Monday, May 30, 2011

Berdagang, Jalan Menjadi Pewirausaha

Banyak pengusaha besar (konglomerat) di Indonesia pada mulanya berkarier sebagai pedagang atau penjual. Liem Sio LJong (Om Liem), ketika pertama berbisnis di Indonesia dan menginjakkan kaki pertama di Semarang dari China Daratan, awalnya juga mulai berdagang dengan kebutuhan pokok di Jawa Tengah.

William Suryajaya, pendiri Astra, bisnis awalnya adalah pedagang dan memasok kebutuhan beberapa instansi pemerintah Awalnya mereka tidak punya produk buatan sendiri. Keluarga Katuari pendiri Group Wing awalnya juga pedagang sabunsebelum akhirnya sukses membangun industri sabun sendiri Namun banyak
orang yang bingung ketika hendak memulai jadi pewirausaha (entrepreneur). Belum apa-apa, mereka sudah membayangkan yang beratberat, seperti harus punya modal dan bisa membuat produk sendiri.

Kalau memulai usaha harus memikirkan tingkatan seperti itu memang berai Banyak orang yang tidak tahu bahwa sesungguhnya berdagang adalah langkah bagus untuk memulai usaha. Berdagang prosesnya lebih mudah, kita tidak perlu memikir-kan produksi. Yang kita perlu pikirkan hanya pemasaran. Kita membeli produk dari pihak tertentu dan kemudian menjualnya ke pihak lain dengan harga yang lebih tinggi agar mendapatkan margin untung. Berdagang, adalah media pembelajaran entrt-preneur yang sangat baik dan sederhana yang akan mengajari kita untuk membedakan mana biaya modal dan mana untung. Kuncinya kita cukup dengan cara menjual lebih tinggi barang dagangan kita, dibanding harga beli plus biaya transpor. Kha bisa mengoptimalkan keuntungan dari aspek tempat dan waktu. Misal semangka yang di Yogyakarta atau Jawa Tengah harganyarendah, tapi karena faktor tempat, saat dijual ke Jakarta, harganya bisa dua kali lipat. Kalau kita menjual semangka tersebut satu truk, laba bersihnya bisa Rpl juta per sekali kirim.

Demikian juga kedelai, tempurung kelapa, bawang merah, dan lain-lain yang di daerah tertentu amat murah, di tempat lain harganya bisa berlipat-lipat. Oi Brebes bawang merah cuma Rp8 ribu/kg, dibawa ke Jakarta yang hanya enam jam perjalanan, harganya sudah dua kali lipat

Tidak usah jauh-jauh. Anda bisa saja beri pakaian jadi di Pasar Tanah Abang, Pasar Pagi (Mangga Dua) atau Pasar Cipulir yangharganya cuma Rp20 ribu per potong, begitu barang tersebut ada di sekitar Anda, harganya bisa Rp50 ribu.

Pedagang juga bisa mencari benefit dari waktu. Ketika musim padi kita beli gabah sebanyak-banyaknya karena harga murah. Lalu kita simpan di gudang 3-4 bulan, sekalian mengeringkan gabah, lalu kita giling dan dijual di saat musim non panen. Harga di saat non panen biasanya lebih mahal Oi saat panen bahkan sering barang dibuang-buang, namun di saat tidak panen barang itu menjadi bernilai. Anda mau mencoba menjadi pedagang?

0 komentar:

Post a Comment