Sunday, July 17, 2011

Produk busana UKM digiring masuk Italia

Berbagai produk UKM Indonesia akan diarahkan ke pasar Italia melalui pameran Asean Summit 2011 pada November yang difasilitasi UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ketua UKM Center FE UI Nining Soesilo mengatakan hingga kini sudah menampung 150 UKM yang tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Pasar Italia dipilih karena negara di Eropa selatan itu memiliki UKM-UKM yang sudah kuat. Bahkan gerak perekonomian Italia. 96% berasal dari kontribusi UKM


"UKM di Italia amat kompetitif. Sembari memasarkan produk ke sana, kita juga bisa belajar me-ngembangkan UKM dari mereka." tuturnya, akhir pekan lalu. UKM yang nantinya diarahkan mengisi pasar UKM Italia berasal dari sektor fashion, kerajinan, dan pertanian. "Italia akan fokus ke produk-produk fashion. Satu UKM kami di Yogyakarta memproduksi sandal bagian atas. Kemudian diekspor ke Italia, dipasangkan bagian bawahnya."

UKM Center FE Ul, lanjut Nining, sedang mengusahakan kerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perekonomian dan Koperasi di Italia untuk membuka peluang kerja sama UKM antarkedua negara.

Sementara itu sedikitnya 18 pelaku usaha kecil menengah yang mengikuti Smesco UKM Fesyendan Asesoris Ekspo 2011 di Ex-hibition Hall SME Tower, berhasil meraih order dari berbagai perusahaan sedikitnya Rp4 miliar selain pesanan bulanan bernilai miliaran rupiah.

Karena itu tahun depan pameran ini diharapkan bisa lebih meningkat dari sisi pengunjung ataupun nilai ordernya. Pameran yang berlangsung 13 Juli-17 Juli 2011 dikunjungi sekitar 10.000 orang sesuai dengan target.

Neddy Rafinaldy Halim. Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan ada beberapa aspek yang bisa menjadi catatan dari pameran ini karena UKM berhasil menjalin transaksi bulanan.

"Misalnya, ada UKM yang me-nandatangani kontrak dengan Hotel Mulia ataupun beberapa UKM dengan kepentingan perusahaan mereka," ujarnya seusai penutupan Smesco UKM Fesyen 2011, akhir pekan lalu.

Hotel Mulia meminta pengadaan bahan sepanjang 6.000 meter kepada UKM Tenun Kapas Sutera. Selain itu ada perusahaan butik ternama di Jakarta memesan ba-han baku berkualitas untuk diolah sesuai selera pasar.

Transaksi turun

Terkait dengan nilai transaksi yang totalnya hanya sekitar Rp4 miliar. Neddy mengakui menurun dari tahun sebelumnya tetapi dari sisi pengunjung mencapai target.

"Penurunan omzet disebab-kan pameran memang sangat tinggi intensitasnya sejak awal Juli yang berlangsung di beberapa lokasi di Jakarta," tutur Neddy.

Asisten Deputi Urusan Informasi dan Publikasi Bisnis Kemen-kop Adi Trisnujuwono, yang juga panitia pameran menambahkan bahwa transaksi lebih besar biasanya terjadi seusai pameran.

"50 peserta mengatakan biasanya akan mendapat order lebih besar setelah konsumen berkunjung ke pusat produksi mereka."

Jadi, selama pameran, pengunjung cenderung mengumpulkan data UKM peserta. Setelah itu ber-transkasi langsung karena lebih yakin dengan mendatangi pusat pembuatan komoditas yang mereka incar.

0 komentar:

Post a Comment