Sunday, August 7, 2011

Indonesia-Korsel buka galeri bersama produk UKM

Kementerian Koperasi dan UKM bersama Small Medium and Business Administration Korea Selatan sepakat membuka galeri pemasaran produk usaha kecil menengah kedua negara.

Meliadi Sembiring, Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Hubungan Antar Lembaga, mengatakan kesepakatan ini merupakan bagian dari kerja sama pengembangan Green Business Centre di SME Tower, Jakarta Selatan.

"Small Medium and Business Administration Korsel sudah membuka sarana pemasaran berupa galeri di Seoul dan kita juga sudah siapkan fasilitas yang sama di Gallery SME Tower," ujarnya pekan lalu.

Secara umum, perbedaan komoditas pelaku usaha kecil menengah kedua negara tidak jauh berbeda, terutama untuk komoditas kerajinan.

Namun untuk UKM sektor industri, Korsel unggul dalam pemanfaatan teknologi.

Adapun pusat galeri yang disediakan bagi pemasaran produk UKM Indonesia di Small

Business Distribution Centre (SBDC). Meski kapasitas gedung SME Tower lebih besar dibandingkan SBDC, fungsinya sama optimal untuk menjadi pusat pemasaran.

Terkait kerja sama Green Business Centre, juga tengah ditindaklanjuti program rencana investasi perusahaan Korsel yang berbasis ramah lingkungan. Sebelum merealisasi investasi, perusahaan Korsel diminta memenuhi sejumlah ketentuan seperti izin tinggal.

Selain itu, perusahaan dari Negeri Ginseng itu juga wajib mematuhi peraturan investasi,pajak, bea dan cukai, serta ketenagakerjaan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam kerja sama di bidang pengembangan kapasitas UKM Indonesia, secara khusus.

"Mereka harus bisa mema-, hami dan menyesuaikan seluruh dokumen untuk tinggal dan berinvestasi sedangkan kerja sama lainnya mencakup program pelatihan yang menurut kita sangat penting bagi Indonesia," ujar Meliadi.

Menurut dia, setiap tahun sedikitnya ada 10.000 tenaga kena Indonesia yang bekerja di Korsel dan setiap tahun sekitar 4.000ada yang kembali ke Indonesia.

Untuk itu diperlukan program pelatihan agar sebelum dan sesudah selesai kontrak kerja, para TKI bisa tetap produktif.

"Untuk bekerja di Korsel, TKI memerlukan basic industrial skill. Setelah kembali ke Indonesia, mereka juga masih memerlukan pelatihan terkait en-trepreneursliip," kata Meliadi.

Dia menuturkan pemerintah menginginkan ketika TKI kembali bisa menjadi wirausahawan. Menurut dia, harapan pemerintah itu bisa diwujudkan dalam program pelatihan antara Indonesia dan Korsel itu.

0 komentar:

Post a Comment