Tuesday, August 9, 2011

Devisa Kerajinan bambu 4.4 Juta Dollar

Nilai perolehan devisa dari perdagangan ekspor aneka kerajinan berbahan baku bambu buatan masyarakat Bali bernilai 4,4 juta dolar AS selama Januari - Mei 2011.

Kreativitas perajin bambu Bali masih mendapat tempat di hati konsumern luar negeri, kata Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar Rabu.

Hal itu terbukti, krisis ekonomi global yang masih dirasakan masyarakat dunia, tidak berpengaruh besar terhadap perdagangan ekspor barang kerajinan berbahan baku bambu, bahkan masih ada saja yang diekspor.

Ia menjelaskan, perolehan devisa tersebut atas pengapalan sebanyak 2,9 pcs, selama januari-Mei 2011 turun tipis yakni 7,4 persen, jika dibandingkan dengan periode sama 2010 yang mencapai 4,7 juta dolar.

Stabil jumlah kerajinan itu ke luar negeri tentu berkat masyarakat kreatif dalam menciptakan rancang bangun (desain) yang diinginkan pasar seperti kursi dan meja tamu yang dipadukan dengan rotan.

Pengusaha luar negeri ada yang meminta aneka kerajinan bambu yang bentuknya sesuai gambar atau rancangan yang dibawa dari negaranya, tentu dengan harga yang disepakati sebelumnya, kata Bagiada.

Tempat tidur malas yang biasa dibuat menggunakan bahan kayu jati dan sejenisnya, kini bisa dibuat dengan bahan baku bambu, ternyata hasil karya perajin di Bali disenangi serta dibeli oleh konsumen luar negeri.

Semakin laris aneka kerajinan berbahan baku bambu menyebabkan perajin Bali kesulitan bahan baku sehingga mendatangkan dari Jawa maupun Lombok, sebab bambu yang ada di daerah ini semakin terbatas.

Bambu tidak saja dijadikan barang furniture, juga bisa dianyam dibuat gedeg lembaran, supaya tahan terhadap rayap, pengrajin memolesi lembaran gedek dengan disinfektan, setelah dijemur, gedek siap diekspor.

Masyarakat Bali yang dinilai kreatif dalam menciptakan barang kerajinan mampu memikat konsumennya dan laku terjual ke pasaran ekspor maka tidak mengherankan kalau devisa dari kerajinan bambu masih stabil.

0 komentar:

Post a Comment