Monday, August 1, 2011

Awali Bisnis dengan Sepeda Motor Buntut

Doni Tirtana mengaku mendapat ide menjadi wirausaha berawal setelah membaca sebuah buku. Namun ia sempat gagal membuka usaha fotografer keliling. Namun begitu ia berhasil membuat buku digital tentang kampus dalam format cakram optik (CD), hasil produksinya itu laris dibeli wisudawan senilai Rp 35.000 per keping.

Buku adalah jendela dunia Tamsil inilah yang berhasil dibuktikan Doni Tirtana Pria asal Malang ini sukses membuka usaha bernama Lorco Menara Multimedia di Bandung, Jawa Barat.

Usai membaca buku karya Fadel Muhammad berjudul Saya Pilih Jadi Pengusaha, Doni kemudian bertekad ingin menjadi pengusaha juga Lewat buku itu pula Doni mengaku belajar menjadi entrepreneur.

Hanya selang beberapa bulan setelah lulus kuliah, Doni menyampaikan keinginan menjadi pengusaha kepada kepada orangtuanya yang menetap di Malang.

Sayang, keinginan Doni bertepuk sebelah tangan lantaran sang orangtua menolak mentah-mentah keinginannya itu. Maklum, kedua orangtua Doni adalah pegawai negm sipil (PNS) yang juga ingin anaknya mengikuti jejaknya "Orangtua tidak rela saya berwirausaha dan berharap saya bisa menjadi PNS." kala Doni.

Memang, tidak ada orangtua yang tak sayang anaknya Meski orangtua Doni keberatan menjadi pengusaha mereka tetap mau memberi modal berupa sepeda motor untuk Deni] "Karena sayang, mereka tetap memberi modal." jelas Doni.

Keinginan Doni menjadi pengusaha sempat menjadi Dahan pikiran kedua orangtuanya Bahkan, kedua orangtua Doni sempat jatuh sakit, menerima kenyataan Doni menjadi wirausaha

Namun demikian, tekad Doni sudah bulat. Dia pun kembali ke Bandung untuk mengejar mimpinya sebagai pengusaha itu. Tapi tekad saja tidak cukup, karena temyata Doni belum memiliki gambaran usaha secara detail. "Saat itu saya bingung mengerjakan apa," kata Doni.

Hingga akhirnya Doni berfikir untuk unjuk kemampuan di bidang fotografi dengan bekerja sebagai fotografer keliling. Namun siapa sangka, karya amatiran Doni justru mendapat banyak apresiasi. Teman-teman Doni memuji hasil jepretan Doni sebagai karya menarik karena sukses menampilkan peristiwa-peristiwa penting saat pernikahan atau wisuda

Namun persaingan bisnis di dunia fotografi kian ramai. Ketatnya persaingan ini membuat Doni memilih hengkang dari profesi fotografer pernikahan dan wisuda. Namun begitu. Doni tidak patah semangat. Ia masih bertekad untuk menjajal keberuntungan lain. "Malu gagal, karena pamit ingin menjadi pengusaha," terang Doni.

Setahun setelah tamat kuliah. Doni memutuskan membuat buku digital tentang kampusnya Buku digital itu berbentuk informasi tentang kampus dan juga mahasiswa yang disimpan ke dalam cakram optik (CD). "Nama produknya itu CD interaktif," kata Doni. CD interaktif itu mirip dengan buku katalog kampus yang dijual kepada mahasiswi! terutama yang akan iluMsmi.i Tak sulit bagi Doni membuat CD interaktif itu, apalagi Doni sudah menguasai fotografi dan aplikasi program komputer. Tampilan CD itu lebih nyaman untuk ditonton ketimbang buku," kata Doni

Karena produk CD interaktif karya Doni itu terbilang baru, banyak mahasiswa yang akan menjadi wisudawan tertarik dan membeli. Alhasil, pemesan CD interaktif itu datang dari fakultas lainnya di seluruh Institut Teknologi Bandung (ITB).

Untuk setiap keping CD interaktif itu, Doni menjualnya seharga Rp 35.000 per keping. Sementara, modal yang dibutuhkan untuk membuat satu keping CD ituhanya Rp 5.000 per keping. .Jika setiap fakultas ada 100 orang pembeli, maka omzetnya bisa mencapai Rp 3,5 juta per hari, saat wisuda terjadi.

Selain menawarkan kepada mahasiswa ITB, Doni juga menjelajah ke berbagai instansi seperti sekolah-sekolah, dan juga berbagai komunitas untuk menawarkan produknya. "Pernah saya menawarkan sampai ke Subang dengan menggunakan ni itar pemberian orang tua ini," ujar Doni tertawa

Hanya dalam setahun, Doni bisa menggandeng 10 mitra yang membantunya menjual CD interaktif. Lewat mura juga Doni mendapatkan pelanggan baru.

Namun setelah Doni melakukan evaluasi, temyata proses pembuatan CD ttu membutuhkan banyak tenaga kerja dan juga pikiran. "Meskipun bisnisnya mengasyikkan, tetapi capek," ungkap Doni.

0 komentar:

Post a Comment