Sunday, November 27, 2011

Waralaba minimarket jadi Pilihan

Ada uang berlebih dan ingin "mengembangbiakkan" uang sekaligus jadi "entrepreneur" yang siap mengambil risiko dan secara sosial ingin membuka lapangan kerja? investasi di bisnis waralaba minimarket adalah pilihan. Balik modal ya harus sabar, butuh waktu 2,5 tahun hingga 3 tahun. Kalau lebih dari itu, evaluasi komprehensif perlu dilakukan!

Lihat saja di pinggiran Kota Tangerang Selatan, Banten, seperti Jalan Pamulang Dua yang panjangnya tidak lebih dari 3 kilometer. Indomaret versus Alfamart, yang dahulu hanya berkompetisi seberang-se-berangan, kini sudah terlihat ada yang bersaing body contact, tepat bersebelahan. Total di sepanjang jalan itu sudah ada delapan minimarket tersebut

Pudjianto, Wakil Presiden Direktur Alfamart, secara gamblang menjelaskan, investasi membuka Alfamart me-. miliki banyak cara. Hitungan lokasi, katakanlah tempatnya adalah sewa standar rumah toko, minimal dua ruko selama lima tahun saja, biayanya mencapai Rp 300 juta. Itu dengan asumsi sewa per tahun Rp 60 juta.

Renovasi dan perizinan mencapai Rp 150 juta hingga Rp 200 juta Ditambah lagi peralatan komputer kasir, meja kasir, rak toko, dan perangkat lainnya mencapai Rp 150 juta. Kemudian, imbalan waralaba (franchise fee) serta biaya pembukaan toko dan pernak-pernik lainnya sekitar Rp 100 juta Paling tidak, investasi awal mencapai Rp 600 juta hingga Rp 750 juta

"Balik modal investasi tergantung lokasi dong. Kalau penjualan bisa mencapai Rp 10 juta per hari, balik modal bisa 2,5 tahun hingga 3 tahun. Itu sudah dihitung biaya operasional. Kalau lebih dari kurun waktu, misalnya 4 tahun, kita mesti evaluasi besar-besaran untuk mendorong pemasaran," kata Pudjianto.

Meski terkesan agak sulit, gerai Alfamart yarig berbentuk waralaba terbukti bisa sekitar 1.700 unit. Sekitar 5.600 unit atau 70 persen dari total toko dikelola Alfamart sendiri. Pengembangan bisnis ini pun dilakukan dalam bentuk operator mandiri. Dalam hitungan kurun waktu tertentu, gerai baru bisa dimiliki si operator. Ini mirip pengemudi di sejumlah perusahaan taksi. Pengemudi itu menjadi karyawan, lalu menyetorkan hasil penjualan, H-n doioin Kurun waktu tertentu, mo-bil taksi menjadi milik si sopir.

Tak kehabisan akal, pengelola Alfamart yang gerah dihadang ribut-ribut perizinan toko ritel pun mengembangkan peluang bisnis dalam format gerai binaan Alfamart (OBA). Model ini memberikan kepastian pasokan dan pemilihan barang sesuai permintaan mayoritas konsumen. Konsumen pun terjamin oleh identitas Alfamart dalam memperoleh produk bermutu.

"Nah, model ini hanya butuh investasi rata-rata Rp 5 juta hingga Rp 10 juta untuk sekadar meng-upgrade (meningkatkan peringkat) toko, tanpa mengubah nama toko aslinya Dalam tiga tahun, kami sudah memiliki 90.000 OBA. Dari jumlah itu, sekitar 70.000 yang aktif," kata Pudjianto yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia.

Tak berbeda jauh. Indomaret pun memiliki keunikan dalam investasi. Terlebih pada pengembangan inovasi belanja satu pintu (.one stop shopping) ritel yang menjadi unggulan. Mulai dari penjualan pulsa dan listrik prabayar, tiket kereta api, tiket konser musik, hingga menjual CD musik eksklusif Indomaret. CD Kla Project, misalnya, dalam 35 hari penjualannya mampu mencapai 50.000 keping.

"Jadi, bukan hanya melayani kebutuhan konsumen sehari-hari. Zaman sekarang kita tidak bisa hanya melihat pesaing di depan atau samping kita karena sikap ini hanya akan membuat kita melihat terus-menerus ke belakang," kata Direktur Marketing PT Indomarco Prismatama Wiwiek Yusuf.

Model investasi terdiri dari, pertama, franchise yqng lokasinya diten-tukan investor. Tentunya, ada survei terlebih dahulu agar minimarket itu dapat sesuai dengan target penjualan ataupun proses balik modal. Kedua, model pembukaan toko dengan metode ambil alih (.take over). Artinya, lokasi dan toko milik Indomaret dapat dikerjasamakan operasionalnya. Dalam waktu tertentu, orang yang menjalankan bisnis (franchisee) ini dapat memiliki toko ita

Hitung-hitungan investasi toko baru, di luar bangunan, meliputi imbalan waralaba {franchise fee) lima tahun, biaya awal dan promosi pembukaan, perizinan, renovasi dan tambahan daya listrik, serta peralatan elektronik dan non-elektronik. Investasi dibedakan dalam bentuk 45 rak jualan yang mencapai Rp 320 juta, sedangkan sebanyak 55 rak mencapai Rp 370 juta.

Berdasarkan pengalaman Indomaret, investasi tersebut baru balik modal sekitar 3 bulan hingga 3,5 tahun. Itu bisa diraih jika penjualan rata-rata Rp 9 juta-Rp 10 juta per hari. Kekuatan ritel juga bertumpu pada sistem distribusi. Tentu, sekali lagi, lokasi sangat menentukan. Dari 5.827 gerai kami, sebanyak 38 persen milik franchisee, sedangkan selebihnya, 62 persen, justru dikelola dengan model toko take over. Dari tingkat kegagalan bisnis, saya melihat dari survei, hanya di bawah 5 persennya kok," ujar Wfwiek.

Semua pemilik bisnis waralaba tetap sama-sama berpendapat, bisnis pasti mengandung risiko. Tidak ada satu pun yang bisa menjamin keberhasilannya tanpa pengembangan inovasi pemasaran yang kreatif. Terlebih, bisnis ini semakin menjadi pilihan dan terus menjamur ke sejumlah daerah.

0 komentar:

Post a Comment