Thursday, September 22, 2011

Simsalabim, kertas bekas berubah jadi tambang emas

Bisnis baki telur atau egg tray ternyata punya pangsa pasar yang menggiurkan. Terbuat dari limbah kertas dan kardus, produsen egg tray mampu memproduksi hingga 3 juta-5 juta lembar egg tray per bulan. Selain melayani permintaan peternak ayam petelur di dalam negeri, produsen egg tray kini juga sedang melirik peluang ekspor.

Berkembangnya usaha peternakan unggas, khususnya ayam petelur, membawa berkah bagi pengusaha baki telur atau dikenal dengan nama egg tray. Semakin banyak produksi telur semakin laris pula egg tray yang terbuat dari kertas dan kardus bekas ini.

Salah satu perusahaan yang memproduksi egg tray adalah PT Cendana Putri Lestari milik Hidajat Chang di Medan, Sumatra Utara. Perusahaan yang beroperasi sejak 1994 itu memproduksi egg tray dari kardus bekas. "Potensi pasarnya cukup besar," kata Hidajat.

Walaupun sudah memproduksi egg tray sejak 17 tahun silam, Hidajat mengaku usahanya masih mencatat pertumbuhan. "Permintaan egg tray tahun ini naik 6%-7%," kata Hidajat.

Kini Hidajat tidak hanya melayani permintaan egg tray untuk peternak ayam di Medan. Ia juga melayani permintaan egg tray dari peternak ayam di berbagai kota di Sumatra, seperti Payakumbuh, Padang hingga Palembang.

Walaupun sudah memiliki banyak pelanggan di Sumatra, tidak membuat Hidajat berhenti untuk melakukan ekspansi usaha. Baru-baru ini, Hidajat sedang melakukan penjajakan untuk mengekspor produknya ke Malaysia, Australia, dan juga Filipina. "Saat ini kami masih melakukan tahap negosiasi," ungkap Hidajat.

Untuk menjual produk egg tray di dalam negeri, Hidajat tak perlu repot. Sebab, ia memiliki lebih dari 100 pelanggan yang saban bulan rutin membeli produknya. Pelanggan Hidajat tidak hanya pengusaha peternakan skala besar saja, tapi juga ada pengusaha peternakan skala kecil. "Kami juga menerima pembelian partai kecil," jelas Hidajat.

Hidajat sudah memiliki tujuh mesin pres untuk memproduksi egg tray dengan berat 80 gram-90 gram dan bisa menampung 30 butir telur. Dalam sebulan, mesin itu memproduksi 3 juta - 5 juta lembar egg tray. Hanya saja, Hidajat merahasiakan rapat-rapat omzet perusahaannya.

Yang jelas, Hidajat menjual setiap lembar egg tray seharga Rp 350- Rp 400. Jika seluruh produksi Hidajat terjual, bukan tidak mungkin ia bisa mendulang omzet lebih dari Rp 1,5 miliar per bulan.

Bagi Hidajat memproduksi egg tray ini cukup mudah. Hidajat tak pernah khawatir kekurangan bahan baku. Maklum, setiap hari banyak pengumpul barang bekas yang menjual kardus bekas ke pabriknya.

Selain itu PT Cendana Putera Lestari juga mendapatkan pasokan kardus bekas dari supermarket dan toko grosir yang ada di sekitar Medan. Untuk setiap kilogram kardus bekas itu, Hidajat biasanya membeli
Rp 1.500-Rp 2.000.

Untuk mendapatkan keuntungan, Hidajat mengaku mengutip laba 5% laba dari setiap lembar egg tray yang terjual. Walaupun laba itu terbilang kecil, tapi Hidajat bisa menjual egg tray dengan jumlah yang banyak. "Margin memang kecil, tapi produksi kami, kan, banyak," tutur Hidajat.

Manisnya laba dari pembuatan egg tray juga dirasakan Santoso Prasetyo, pemilik PT Sekawan Abadi Perindo, asal Tangerang, Jawa Barat. Sejak tahun 2009 lalu, Santoso juga mengaku ada kenaikan permintaan egg tray hingga 30%. "Tahun ini juga naik," terangnya.

Dengan kapasitas produksi 2.000 lembar per hari, Santoso menjual egg tray itu kepada para peternak ayam di wilayah Jabodetabek dan juga pedagang egg tray di Tangerang.

Berbeda dengan egg tray buatan Hidajat, Santoso memproduksi egg tray untuk menampung 10 butir telur dengan harga jual Rp 1.200 per lembar. Santoso pun kini lagi menjajaki pasar ekspor egg tray ke Australia.

Untuk urusan bahan baku kertas bekas maupun kardus bekas, sama mudahnya dengan mencari di Medan. Santoso juga membeli kertas bekas dan kardus bekas itu seharga Rp 2.000 - Rp 3.000 per kilogram.


0 komentar:

Post a Comment