Tuesday, July 26, 2011

Impor Bahan Baku Sepatu Akan Dipermudah

Pemerintah akan berusaha menghilangkan hambatan regulasi untuk mendorong perkembangan industri sepatu di dalam negeri. Salah satunya, impor bahan baku kulit pun akan dipermudah agar ndak tertahan lama di karantina.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat, saat pembukaan Pameran Produk Kulit Indonesia di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Jakarta, Selasa (26/7).

"Itu bahan baku kulit seringkali kita impor dan ada masalah di karantina, sehingga menjadi lama dan mahal. Masalahnya, karaina itu bukan ada di kita (Kementeri Perindustrian), itu adanya di (Kementerian) Pertanian," katanya.


Karena itu, menurut dia, pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, untuk membicarakan masalah tersebut agar ada sebuah regulasi baru yang mempermudah impor bahan baku kulit. Kemenperin pun menunggu adanya tindakan dari Kementerian Pertanian untuk melaksanakan kajian terkait masalah tersebut.

Hidayat menjelaskan, perajin kulit dan sepatu di dalam negeri semakin sulit mendapatkan bahan baku, salah satunya karena hambatan itu. "Kami sedang me-review itu untuk memajukan industri dalam negeri. Seperti sektor kulit ini kan, isunya sekarang kehabisan bahan baku," katanya.

UKM Dipajaki

Sementara itu. Hidayat mengaku pasrah soal rencana Ditjen Pajak mengenakan pajak penghasilan badan (PPh badan) untuk usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar 3-5%. "Kami belum bisa melakukan pemberian potongan pajak. Saya mengajukan pasti ditolak. Musti cari cara lain bagaimana bisa efisien," kata Hidayat.

Hidayat melanjutkan, pemerintah kini sedang membutuhkan tambahan pemasukan dari pajak-pajak yang berasal dari industri kecil dan menengah (IKM), yang umumnyamemproduksi produk-produk untuk kalangan masyarakat menengah bawah.

Kondisi tersebut sangat berbeda dengan Tiongkok, yang justru memberikan potongan pajak sehingga produknya bisa lebih murah. "Karena produksi massal Tiongkok dapat tax discount, biasanya dikasih potongan sekitar 13%. Kalau kita tidak mungkin karena masih membutuhkan revenue," imbuhnya.

Produk UKM Tiongkok, lanjut dia, juga umumnya unggul karena desainnya yang lebih baik. Sebagai contoh, produk sepatu yang low segment Aan sekarang menguasai pasar di Indonesia berasal dari Negeri Th rai Bambu.

Hidayat menambahkan, IKM di Tanah Air saat ini perlu membuat penelitian tentang sektor-sektor yang berpotensi dikembangkan untuk menguasai pasar di dalam negeri. "Sektor-sektor seperti batik dan kulit cocok untuk menguasai pasar dalam negeri," imbuhnya.

0 komentar:

Post a Comment