Sunday, November 27, 2011

Banting Setir dari Kontraktor, Joko Darmono Sukses Usaha Angkringan

Untuk menjadi seorang pengusaha memang dibutuhkan semangat juang tinggi dan kerja keras. Meskipun gagal, namun semangat berjuang tidak boleh padam. Itulah yang terjadi pada Joko Darmono, pria paruh baya asal kota kuliner, Solo ini, tetap berusaha meskipun modal yang ada semakin menipis.

Awalnya, pria yang kini berusia 42 tahun ini, merantau dari kota asalnya ke Jakarta . Di Jakarta, dia mengadu nasib dengan membuka usaha kontraktor gedung dan perumahan. Namun, peta persaingan usaha yang sudah didominasi nama-nama besar, membuat perusahaan yang di gagas Joko tidak bertahan lama.

“Saya dulu sempat membuat usaha kontraktor, namun kolaps karena banyak pemain besar di sana. Lalu saat itu saya hanya mempunyai uang cash Rp400 ribu. Saya berpikir dengan uang sedikit seperti itu mau usaha apa? Alhamdulillah saya dikasih keahlian memasak dan memutuskan untuk membuat usaha angkringan ini,” imbuh Joko.

Joko terbilang memiliki usaha angkringan di Jalan Mochamad Kahfi 2 Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. “Saya kan berasal Solo dekat dengan Yogyakarta makanya saya usaha ini karena memang sangat jarang warung makan seperti ini dari Jakarta ,” ungkap Joko ketika berbincang kepada okezone, belum lama ini.

Angkring, warung makan asal Jogjakarta ini memang sangat berbeda, karena penjualnya menjajakan makanan dan minuman hanya dengan gerobak dorong, namun hal itulah yang jarang sekali dijumpai di Jakarta . Angkringan dalam bahasa Jawa, berarti duduk santai.

Selain murah, kualitas rasa pun tak kalah dengan restoran mahal yang ada di pusat-pusat perbelanjaan. Karenanya, gerobak dorong tersebut hanya ditutupi kain terpal dengan suasana remang-remang membuat angkringan ramai dikunjungi remaja maupun orang tua.

Menggunakan ilmu padi, makin berisi makin merunduk, Joko yang sudah merasakan pahit manisnya perjalan usaha, memilih untuk tidak mengekspose dirinya dengan pemberitaan di media. Padahal, dia mengaku beberapa media telah mengajukan untuk meliput angkringannya tersebut, namun ditolaknya, karena tujuannya memang bukan untuk menjadi selebritis warung makan.

“Pernah dulu mau diliput sama lima media tapi saya menolak,” demikian pengakuannya. Lantas, kenapa kini dia mau membeberkan liku-liku kehidupannya.? “Karena Anda merupakan pelanggan saya. Jadi saya tidak mungkin menolak apapun permintaan pelanggan,” akunya sambil tertawa.

Dari hasil angkringan ini, Joko dapat meraup untung sebesar dan berhasil membuat lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan tiga karyawan yang berasal dari tempat lahirnya. “Alhamdulillah saya bisa meraih untung kurang lebih Rp30 juta-Rp40 juta dan mempekerjakan tiga karyawan yang merupakan tetangga di kampung saya,” ungkap Joko.

Ke depannya, Joko berniat untuk membuka cabang di setiap daerah Jakarta . Namun, dia tidak menetapkan target pastinya ekspansi bisnisnya ini. Karena, saat ini dia hanya fokus untuk mengembangkan Angkringan yang dibangun susah payah ini. “Target ke depan memang ada niat untuk membuka cabang, namun belum tahu kapan terealisasi karena sampai saat ini saya fokus disini terlebih dahulu,” jelas Joko.

Makanan Khas

Angkringan ini banyak menjual makanan dan minuman, namun yang paling khas adalah Sego Kucing dan Kopi Joss. Sego kucing dengan sambel cabai Jawa yang terasa pedasnya dan tersedia lauk ikan teri, ikan bandeng dan ati ampela yang dijual dengan harga Rp2 ribu per bungkus.

“Kalau kopi joss itu yang paling dicari di sini. Karena selain rasanya yang nikmat, para pengunjung juga penasaran dengan cara membuatnya. Awalnya kopi hitam biasa dikasih gula lalu diceburin arang. Kan bunyi joss tuh jadi dinamakan kopi joss,” jelas pria yang biasa dipanggil Pakde ini.

Namun, bukan itu saja menu andalannya. Angkringan miliknya mempunyai menu yang tak kalah spesialnya seperti roro mendut, ceriwis, semar mesem dan wedang jahe susu. “Kebanyakan saya menamakannya dengan nama-nama yang terasa khas Jawanya, seperti roro mendut. Ini sebenarnya dalam bahasa Indonesianya biasa disebut es buah dengan campuran fanta dan susu. Nah, semar mesem itu biasa disebut es jeruk campur susu. Kalau ceriwis, seperti roro mendut tadi tetapi campurannya Sprite,” kata Joko.

Tak Sekadar Angkringan

Pria yang lahir di Solo ini mengaku, dia kerap diundang ke pernikahan langganannya. Dia didaulat, lantaran Akringanya ini menjadi saksi bisu tempat pelanggan bertemu jodoh untuk pertama kalinya. Para artis ibu kota yang sedang syuting di daerah dekat dengan angkringan juga banyak yang gemar makan di warungnya. “Alhamdulillah banyak yang kasih undangan ke saya, dan ternyata sama-sama pelanggan angkringan ini,” tuturnya seraya tertawa.

Warung makan yang diberi nama Angkringan Sumber Urip ini memiliki arti Sumber Kehidupan yang membawa keberkahan dan kerahmatan bagi para pengunjung warung makan ini. “Semoga kehidupan pengunjung angkringan ini seperti sesuai dengan namanya,” harap Joko.

0 komentar:

Post a Comment