Tuesday, August 2, 2011

DPP Produksi 12 Juta Butir Bakso Per Bulan

PT Dua Putra Perkasa (DPP) berhasil memproduksi 12 juta butir bakso per bulan. Perusahaan skala usaha kecil dan menengah (UKM) yang berlokasi di Pondok Gede, Jakarta Timur, itu berhasil menyuplai kebutuhan bakso ikan di sekitar Jakarta.

Selain itu, perusahaan tersebut juga memasok kebutuhan bakso ikan ke Lampung, Sumatera Selatan, Jambi, dan Bangka Belitung. Kawasan industri Karawang, Bekasi, dan Tangerang menjadi sasaran penjulaan bakso ikan produksi Dua Putra Perkasa. "Rencananya akan memproduksi hingga 25 juta butir per bulan pada September tahun ini," kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementerian Perikanan dan Kelautan Victor PH Nikijuluw kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (2/8).

Victor PH Nikijuluw mengatakan, produksi bakso ikan PT Dua Putra Perkasa itu temyata mampu menggantikan atau menyubstitusi impor serupa dari Malaysia. Karena itu, pihaknya akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan perusahaan itu melalui fasilitasi kemudahan bahan baku berupa ikan mentah. Bahan baku bakso ikan, kata Victor, bisa dipasok dari Muara Angke, Jakarta Utara dengan melibatkan sejumlah koperasi nelayan. Selain itu, KKP juga akan mendukung ekspansi cabang perusahaan itu dan melatih sejumlah peminat usaha bakso. "Mereka butuh

balian baku, dan kami pastikan bisa disuplai dari sentra produksi di Muara Angke atau Pelabuanratu, Sukabumi," papar Victor.

Usaha bakso ikan selama ini didominasi oleh usaha mikro dan kecil. Di Tanjung Priok, misalnya, kapasitas produksi bakso ikan berkisar 500.000 butir per bulan. Kendalanya, sebagian bakso ikan yang diproduksi usaha kecil menengah belum berukuran standar sehingga sulit menembus pasar ritel

Jumlah unit pengolahan ikan skala besar di Indonesia adalah 505 unit dan 19.000 unit pengolahan mikro dan kecil. Usaha kecil menengah tersebut akan didorong untuk menghasilkan produk berukuran dan bermutu standar.

Larangan Impor

Sebelumnya, KKP melarang impor bakso ikan dari Malaysia. Bakso ikan itu masuk ke pasar-pasar swalayan lokal bahkan menembus pasar tradisional. Kondisi itu memprihatinkan karena produk serupa bisa dihasilkan dari dalam negeri.

"Per Maret 2011, kami hentikan secara total impor bakso ikan dari Malaysia. Impor yang masuk bisa mencapai 25 juta butir per bulan. Ini bisa mematikan usaha lokal," tegas Victor.

Dia menegaskan, sejalan dengan larangan impor bakso ikan pihaknya akan mendukung produksi Dua Putra Perkasa dengan sejumlah pelaku UKM sejenis yang kini mulai terjun memproduksi biji bakso dari ikan. Kelompok usaha ini, kata Victor, sudah banyak ada di Sukabumi dan sekitar Jakarta Utara..

Dia juga menegaskan, peningkatan produksi bakso ikan harus dibarengi dengan kampanye makan bakso ikan. Itu diperlukan agar peningkatan produksi harus didukung peningkatan konsumsi.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, sebagian bakso ikan impor masuk ke jaringan ritel pusat perbelanjaan. Penolakan impor kemungkinan berdampak pada kekosongan stok di pusat perbelanjaan.

Sementara itu, pengusaha bakso ikan, Gunadi, membenarkan rencana pendirian usaha bakso ikan di Muara Baru, Jakarta. "Masih dalam tahap persiapan. Diharapkan bulan Mei mulai bisa beroperasi." kata Gunadi.

0 komentar:

Post a Comment