Sunday, December 11, 2011

Knalpot Purbalingga Sampai ke Mancanegara

Usaha Kecil Menengah perajin knalpot kendaraan di Kabupaten Purbalingga terpaksa tak bisa melayani banyak permintaan ekspor dan permintaan agen tunggal pemegang merk (ATPM) yang meningkat karena peralatannya tidak memadai. "Kami ada permintaan ekspor 500 unit knalpot per bulan dari Mercedez ke Jerman serta knalpot ke Dubai. Tapi karena kami hanya mampu mengerjakannya 100 unit per bulan, sehingga mereka menghentikan kerja sama," kata pemilik Jet Hot, UKM pengrajin knalpot, Mujahirin di Kabupaten Purbalingga, Jumat (9/12).

Mujahirin mengatakan, mengerjakan 500 unit per bulan tidak memungkinkan karena ia hanya mengerjakan pembuatan knalpot tersebut secara manual (handmade) yang dilakukan oleh para pekerjanya. Demikian pula permintaan 10.000 knalpot per bulan dari PT Toyota Astra terpaksa tak bisa terpenuhi.

Namun saat ini pihaknya masih mampu memenuhi permintaan knalpot sebanyak 1.500 unit per bulan ke ATPM Daihatsu untuk Terios, dan 500 unit per bulan ke Indomobil untuk Suzuki APV Luxury dan Swift, termasuk untuk memenuhi pesanan PT Pindad untuk produk pansernya serta memenuhi pesanan eceran dari berbagai bengkel.

Ia bahkan sudah menciptakan knalpot yang bisa menghemat BBM sampai 10 persen dan menambah tenaga 15-20 persen untuk Toyota Terano yang diberi nama Mugen dan dijual Rp900 ribu per unit, namun semuanya dibuat dengan cara manual.

Mujahirin mengatakan, para pengrajin knalpot Purbalingga membutuhkan alat cetak (molding) dan mesin power press untuk menambah kemampuan produksinya. Kementerian Riset dan Teknologi sudah membantu perajin alat potong stainless steel dan alat penekuk (bending) manual.

Perajin berkurang Sementara itu Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindagkop Kabupaten Purbalingga, Agus Purhadi mengatakan, saat ini ada 159 UKM perajin knalpot di Purbalingga, dengan total produksi per bulan sebesar 85 ribu unit knalpot dengan nilai produksi sekitar Rp11,11 miliar per tahun.

Jumlah UKM perajin knalpot ini sudah menurun dibanding lima tahun lalu yang jumlahnya 275 UKM, penurunan ini menurut dia, karena teknologi yang tak memadai (manual) dan semakin ketatnya persaingan.

Pihak provinsi, urainya, baru saja menghibahkan mesin CNC Bending, alat penekuk yang lebih modern bagi ratusan UKM knalpot tersebut dan saat ini masih dipajang di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Logam Purbalingga karena ketika dipasang di pusat kelompok perajin kapasitas listrik tidak menncukupi. "Potensi produsen logam dan komponen otomotif yang telah terbukti baik ada di empat kabupaten, Tegal, Klaten, Pati dan Purbalingga," katanya.

Sementara itu, pemilik Van Volken, usaha knalpot lainnya, Agus Adi Atmojo mengatakan memproduksi 600 knalpot kendaraan per bulan yang dipasok ke Toyota, Daihatsu, dan Suzuki serta dipasarkannya melalui internet.

0 komentar:

Post a Comment