminta pemerintah mempertimbangkan hal tersebut.

"Mindset-nya jangan selalu berorientasi pada peluang lapangan pekerjaan. Tapi juga harus mendorong industri dalam negeri bisa maju," tegas Franky. Di Bali, imbuhnya, konsumen memungkinkan untuk mengakomodir waralaba asing. Franky menyarankan, daerah waralaba bisa dibatasi oleh pemerintah untuk mencegah persaingan dengan waralaba lokal yang sudah eksis di daerah.

"Kalaupun diberi izin, harusnya ada batasannya. Misalnya, boleh dibuka tapi terbatas lokasinya. Kalau jenis roti, mungkin itu bisa. Karena marketnya beda," imbuhnya. Anggota Komisi VI DPR Sukur Nababan menilai, waralaba yang ada di Indonesia merupakan kelompok usaha mikro kecil menengah (UMKM). Sebagai penopang perekonomian Indonesia, pengusaha UMKM belum mendapat dukungan dari pemerintah.

"Mereka (waralaba lokal) berjuang sendiri. Menurut saya, tidak perlu ada lagi waralaba asing masuk ke republik ini. Johnny Rockets bisa masuk karena sudah dapat izin dari Menteri Perdagangan yang lama," tandas politisi PDIP itu. Seperti diketahui, sebanyak 12perusahaan AS akan membawa 16 merek waralaba untuk menggaet investor Indonesia. Ke-12 perusahaan ini tergabung dalam Misi Perdagangan Franchise Times International Franchise Association/ U.S. Commercial Service Trade Mission yang peYtama kalinya datang ke Indonesia.

Untuk mengawali misi perdagangan di Indonesia, restoran hamburger cepat saji Johnny Rockets telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of understanding/MOU) dengan Sahid Group untuk membawa merek restoran AS terkenal tersebut ke Indonesia.

PT Rianti Investama Internasional selaku master waralaba Johnny Rockets di Indonesia, bertekad membuka sedikitnya lima cabang restoran di Bali dan Jakarta. Presdir PT Rianti Investama Internasional Yanti Sukamdani optimistis kurang dan lima tahun investasi dari setiap outlet restoran sudah bisa balik modal.

Selain Johnny Rockets, merek-merek yang terlibat dalam misi dagang ini didominasi oleh waralaba berbasis makanan dan minuman. Merek-merek itu adalah Applebees, Dennys, Carvel Ice Cream, Cinnabon, Schlotzskys, Moes Southwest Grill, Great American Cookies. Ada pula merek Marble Slab Creamery, Pretzelmaker, Polio Tropical, Ritas Italian Ice, Which Wich dan Wing Zone. Sementara merek-merek lain di luar industri makanan terdiri dari Crestcom (waralaba pelatihan kepemimpinan) dan The Vitamin Shoppe.

0 komentar:

Post a Comment