Thursday, November 3, 2011

Laba miniatur kereta kencana dari perak melaju kencang

Perak merupakan logam yang memiliki daya pikat tersendiri. Selain digunakan sebagai berbagai produk perhiasan, perak juga menjadi bahan baku suvenir seperti miniatur kereta kencana. Kerumitan pembuatannya sebanding dengan harga yang tinggi. Perajin bisa mengantongi omzet
Rp 50 juta per bulan.

Kerajinan perak Yogyakarta memang sudah tersohor di seantero negeri ini. Salah satu produk suvenir berbahan perak adalah miniatur kereta kencana. Selain awet, penggunaan bahan baku perak juga memberi nilai keindahan tersendiri.

Nagins Jewellery, produsen perak asal Kota Gudeg, menjual miniatur kereta kencana. Ada dua produk kerajinan kereta kencana yang mereka tawarkan, "Kereta kencana yang dibuat di tempat kami adalah kereta dengan bahan perak murni dan semi perak atau campuran dengan tembaga," kata Misbahul Munir, pemilik Nagins Jewellery.

Misbahul mengatakan, pembuatan kerajinan kereta kencana lima atau tujuh kuda berbahan perak murni dengan panjang 30 sentimeter (cm) sampai 40 cm memerlukan waktu dua sampai tiga pekan. Sedangkan kereta kencana berbahan baku campuran tembaga dan perak membutuhkan waktu dua pekan.

Eddy Prasetyo, pemilik Dede's Silver di Yogyakarta, bisa membuat 10 sampai 20 kereta dengan panjang rata-rata 70 cm saban bulan. "Jumlah itu bisa berlipat jika pesanan melimpah di Desember atau waktu serah terima jabatan," ujar Eddy.

Pembuatan kereta kencana perak diawali dengan mencairkan kristal perak dan membuatnya menjadi lempengan. Lempengan ini lantas diukir untuk membuat karakter. Perak cair dibuat benang perak seukuran kawat. Proses selanjutnya adalah menggabungkan lempengan yang telah diukir dengan bagian yang lain hingga membentuk kuda dan kereta kencana.

Mahalnya harga perak di pasar membuat perajin harus memutar otak untuk tetap memproduksi kerajinan dengan harga terjangkau. Kemunculan miniatur kereta kencana dengan campuran tembaga sebagai solusi.

Selain murah, suvenir kereta kencana berbahan campuran tembaga dan perak ini juga lebih ringan. Harga kereta kencana berbahan campuran ini bisa sepersepuluh dari harga suvenir perak murni. Jika dengan perak murni harganya bisa sampai Rp 15 juta, suvenir campuran tembaga buatan Misbahul harganya Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Adapun Eddy menjualnya dengan harga Rp 1,2 juta-Rp 1,5 juta.

Miniatur kereta kencana dengan campuran tembaga hanya menggunakan sepuhan perak sebagai sentuhan akhir. Jika untuk membuat kereta kencana dengan perak murni memerlukan satu kilogram perak, kereta kencana dengan bahan baku campuran tembaga memerlukan sekitar 15 gram perak.

Menurut Misbahul, kereta berbahan perak murni ini memang lebih sedikit peminatnya ketimbang yang berbahan campuran tembaga. Ia menjual lima sampai delapan item, dengan omzet penjualan Rp 16 juta per bulan. Jika musim liburan tiba penjualannya melonjak menjadi Rp 36 juta.

Eddy bisa mengantongi omzet Rp 10 juta sampai Rp 12 juta per bulan untuk kereta kencana berbahan baku tembaga dan perak ini. Namun, jika digabung dengan kereta yang berbahan perak murni, omzetnya bisa mencapai Rp 50 juta.

0 komentar:

Post a Comment