Tuesday, November 29, 2011

Bisa digunakan berkali-kali, tas spunbond pun dicari

Gerakan ramah lingkungan ternyata menguntungkan. Lihat saja permintaan tas spunbond. Tas ini bisa digunakan berkali-kali sehingga tidak langsung menjadi limbah. Lebih menyenangkan lagi, permintaan tas yang tinggi tentu membuka peluang bagi usaha kerajinan tas. Lebih menarik lagi, tas ini juga disukai di mancanegara.

Seiring dengan berkembangnya ide tentang kelestarian lingkungan, membuat tas atau kantong yang terbuat dari bahan spunbond mulai ikut ngetren. Produsen tas atau kantong ini pun jelas ikut kecipratan rezeki dari tren itu.

Keunggulan tas spunbond ini bisa digunakan berkali-kali sehingga tidak langsung menjadi limbah buangan yang merusak lingkungan. Asal tahu saja, spunbond adalah bahan yang terbuat dari campuran plastik dan katun. Bahan tas atau kantong ini dianggap ramah lingkungan karena mudah hancur. Berbeda dengan tas yang terbuat dari plastik yang tak mudah rusak.

Tas atau kantong spunbond ini mulai dikenal masyarakat sejak empat tahun lalu. Tas bahan spunbond ini bisa digunakan pula sebagai media promosi, terutama oleh perusahaan-perusahaan yang lagi mengampanyekan kelestarian lingkungan. Bahkan, sekarang ini sudah banyak toko ritel kelas menengah ke atas yang menggunakan tas jenis ini untuk wadah belanjaan pelanggan.

Meningkatnya kebutuhan akan tas ramah lingkungan inilah yang membuat Alfi Chamdan memproduksi tas atau kantong spunbond ini di Surabaya. Ia mulai memproduksi tas tersebut sejak tiga tahun yang lalu, dan usahanya semakin berkembang dengan menggunakan media internet untuk memasarkan produknya.

Alfi mengatakan, tas atau kantong laris manis karena harganya murah. "Harga jual saya mulai Rp 1.000 dan yang paling mahal Rp 10.000," ujar pria asal Surabaya ini.

Setidaknya Alfi membuat 15 model tas dengan bahan spunbond. Namun yang paling laris adalah tas model serut yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Saban bulan, Alfi mampu memproduksi sekitar 20.000 hingga 25.000 pieces untuk berbagai keperluan. Bahkan jika pesanan sedang ramai, produksi Alfi bisa melonjak hingga 40.000 pieces. "Omzet rata-rata saya sekitar Rp 100 juta dalam sebulan," ujar Alfi.

Alfi menjelaskan, pesanan tas spunbond itu datang dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan hingga ke NTB dan Papua. Tidak hanya itu, ia juga diminta untuk memasok tas spunbond ke Australia. Untuk memenuhi semua pesanan tersebut ia dibantu oleh sembilan karyawan tetap dan juga didukung oleh 50-an pekerja paruh waktu.

Selain Alfi, Rasyid, asal Jakarta, juga memproduksi tas dan kantong spunbond sejak setahun belakangan ini. Sebelumnya, Rasyid adalah produsen tas khusus untuk aneka suvenir sejak tujuh tahun lalu. Rasyid beralih ke tas spundbond karena permintaan tas ini terus meningkat dari hari ke hari. Ia mengungkapkan telah memasok tas spunbond ke seluruh Indonesia hingga Malaysia.

Dalam sebulan Rasyid rata-rata mendapatkan permintaan sekitar 10.000 tas, dengan harga berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 7.500 per piece. Namun tidak jarang ia juga mendapat pesanan tas hingga sebanyak 50.000 pieces.

Kalau sudah mendapat pesanan segitu banyak, mau tak mau Rasyid harus berbagi rezeki dengan para produsen tas spunbond lainnya. Soal omzet di luar pesanan dalam partai besar, rata-rata Rasyid memperoleh duit sebesar Rp 30 juta per bulan. "Tas ini sedang laris karena harga yang murah namun modelnya punya banyak variasi," ujar pria 29 tahun ini.

Menurut Rasyid model yang paling laris ialah model dompet. Tas model dompet ini biasa dipesan untuk suvenir acara, khususnya untuk acara pernikahan. Rasyid memberikan kiat. Menurut dia, walaupun persaingan belum terlalu ketat, namun variasi model menjadi salah satu cara jika ingin produk ini tetap laris. "Saya biasa menyediakan berbagai variasi desain tas supaya tetap menarik minat pembeli," ujar Rasyid.

0 komentar:

Post a Comment