Wednesday, July 27, 2011

Wagiran, Memberantas Kemiskinan dengan Budidaya Ikan

Menjadi mantan pecandu narkoba, bukan berarti karier juga berhenti berputar. Dengan modal semangat dan kegigihan, Wagiran memulai usaha budidaya ikan dan membentuk Kelompok Pembudidaya Ikan Trunojoyo, di Kulonprogo, Yogyakarta. Dengan usaha itu, kini, ia berhasil mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat Kulonprogo.

Kemiskinan sudah jamak di negeri ini. Karena itu, pemberantasan kemiskinan menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Namun, mengatasi kemiskinan tentu tak melulu hanya dengan memberi sedekah. Harus ada upaya untuk mendampingi masyarakat pra sejahtera itu untuk mampu hidup mandiri i Ifi inan mengembangkan suatu usaha. Ya, hanya dengan mengembangkan usaha maka kemiskinan bisa terkikis.


Konsep itulah yang diyakini Wagiran, warga Wates, Kulonprogo, Yogyakarta. Melihat kemiskinan masih merajalela di desanya, ia mengajak masyarakat di sekitar rumahnya untuk berbudidaya ikan lele dan gurami. "Saya ingin melihat masyarakat lebih makmur dan terpenuhi kebutuhannya," tuturnya

Di usianya -11 tahun, Wagiran kaya akan pengalaman hidup. Sebelum menjadi pengusaha pembibitan lele dan guranu seperti saat ini, Wagiran telah merantau ke beberapa daerah di Indonesia Berbekal ijzah SMA, ia pergi ke Kalimantan.

Namun, di Tanah Mandau itu bukan pekerjaan layak yang didapatnya, Wagiran hanya diterima menjadi buruh kasar. "Apa saja saya lakoni, demi menyambunghidup," kenangnya.

Setelah tiga tahun hidup di Kalimantan, Wagiran memutuskan hijrah ke Bandung. Di Kota Kembang ini, Wagiran menemukan bisnis yang lumayan. Ia menjual baju sisa ekspor kepada kalangan mahasiswa

Dua tahun berdagang baju, Wagiran pun dekat dengan konsumen yang sebagian besar adalah mahasiswa. Namun, kedekatan ini justru menjadi petaka Ia malah terbawa arus dan terjerumus dalam kebiasaan menggunakan narkoba

Wagiran baru menemukan titik balik setelah rekannya sesama pemakai narkoba tewas akibat over dosis. "Itu membuat saya sedih luar biasa," tandas Wagiran.

Berangkat dari kejadian itu, ia memutuskan beralih profesi. Pilihan Wagiran jatuh pada sebuah yayasan bernama Al Arif di kota kembang itu. Di tempat itu Wagiran bekerja sebagai tukang bersih-bersih, "Walau gajinya sedikit, namun yang penting berkah," ujarnya

Ia menjalani pekerjaan itu hanya enam bulan. Wagiran lantas memutuskan kembali ke kampung halamannya di Yogyakarta Di kota kelahirannya, Wagiran pun kembali bekerja seadanya

Hingga suatu ketika, Wagiran bertemu dengan anak ketua yayasan Al Arif yang sedang kuliah di Yogyakarta Intuk membiayai kuliahnya, si anak menjadi pembudidaya ikan. "Dari situlah saya berpikiran bahwa temyata membudidayakan ikan bisa untuk membiayai kuliah," ingat Wagiran.

Tak butuh waktu lama, Wagjran pun segera memulai usaha perikanan ini. Dengan modal Rp 300.000, sisa gaji saat bekerja di yayasan, Wagiran memutuskan untuk langsung mencoba usaha budidaya lele.

Modal tersebul dipakainya untuk membangun kolam seluas 1,5 x 3 ni dan membeli bibit ikan lele sebanyak 500 ekor. Setelah menjalani usaha ini selama dua bulan, Wagiran pun bisa memanen hasil usahanya "Hasilnyacukup bagus," ujarnya

Karena melihat prospek yang cukup bagus, Wagiran mulai mengajak warga bergabung. Tak lupa, ia memperluas lahan pembibitan dan mengajari warga bagaimana cara membudidayakan ikan.

Karena peminat budidaya lele semakin banyak, pada tahan 1998, Wagiran memutuskan membentuk Kelompok Pembudidaya Ikan Trunojoyo. Sekarang, menurut hitungan Wagiran, jumlah kelompok yang tergabung dalam kelompok Trunojoyo ini sudah berjum-lah sekitar 350 kelompok. Satu kelompok berjumluli 20 orang. Mereka memelihara ikan lele dan gurami di 1.2M petak kolam. Satu petak kolam pemeliharaan ini nn miliki ukuran 4x8 m-Berkat usaha budidaya ikan ini pula, cita-cita Wagiran untuk meningkalkan kesejahteraan warga Kulonprogo lerrap.il Kondisiekonomi anggota kelompok Trunojoyo boleh dibilang berbalik 18C derajat.

Mereka yang dulu serba kekurangan, kini mampu memiliki uang lebih untuk membeli berbagai keperluan-nya Tak heran, kini mereka juga memiliki rumah sendiri, kendaraan, bahkan mampu memperluas lahan budidaya

Karena kesuksesan mengangkat kesejahteraan warga lewat budidaya ikan, Wagiran pun mulai dikenal oleh berbagai kalangan. Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Trunojoyo ini pun kerap menuai permintaan agar memberi pelatihan tetang budidaya ikan lele dan gurami yang benar dari berbagai tempat. Salah satunya, di Lembaga Pemasyarakatan di Yogyakarta.

Tak hanya berbagi ilmu. Bagi warga yang tidak memiliki modal sama sekali. Wagiran juga memberikan bantuan permodalan. Ia memberi pinjaman bergulir.

Para petani yang menerima pinjaman ini untuk usaha pembudidayaan harus membagi keuntungan pada petani lain dan dirinya Teknis pembagian hasilnya,n keuntungan um nk petani pembudidaya, 1/3 untuk mengembalikan investasi, dan 1/3 sisanya untuk Wagiran. "Namun jika dalam pembudidayaan ini nantinya gagal, maka yang menanggung kerugian saya," jelas Wagiran.

Slain inemberi bantuan dalam pembibitan, perawatan dan permodalan, Wagiran juga tidak melepaskan para petani begitu saja dalam hal pemasaran. Ia masih ikut membantu petani menjual haafl pembudidayaannya "Saya punya banyak kenalan pengepul di Yogyakarta ungkapnya

0 komentar:

Post a Comment