Friday, August 5, 2011

Gula Merah Kian Manis saat Bulan Ramadan

Bulan Ramadan ternyata bukan hanya bulan penuh pahala, tetapi juga bulan penuh laba. Itulah yang dirasakan para produsen gula merah di Jawa Timur. Saat Ramadan tiba, permintaan gula merah naik hingga tiga kali lipat. Kalau di bulan biasa harga gula merah hanya Rp 4.000, di bulan Ramadan harga gula merah naik jadi Rp 12.000 per kg.

Siapa yang tidak kenal kudapan yang bernama kolak? Kudapan ringan yang biasa disajikan sebagai tajil, atau makanan pembuka saat berbuka puasa. Makanan yang biasanya berbahan baku ketela atau pisang itu memang manis. Jadi pas disantap di saat berbuka.

Nah, kolak yang lezal biasanya menggunakan gula merah sebagai pemanis. I Lilian baku gula merah ini bukan berasal dari tebu tapi dari air bunga kelapa yang disadap.

Untuk menjadi gula merah, air nira itu direbus dan diaduk-aduk hingga beberapa jam. Setelah mengentalkemudian ditaruh ke dalam cetakan yang biasanya berbentuk lmlat panjang atau seperti batok kelapa Dan begitu dingin, jadilah gula merah.

Karena manis, gula merah sering menjadi sumber pemanis makanan seperti kolak dan aneka makanan lainnya yang laris di bulan Ramadan. Imi.ih yang membuat penjualan gula merah naik di bulan suci ini.

Widhi Eko, pedagang sekaligus produsen gula merah merek Gendhis Manis di Surabaya, Jawa Timur, mengakii, kenaikan permintaan gula merah di bulan Ramadan im sudah biasa.i mintaan dari masyarakat bisa naik tiga kab lipat," terang Widhi, yang memulai berbisnis gula merah sejak 2009.

Saking tingginya permintaan. Widhi sampai tak mampu lagi memasok gula merah untuk industri kecap. "Bulan Puasa, produsen kecap turunkan permintaan gula merah, sehingga kami jual ke pedagang, terang Widhi.

Widhi menjual gula merah yang hasil produksinya sendiri. Sedangkan bahan baku nira ia peroleh dari sadapan petani nira di Blitar, Jawa Timur.Namun saat puasa, banyak petani yang tidak menyadap," kata Widhi.

Widhi bisa mengumpulkan sekitar 1.000 liter nira dalam dua hari. Nira dari petani itu mesti diolah sebelum , tersimpan selama tiga hari. Sebab, kalau tersimpan lebih dari tiga hari maka akan terjadi fermentasi. Bau nirajadi tak sedap. "Maka itu, harga nira segar harganya juga mahal," terang Widhi yang membeli nira petani seharga Rp 2.000 - Rp 2.500 per liter.

Namun dari nira sebanyak 1.000 liter itu tak seniuanya bisa diolah menjadi gula merah yang berkualitas. "Ada 10% nira petani itu berada di bawah kualitas standar untuk pembuatan gula merah," terang Widhi.

Di hari-hari seperti sekarang ini, Widhi menjual gula merah seharga Rp 6.600 pel kilogram (kg), balikan bisa mencapai Rp 7.200 per kg. Padahal, pada hari biasa, ia hanya menjual gula merah itti seharga Rp 6.000 - Rp 6.500 per kg.

Permintaan gula merah made in Widhi biasanya datang dari Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Bogor, dan juga Jakarta Widhi bilang, kenaikan harga gula merah terjadi karena terjadi kenaikan permintaan. Sementara suplai nira dari petani turun.

Selain Widhi, produsen gula merah yang menikmati kenaikan harga gula merah adalah Warsono Hadi Suwarto di Kebumen, Jawa

Tengah. Warsono mengaku, permintaan harga gula merah naik tinggi bulan un Kenaikan permintaan bisa 40%-50%, ° tutur Warsono yang memproduksi gula merah merek AA.

Dengan 10 hektare (ha) lahan perkebunan kelapa miliknya, sejak tahun 2000 lalu, Warsono bisa memproduksi 200 kg gula merah per hari. Kalau di hari biasa Warsono menjual gula merah seharga Rp 9.000 per kg, di bulan puasa dia bisa menaikkan harga menjadi Rp 12.000per kg. "Harga bisa naik Rp 3.000 per kg karena banyak pesanan," ungkap Warsono. Para pelanggan Warsono adalah pedagang gula merah di pasar tradisional

Menurut Warsono. untuk memproduksi gula merah membutuhkan kesabaran tinggi. Sebab saat merebus air nira, butuh wakiu empat hinggalima.i.ini Saat nira direbus nira itu harus diaduk terus menerus, tidak boleh ditinggal atau dibiarkan," terang Warsono.

0 komentar:

Post a Comment