Tuesday, July 19, 2011

Pengembangan Kepiting Soka Terkendala Keterbatasan Keranjang

Kelompok tani Desa Pasar Sebelah, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terkendala keterbatasan keranjang untuk mengembangkan kepiting jenis soka dalam jumlah besar.

Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsah, Selasa, menyarankan kelompok tani di desa itu berkoordinasi dengan Dinas Keluatan dan Perikanan untuk penyediaan keranjang kepiting soka dalam jumlah besar.

"Kami berharap keinginan petani mengembangkan kepiting soka untuk mata pencaharian setiap hari jangan berhenti, bila ada kendala bisa disampaikan supaya dibantu oleh pemerintah," urainya.


Junaidi menjelaskan keinginan besar warga setempat yang ingin membudidayakan kepiting soka harus didukung karena tujuan dari semua itu untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat di daerah ini.

Kepala Pasar Sebelah, Tabrani, saat kunjungan pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsah ke Padang Panaek, Desa Pasar Sebelah, mengatakan, jenis kepiting yang hidup di hutan bakau desa tersebut semuanya jenis kepiting bakau.

Untuk memasarkan kepenting tersebut ke luar daerah, katanya, hewan itu harus memiliki berat di atas tiga ons per ekor.

Menurut Tabrani, kepiting dengan berat di bawah dua ons bisa laku jika dijadikan kepiting soka, setelah melalui proses perendaman di dalam keranjang yang khusus.

Kelompok tani Desa Pasar Sebelah sudah mencoba membeli keranjang itu namun jumlah masih terbatas. Karena itu, petani belum bisa megembangkan dan hanya sebatas melakukan uji coba menjadikan kepiting bakau dengan berat di bawah tiga ons menjadi kepiting soka.

Tabrani menjelaskan, keranjang kepiting soka itu tidak dijual bebas dipasar-pasar, meski ada satu pabrik di Semarang yang menyediakan alat itu. Masalahnya, pabrik itu tidak bisa mengeluarkan keranjang itu dalam jumlah yang banyak.

"Hal inilah yang membuat kami kesulitan untuk mendapatkan keranjang kepiting soka karena perusahaan tidak menjual dalam jumlah banyak. Padahal untuk mengembangkan kepiting soka ini dalam jumlah besar butuh keranjang yang banyak," urainya.

0 komentar:

Post a Comment