Monday, August 1, 2011

Griya Buah, Menangkap Kebutuhan

Awalnya adalah kejelian Asyrof (33) dalam menangkap kebutuhan masyarakatperkotaan tentang kesehatan dan pola makan, khususnya buah-buahan. Lahirlah ide-ide kreatifnya, yang setelah diramu dengan kerja keras danketekunan telah mengantarkan dirinya menjadi pengusaha yang sukses. Diamampu mengembangkan usaha buah dengan bendera Griya Buah menjadimodel bisnis yang mumpuni.

Memadukan konsep pelayanan pasar swalayan dengan harga kaki lirna, Asyrof telah membual usaha yang dlrtntlsnya sejak tahun 2009 itu bisa berkembang pesat.

Lelaki asal Semarang Ini mengatakan, idenya itu muncul setelah dia melihat semakin banyak orang yang peduli akan kesehatan. Selain rutin berolahraga, orang perkotaan mulai sadar menjaga pola makan yang seimbang. Maka mengonsumsi buah menjadi penting bagi mereka," katanya.

Maka, di toko buahnya, masyarakat diberi kemudahan dan kenyamanan untuk berbelanja, serasa belanja di toko swalayan. Selain belanja, konsumen Juga dapat menikmati Jus buah yang kesegaran dan higlenltasnya terjamin. Bahkan, di loko ini siapa pun diberi kesempatan untuk memilih buah dan membuat jus sendiri.

Temyata konsep bisnis yang dikembangkan Asyrof itu mendapat sambutan baik dari konsumen. Terbukti usaha yang dirintis di kawasan Ciledug itu terus berkembang. "Bahkan saya tak menyangka responsnya sampai luar Jawa." kata Asyrof dalam perbincangan dengan Warta Kota beberapa waktu lalu.

Kini Griya Buah telah memiliki Uga gerai, yakni di Karangtengah. Tangerang. Banten di Jonggol, Kabupaten Bogor. Jawa Barat dan di Lubukllnggau. Sumatera Selatan.

"Gerai yang di Jonggol baru di-launching 28 JulHcemartn. Gerai Ini berada di Ruko Shopping Street Perumahan Citra Indah." ungkap Asyrof seraya menjelaskan. Griya Buah akan segera membuka sejumlah gerai lagi selepas Lebaran.

Khusus untuk bulan Ramadan ini. Griya Buah melakukan program promo selama sebulan. Dengan mengusung tema Ramadhan Berkah bersama Griya Buah, Asyrof dan seluruh stafnya menyedalkan beberapa gelas es Jus gratis untuk minimal Uma pembeli yang melakukan transaksi setelah buka puasa.

Kemudian Asyrof menyadari, peluang tidak akan pernah menjadi kenyataan kalau model usaha yang dikembangkan tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Konsumen saat ini akan menuntut kenyamanan, kebersihan, dan kesegaran buah, tetapi dengan harga yang terjangkau . "Maka Jawabannya adalah memadukan konsep usaha yang pelayanannya tak kalah oleh pasar modem tetapi harganya terjangkau masyarakat luas." katanya.

Kini Asyrof sudah mengembangkan usaha Griya Buah menjadi usaha waralaba. Harga buah-buahan di Griya Buah sama dengan harga di pasar atau pedagang buah di pinggir Jalan.

Agar usahanya berkembang menjadi usaha waralaba yang modern. Asyrof menggandeng mentor bisnisnya untuk menangani masalah manajemen.

Manajemen Griya Buah ditangani secara profesional oleh pemilik usaha yang sudah lama berkecimpung dalam manajemen kemitraan dan lama berkecimpung di dalam penyediaan dan distribusi buah di pasar induk. Kami bekerja sama dengan beberapa pemasok yang Juga memasok buah ke mal-mal atau toserba." ujar Asyrof.

Keunggulan waralaba yang ditawarkan Griya Buah di antaranya terletak pada nilai Investasi yang lebih terjangkau, bebas royalti fee, dan didukung oleh stok buah-buahan lokal dan impor.

Selain itu Griya Buah Juga telah nn iu. Uikl Um manajemen yang siap memberikan pelatihan kepada calon karyawan mitra. suport sistem yang lengkap, dan SOP yang mudah diaplikasikan. Kamijuga memiliki sistem pelaporan keuangan yang terintegrasi." kata Asryrof.

Metamorfosa pekerja sosial

Asyrof semula tidak pernah membayangkan bahwa dunia usaha buah menjadi Jalan hidupnya. Sebab sebelum menjadi pelaku usaha buah, dia menjalani karier sebagai pekerja sosial di Rumah Zakat Indonesia (Ra).

Setelah empat tahun bergelut sebagai pekerja sosial, lulusan D3 Akademi Teknik Semarang Ini merasa sudah cukup. Dia memerlukan tantangan baru dan membuat keputusan yang cepat, meninggalkan RZ1. Sambil menunggu dapat kerja, dia membantu kakaknya. H Khozlm Anwar, yang berbinls buah-buahan di Pasar Induk Tanahtlnggi. Tangerang. Banten. "Suasana ruUn seperti membeli buah dan menjualnya membuat pelakunya Udak sempat menggali ide-ide untuk melalukan Inovasi." ujar Asyrof.

Pria kelahiran Demak. Jawa Tengah. 24 April 1978 Ini mencoba menggali masalah pedagang buah tradisional yang sangat bergantung pada mekanisme pasar yang diatur kartel buah. Nasib mereka sangat ditentukan pihak lain, terutama para importir buah impor melalui para distributornya atau bos-bos buah lokal dan para tengkulak." katanya.

Selain Itu. Asyrof Juga melihat bahwa kebanyakan pedagang buah tradisional Udak memiliki pendidikan dan modal yang cukup untuk berkembang. Mereka Udak punya peluang untuk belajar dan memperoleh akses yang dapat mendukung usah?mereka.

Kondisi para pedagang buah yang dilihatnya itu membuat pria Ini khawatir dan gelisah. Saya khawatir kalau Udak ada solusi, banyak pedagang segera gulung tikar." katanya.

Dia pun mulai menata pola pemasaran proaktif. Kalau dulu keluarga hanya menunggu datangnya bola, dia mulai menjemput bola. Asyrof mendatangi kalangan pengusaha Jasa boga, rumah makan, dan hotel-hotel.

Hasilnya lumayan. Omzet penjualan usaha kakaknya meningkat. Jika sebelumnya omzetnya rata-rata Rp 10 Juta per hari, setelah dia tangani meningkat ke angka Rp 12JutalaluRp 15 Juta per hari.

Setelah itu Asrof punya gagasan untuk mengembangkan usaha kakaknya menjadi usaha ritel. Namun karena Udak punya pengalaman, dia mengikuti pelatihan bisnis bagi wirausahawan pemula di Rhenald Kasali School of Entrepreneur (RKSE) Podokgede. Bekasi.

"DI RKSE. tde saya mendapatkan berbagai masukan sekaligus mengalami pematangan. Saya Juga mendapatkan relasi dan dukungan dari para mentor yang berpengalaman seperti Cak Eko. Bahkan Cak Eko secara khusus memberikan dukungan dan kesediaan mendampingi saya." katanya.

Sepulang dari RKSE. Asyrof hanya punya satu tekad, ingin menjadi pelaku usaha buah yang lebih modem. Di bawah bimbingan Cak Eko, mentor sekaligus pelaku suaha waralaba, dia melakukan persiapan matang. Pada tahun 2009 berdirilah Griya Buah, sebuah usaha penjualan buah yang memadukan konsep pelayanan pasar modern dengan harga kaki lima.

Kini setelah berjalan selama dua tahun, usaha yang berada di bawah bendera Griya Buah mengalami perkembangan yang baik. Hingga 2011 Griya Buah telah memiliki Uga gerai. Setelah Lebaran nanU Griya Buah akan membuka sejumlah gerai lagi di Jakarta dan luar Jakarta.

0 komentar:

Post a Comment