Wednesday, July 13, 2011

Pengusaha Mebel Antusias Berpameran ke Cina

Di tengah keterpurukan industri mebel dalam negeri, para pengusaha antusias menggelar pameran ke luar negeri, terutama Cina. Para pengusaha terpaksa mengalihkan pangsa pasar karena negara tujuan ekspor, seperti Amerika Serikat dan Eropa, terbelit krisis.

Ketua Umun) Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Ambar Tja-hyono mengatakan ekonomi Amerika dan Eropa yang melambat berdampak pada melemahnya daya beli importir. "Misalnya, utang Yunani ber-imbas ke Prancis, Italia, dan Spanyol," katanya di Jakarta kemarin.


Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menyebabkan ekspor ikut menurun. Akibatnya terjadi lonjakan harga mebel Indonesia di luar negeri sebesar 15 persen dibanding saat kurs Rp 10 ribu per dolar AS. Sehingga orang membeli mebel karena fungsional, bukan lagi sekadar gaya.

Data Asmindo menyebutkan, ekspor mebel dan kerajinan pada semester pertama tahun ini turun 21,31 persendibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada semester pertama 2010, ekspor mencapai USS 1,46 miliar. Sedangkan pada semester pertama tahun ini hanya US$ 1,15 miliar.

Untuk mebel, penurunan sebesar 20,79 persen, dari USS 1,17 miliar menjadi US$ 924 juta. Untuk kerajinan, penurunan mencapai 23,36 persen, yaitu dari USS 297,83 juta menjadi US$ 228,27 juta. Penurunan terbesar terjadi pada rotan sebesar 26,12 persen, dari US$ 81,65 juta menjadi USS 60,32 juta.

Kondisi tersebut membuat Asmindo lebih serius membidik pasar di luar pasar tradisional. Pasar yang berpotensi besar adalah Cina. Saat ini ekspor ke Cina baru 3 persen dari total ekspor mebel dan kerajinan. "Target kami, angka ini naik menjadi 10 persen," ujar Ambar.

Asmindo sudah meluncurkan Lecong Project, ruang pamer produk mebel Indonesia di Lecong, Guangzhou, Provinsi Guandong. Melalui ruang pamer ini, Asmindo ingin membentuk citra Indonesia sebagai tujuan pembelimebel dan kerajinan. "Di Lecong, seluruh mal berisi mebel dan kerajinan," kata dia.

Bersama pengusaha asal Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam, Indonesia menjajaki kerja sama dengan Cina. Rencananya, pemerintah Cina akan memberi subsidi berupa diskon untuk Lecong Project. Ambar berharap pemerintah Indonesia juga ikut berkontribusi dalam proyek itu.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Sa-edah mengatakan pihaknyamempertimbangKkn untuk membantu Asmindo. Kementerian memiliki anggaran Rp 371 miliar untuk mendukung industri kreatif, termasuk mebel. "Saya sedang hitung-hitung," katanya.

Euis mengatakan, sebelumnya pemerintah sudah memiliki gerai UKM di Kunming. Gerai ini pernah efektif, terutama di bidang kerajinan dan garmen. "Saya ada rencana melihat keadaannya. Kalau pemerintah Cina mengizinkan, saya ingin memindahkan gerai itu ke Guangzhou," ujar-nya.

0 komentar:

Post a Comment